Sudah satu Bulan Queen berada di Jerman menemani masa kehamilan Shofi karena keadaan Shofi yang sangat lemah.
Aurora tak masalah sang Bunda lama di sana karena Aurora tak perlu pusing bertemu sang papa.
Aurora kembali menjalani aktivitas nya seperti biasa. Dalam satu bulan ini ia baik-baik saja bahkan keadaan pun baik.
Tak ada kedua orang tuanya membuat Aurora leluasa melakukan segala hal tanpa takut di curigai.
Terutama sang papa yang selalu menyelidiki apapun yang ia lakukan.
Bahkan bekerja lembur pun Aurora tak masalah karena tak ada sang Bunda yang mencemaskan ya.
Langit biru telah berubah menjadi jingga membuat Aurora nyaman menatap dalam keatas sana.
Hari ini Aurora pergi menuju sebuah proyek yang ia bangun. Seperti biasa Aurora akan menyetir sendiri dan menyuruh Dom pergi ke lokasi terlebih dahulu.
Awalnya Dom menolak karena jalan cukup jauh tak mungkin Dom membiarkan nona muda Al-biru kelelahan tapi nampaknya Aurora sangat kukuh.
Dari Jakarta menuju Tangerang Banten membutuhkan waktu satu atau dua jam karena tempat pembangunan proyek itu sangat jauh dari kota.
Rencananya mereka akan menginap di sebuah villa milik sang pemilik tanah yang sekarang sudah menjadi milik perusahaan Aurora.
Dom sendari tadi melirik jam pergelangan tangannya. Ini sudah hampir jam lima harusnya Aurora sudah sampai sejak jam empat lalu.
Berkali-kali Dom menelepon takut Aurora nyasar atau apa. Tapi tak ada satupun panggilan yang terjawab. Bagaimana panggilan itu terdengar sedang Aurora sedang asik melakukan aksinya.
Ya, Aurora menjalankan mobilnya bak pembalap profesional sudah lama Aurora tak melakukan aksi heroik ya.
Tanpa banyak yang orang tahu jika Aurora hobi menjinakkan mobil.
"Ahhh, bahagianya!!!"
Teriak Aurora terus memacu mobilnya kencang dengan keadaan jalan yang sangat sepi.
Aurora melewati jalan yang jauh dari penduduk dengan banyaknya pepohonan rindang namun Aurora menyukai itu.
Aurora tersenyum lepas bisa lagi melakukan aksinya tanpa peduli pada Dom yang semakin cemas karena ia tak kunjung datang.
Cittt ...
Bunyi nyaring gesekan ban dengan aspal membuat Aurora semakin semangat membelokan mobilnya.
Tanpa Aurora sadari di belakang mobilnya ada sebuah mobil melaju kencang juga seolah mobil tersebut tak bisa di kendalikan oleh sang pengendara.
"Sittt!"
Umpat Aurora terkejut ketika sebuah mobil hitam mematahkan kaca spionnya.
Karena kesal Aurora mengejarnya tanpa tahu jika mobil tersebut kehilangan rem.
Seseorang yang ada di dalam mobil hitam tersebut berusaha mengendalikan mobilnya yang sudah di sabotase oleh seseorang.
Awan berbondong-bondong berkumpul membentuk gumpalan hitam menyeramkan. Suasana nampak mencengkam dengan suara guntur yang mulai terdengar seperti nya akan turun hujan.
"Sial!"
Bentak Aurora menginjak rem ketika mobil tersebut di paksa menubruk sebuah pohon di depan sana karena takut malah merenggang nyawa orang lain.
Brak ...
Hantaman kencang membuat penduduk di ujung sana terkejut dengan nyaringnya guntur yang menyembur.
Aurora mengatur nafasnya yang naik turun melihat mobil hitam di belakang sana. Antara menolong dan tidak! Kenapa lagi-lagi Aurora di hadapkan dengan masalah seperti ini.
Brak ...
Aurora membanting pintu mobil tanpa sadar jika ia belum mencabut kunci mobilnya hingga tanpa sengaja mobil dirinya terkunci dari dalam.
Aurora berlari menuju mobil hitam tersebut dengan tetesan hujan yang mulai berjatuhan.
Sekuat tenaga Aurora berusaha membuka pintu mobil tersebut karena melihat seseorang menggeram sakit.
Aurora sedikit takjub orang tersebut sangatlah kuat hingga tak sampai pingsan padahal keningnya berdarah.
Deg ...
Aurora sesat terpaku melihat orang yang mengemudi itu antara terkejut dan tak percaya kenapa lagi-lagi ia di pertemukan.
Bruk ...
