Bagian 9

...~ jika boleh sesekali ...

...aku ingin melawan, ...

...tapi saat aku...

...melakukannya entah...

...kenapa malah aku...

...yang penuh sesal ~...

...🌻🌻🌻🌻🌻...

Kringgggg kringggggggg

jam pelajaran telah selesai

" Sekali lagi ibuk ingatkan jangan lupa siapkan semua tugas kalian, ibuk permisi " ucap guru lalu meninggalkan kelas.

" Yun tadi darimana sih kok telat balik ke kelasnya ? " ucap Nisa penasaran dengan ku.

" Duhh si Nisa lebay banget sih lo, udah jawab cepat Yun biar dia ni anak ga heboh lagi " celetuk Sinta dari bangkunya.

" Aku ga dari mana-mana nis, cuma sakit perut aja jadi ya lamalah urusannya di toilet " jelasku sambil tersenyum.

" Ohh yaudah, aku pikir-pikir kamu kenapa-kenapa tadi atau digangguin si cupu anak IPA itu ".

" Udah jangan ngomong gitu ahhh ".

*Flashback saat di toilet*

" Lo dengerkan gue ngomong apa jadi ga usah ngelawan sama gue, ohh perlu kita kenal oke biar lo inget sama gue ".

" Chelsea Diandra, XII IPA 1 dan gue teman dekatnya Ghaza lo ngertikan sekarang maksud gue apa " ucap Chelsea dengan sombong.

Yuni berdiri dan menatap lurus ke arah Chelsea.

' aku mungkin belum tau nama kamu, tapi aku tau sekarang kalo kamu kakak tiri aku '.

" Jawab, jangan cuma bengong kayak orang bego lo " teriak Chelsea tak habis-habisnya pada Yuni.

" Ya sekarang aku tau akar permasalahan dari kemarahan kakak, ya kenalkan nama aku Yuni Lorenza X IPS 3 ".

" Hahah ternyata lo cuma anak IPS udah gue duga sih, modelan kayak lo itu anak bodoh, lemah ".

" Aku tidak ingin membuat masalah kak, jika ingin mari selesaikan dengan baik aku ada disini ingin sekolah bukan untuk membuat masalah ".

" Oke, tapi lo harus inget baik-baik apa yang gue ucapin ke lo " sahut Chelsea dengan tatapan tajam.

' aku tau kita cuma saudara tiri kak, tapi aku ga akan nyakitin atau balas dendam ke kakak karena ibu, ibu dan ibu ga pernah ngajarin aku buat jahat sama orang, bahkan orang yang udah nyakitin kita sekalipun '.

🌻🌻🌻🌻🌻

Tak ada yang berubah dari hidup ku saat ini, masih sama seperti kemarin ku harus kuat melangkah melewati semuanya.

Jika memang ku tak bisa bahagia, ku meminta mudahkan semua yang kulakukan untuk membahagiakan ibu tak ada yang lebih indah dan berharga di dunia ini kecuali ibu.

Di seberang jalan sebuah mobil masih setia memperhatikan Yuni.

' sepertinya aku tidak bisa berlama-lama lagi, aku tidak ingin melihat cucuku hidup menderita '.

Saat sampai di depan rumah aku berusaha menyembunyikan wajah lelah dan kusutku, karena aku takut ibu kawatir lagi padaku.

Jika aku tidak bisa membahagiakan ibu dengan hak yang lain, jadi setidaknya aku tidak memperlihatkan wajah lelah ku ini agar ibu ikut dan selalu tersenyum.

Ceklek (pintu terbuka)

" Nak ngapain berdiri didepan rumah, kok ga masuk ? " ucap Nilam menatap sang putri.

" Hahh itu bu, ga kok ga ada apa-apa cuma lagi praktekin adegan di drama bu, ya disekolah ada tugas drama gitu " sahut dengan senyuman dan menyalami tangan ibu.

" Ohhh yasudah, sekarang masuk ganti baju terus makan udah ibu siapin di meja, ibu mau nganter pakaian bi Hanum dulu ke rumahnya " jelas Nilam sembari menunjukkan pakaian yang sudah rapi dalam kantong plastik.

" Pakaian bi Hanum ? ibu jadi buruh gosok ? ".

" Ga nak, ini itu tadi bu Hanum bilang dia mau pergi liburan jadi dia minta tolong ibu bantuin gosok pakaiannya jadi ibu bantuin deh, yaudah sana masuk ibu pergi dulu ya ".

" Iya bu hati-hati ".

' Gimana aku ga sedih, aku lihat ibu harus berjuang gini buat aku sama ibu, ayah kenapa sih ayah tega sama Yuni tega sama ibu '.

Yuni hanya menundukkan wajahnya dan berjalan gontai menuju rumahnya.

**********

Langit senja begitu damai dan indah ketika di pandang, tapi kenapa hidup seorang gadis seperti Yuni tak bisa seindah langit senja.

Apakah rencana tuhan begitu indah, sehingga luka dan hal yang menyakitksn terus ia rasakan dari kecil hingga sekarang.

' aku merasa aku membenci kalian semua, dan entah kenapa ibu menyuruh ku untuk tetap baik pada kalian, tapi satu hal yang pasti kehadiran kalian tak lagi menjadi keinginan dalam hidupku '.

Beberapa pembeli berdatangan untuk membeli bakso Yuni dan ibunya, kembali senyuman manis terlukis diwajah Yuni.

Tapi bisa dipastikan jika senyuman itu tidak sungguh-sungguh manis dan indah.

🌻🌻🌻🌻🌻

" Heii Yuni, apa kabar ? " ucap Fero basa-basi.

" Baik kak Fero " sahutku dengan ramah ya layaknya junior pada senior.

" Ihhh ngapain sih lo pakai nyapa dia segala fer yang cantik banyak kali " sindir Gani.

" Hemm sepertinya lebih baik saya permisi dari sini kak, saya takut karena jika saya tetap disini nanti kakak-kakak harus ke rumah sakit karena sakit mata mendadak, sekali lagi saya permisi kak " ucap ku santai melewati mereka.

Rasanya sakit, sangat sakit tapi apa yang mau dikata itu penilaian mereka aku bisa apa.

' semangat wanita cantik menunggu kalian ' batinku.

" Kayaknya tu anak ga bisa kita remehin sih, kalian bisa lihat dan denger sendirikan gimana cara dia ngejawab dan ngeekspresiin jawaban dia saat direndahin " Zio membuka suaranya, ya karena tadi dia hanya membiarkan Fero dan Gani yang berbicara.

" Iya juga sih, gue udah ngerasain itu dari mpls kemarin " sahut Fero setuju dengan perkataan Zio.

" Alah palingan cuma gayanya tu anak biar ga kelihatan lemah didepan kita, udah cabut ".

Tanpa disadari mereka, ada sepasang mata yang telah memperhatikan mereka sedari awal percakapan mereka.

' ternyata bukan hanya Ghaza yang sudah mengenal dia tetapi teman-teman Ghaza juga, kita lihat saja nanti '.

Perpustakaan

" Haii Yun, aku boleh duduk disini " sapa Yugi sekaligus meminta izin untuk duduk dibangku yang terletak didepan Yuni dengan dibatasi meja baca.

" Duduk aja gi, inikan punya sekolah jadi bebas kalo punya aku baru aku bisa ngelarang kamu ".

" Oke " sahut Yugi yang kemudian dengan senyuman yang tak henti tertuju padaku.

" Kamu mau ngomong apa ? ada rencana apa ? " akupun meletakkan buku yang aku baca dan beralih menatap tajam Yugi.

" Ternyata kamu jago juga soal baca pikiran seseorang ya, Yun " ucap Yugi.

" Ngomong aja ".

" Iya-iya aku mau ngajak kamu jalan-jalan besok gimana, kan kita libur tu mau ga Yun, mau ya ".

" Ga, aku ga bisa dan ga akan bisa " jawabku final.

" Kenapa sih Yun ga bisa terus ".

' kayaknya aku bisa kasih penawaran lain ni buat dia '.

" Oke bisa ".

" Beneran Yun, aku senang banget makasih " Yugi sangat girang mendengar jawabanku, bahkan dia sempat akan memegang tangan ku.

" Jangan senang dulu apa syaratnya, dan kalo kamu tau syaratnya itu....... syaratnya.......... ".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!