Orang tersebut berusaha keluar hingga jatuh tepat di bawah kaki Aurora yang terdiam saking terkejutnya.
Aroma ini!
Batin sang Lord sekilas menatap Aurora yang membantunya duduk bersandar di mobil.
Wajah Aurora sangat tak bersahabat entah kenapa sangat mengutuk takdirnya kenapa harus orang yang sama yang ia tolong.
Namun jiwa Dokter berkobar melihat ada luka tembak membuat Aurora mengepalkan kedua tangannya kuat.
Hujan semakin deras membuat Aurora tak mungkin menolong sang lord di bawah guyuran hujan.
"Tuan apa anda masih bisa berjalan!"
"Hm,"
"Kita harus cari tempat berteduh untuk mengobati luka anda!"
"Hm,"
Aurora menggeram tertahan karena sang Lord hanya bergumam saja.
"Bagaimana ini kenapa mobilnya tak bisa di buka!"
Panik Aurora susah payah membuka mobilnya namun sialnya tak bisa. Di saat kepanikan menghantam dada Aurora sang lord terlihat biasa saja seolah tak peduli dengan lukanya.
Aurora mengedarkan pandangannya mencari rumah atau apapun untuk berteduh karena tak mungkin mereka terus berada di bawah guyuran hujan apalagi sang lord mulai memejamkan mata namun Aurora tak membiarkan itu terjadi.
Dengan susah payah Aurora memapak berat badan sang lord karena tubuhnya dua kali lipat lebih besar dari tubuh Aurora sendiri.
Mata Aurora berbinar melihat gubuk (saung) di ujung sana dengan kekuatan penuh Aurora terus memapahnya sampai tiba mereka di sana.
"Hey tuan, jangan mati!"
Pekik Aurora tertahan menepuk wajah sang lord yang ingin memejamkan kedua matanya akibat luka tembak dan luka di kepalanya.
Sungguh Aurora tak habis pikir bagaimana bisa manusia satu ini masih hidup dalam keadaan begini. Aura nya sangat kuat membuat Aurora harus hati-hati seperti nya sang lord bukan orang sembarangan.
Aakhh..
"Tuan bertahanlah!"
Aurora mulai kelimpungan mencari apapun untuk bisa menghentikan darah yang mengalir di kepala dan juga perut sang lord.
Seperti nya sang lord kehabisan darah hingga terlihat lemah bahkan wajahnya sudah pucat pasih dengan mata yang se-inchi lagi menutup.
Srak ...
Aurora terpaksa merobek kemejanya menjadi dua bagian guna mencegah pendarahan di kepala sang lord dengan satu bagian lagi Aurora belit kan di pinggang sang lord.
"Bertahanlah!"
Cemas Aurora merasakan demam di tubuh sang lord bahkan wajah tampannya sudah pucat seputih kapas.
"Apa yang harus ku lakukan ya Tuhan!"
Aurora di Landa panik, bingung, cemas dan sedih bercampur jadi satu kenapa ia harus di hadapkan dalam situasi seperti ini.
Tak ada alat atau obat untuk bisa menyembuhkan sang lord. Jiwa dokter Aurora menjerit jangan sampai orang yang ia tolong mati begitu saja.
"Bertahanlah tuan, semoga ada mobil yang lewat!"
Cemas Aurora terus mengusap tangan sang lord yang terasa dingin dengan suhu tubuh tak normal.
Aurora seorang dokter ia tahu apa yang harus ia lakukan di dalam keadaan darurat ini tapi Aurora ragu melakukannya.
Pikiran Aurora sangat buntu tak bisa berpikir jernih di saat seperti ini.
"Maafkan saya, ini harus saya lakukan!"
Srek ...
Aurora mengoyak baju sang lord hingga terbelah dua menampakan dada bidang dengan perut kotak-kotak seksinya. Sesaat Aurora terpaku baru melihat tubuh menggiurkan seperti ini. Namun otak waras Aurora dengan cepat bekerja.
Aurora langsung membawa tubuh lemah ini kedalam pelukannya hanya ini satu-satunya cara agar demam di tubuh sang lord tak membeludak.
Untung saja di gubuk itu ada sebuah jubah usang entah punya siapa menjadikan selimut untuk mereka berdua.
Sungguh miris mereka dengan Aurora yang tak tahan dengan gigitan nyamuk nakal menggigit kulit putih pulen Aurora hingga meninggalkan kemerahan.
Emmz ...
"Tuan kau jangan mati di sini!"
Ucap Aurora gemetar merasa takut bagaimana kalau nanti ia yang di salahkan.
"Apa yang sedang kalian lakukan!"
Duarrr ....
Bersambung ...
Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments