Bagian 18

...~ mengalah bukan berarti kalah tetapi benar-benar lelah ~...

...🌻🌻🌻🌻🌻...

Yuni berjalan dengan pincang ya luka pada lututnya cukup parah, dan ada goresan-goresan kecil dikakinya.

' siapa yang tega melakukan ini padaku, padahal aku merasa sudah dengan baik bersepeda dan tadi jalanan juga sunyi. '

' sepertinya memang sengaja dilakukan oleh orang itu, semoga saja ada balasan untuk dirinya. '

*Flashback*

Braaakkkkkkk

" Wuhhhh yeahhhh akhirnya mampus tu si junior jelek sok-sokan sih " teriak key penuh kemenangan.

" Yeeeaahhh misi kita berhasil wuuuhhh " sahut Chelsea.

Gigi juga ikut tertawa dan senang tetapi ia juga sedikit memikirkan keadaan Yuni.

" Grils yakinkan dia ga parah jatuhnya, karena gue rasa itu kita keras banget tadi nyerempet dia " ucap Gigi membuat teman-temannya kesal.

" Apaan sih gi ngomong gitu, ya biarin ajalah lagian dia yang cari perkara sama kita kamu lupa " ketus Key.

" Iya gi, Lo kenapa sih peduli lo sama dia lebih baik lo peduli sama mobil gue yang pasti kegores tu gara-gara sepeda butut dia itu " timpal Chelsea.

" Yaudah terserah kalian aja. "

*************

' semoga aja ibu ga terlalu kawatir lihat aku gini. '

" Ibuuuuu Yuni pulang Bu. "

" Iya nak, ibu kawatir sama ka.... mu.... Yuniiiiii sayang kamu kenapa bisa begini " ucap Nilam histeris melihat kondisi sang putri.

" Ibu,  ibu tenang dulu aku gapapa cuma luka sedikit kok ibu tenang ya. "

" Luka kamu ga sedikit sayang, ini banyak pasti sakit banget kan duduk dulu baru kamu ceritain sama ibu sini tasnya ibu yang bawa. "

" Ibu, ibu tenang dulu ya tarik napas buang aku gapapa bu ya emang perih, sakit banget sih tapi sekarang udah mendingan karena udah diobatin kok Bu. "

Nilam mengatur nafasnya lalu memeluk sang putri dengan penuh kehangatan dan kasih sayang.

" Ibu punya punya kamu sayang, cuma kamu yang bisa bikin ibu tersenyum, ibu bahagia, dan ibu bertahan buat tetap hidup cuma kamu sayang ibu ga mau kamu sampai kenapa-kenapa " jelas Nilam dengan ditemani tetesan air matanya.

" Yuni juga Bu, ibu segalanya buat Yuni maafin aku bu kalo bikin ibu kawatir dan sedang, tapi aku minta ibu jangan nangis lagi ya " ucapku melepaskan pelukan lalu menghapus air mata ibu.

' aku yakin ada hal lain yang membuat putriku hingga harus menanggung hal seperti ini, tapi aku juga tidak tau. '

' apa aku harus menerima tawaran mama waktu itu. '

*Flashback*

" Aku mohon sama mama jangan ganggu aku sama putri aku lagi ma, kami udah cukup menderita aku juga ga bakalan nuntut dan ganggu kehidupan kalian lagi " ucap Nilam dengan nada sedikit tinggi.

" Mama tau itu Nilam, tapi mama hanya ingin meminta maaf pada kamu dan juga cucu mama Yuni. "

" Jika kamu mau, tinggallah bersama mama karena mama butuh kalian " Rumi memohon.

" Tidak ma, dan tidak mungkin mama melupakan mas Reno bagaimana dia dan keluarga baru mereka jika mengetahui hal ini, itu hanya akan memperburuk keadaan dan membuat aku serta putriku semakin menderit ma " sahut Nilam kekeh dengan pendiriannya.

" Reno ? keluarga barunya ?, andai kamu tau Nilam mereka tidak pernah mempedulikan mama bahkan Reno putraku sendiri, mereka terlalu sibuk dengan kehidupan mereka sendiri dan memperbanyak harta untuk kesenangan hidup mereka " jelas Rumi.

" Mereka sibuk karena ingin hidup bahagia ma, mama juga sudah punya semuanya bukan jadi mama sudah sangat bahagia sekali lagi maafkan Nilam karena tidak bisa menerima permintaan mama. "

" Nilam cukup hidup seperti ini saja ma asalkan selalu bersama Yuni putriku, kami sudah sangat bahagia ma kami tidak butuh yang lainya. "

" Baiklah jika itu pilihan kamu mama juga tidak bisa memaksa, tapi jika kamu berubah pikiran pintu dan tangan mama terbuka lebar untuk menerima kamu dan cucu kesayanganku, mama permisi " pamit Rumi lalu pergi dari rumah Nilam.

🌻🌻🌻🌻🌻

Keesokan paginya

" Nak udah bangun, ibu bantu ke kamar mandi ya jalan kamu masih agak pincang kakinya masih sakit ya " ucap Nilam masih kawatir dengan kondisi sang putri.

" Masih Bu, tapi sedikit kok ibu jangan kawatir ya Yuni juga minta maaf jadi nyusahin ibu sama kita ga jadi pergi jalan-jalan hari ini " ucapku sangat sedih.

" Sayang, kamu ga pernah nyusahin ibu dan buat jalan-jalannya gapapa yang terpenting itu keadaan kamu bukan pergi jalan-jalan, yaudah habis ini kita sarapan ibu udah siapin di meja makan. "

Kehangatan terlihat dan terasa di meja makan, meskipun hanya ada seorang anak perempuan dan sosok ibu tapi membuat mereka bahagia dengan hidup yang mereka miliki.

Suasana pagi di sebuah rumah mewah🏘️

Tok..... Tok.....

" Ghaza, sayang buka pintunya ini mama sayang buka sebentar ga " panggil Gia mama Ghaza.

Ceklek (pintu terbuka)

Eksperesi Ghaza terlihat malas dengsn rambut berantakan khas orang baru bangun tidur, tapi tetap saja tak mengurangi ketampanan yang ia miliki.

" Mama ngapain sih pagi-pagi pakai ke kamar aku segala tumben banget ? " ucap Ghaza ketus.

" Sayang maafin mama sama papa, mama papa tau kalau kita banyak salah tapi kamu jangan bersikap ketus gitu ke mama, kamu juga taukan kamu itu Abang jadi harus bisa jaga dan kontrol diri kamu sayang kasihan adek kamu Gia, sayang " jelas Gina panjang lebar.

" Mama langsung ngomong aja kalo ada yang mau diomongin " sahut Ghaza malas.

" Mama sama papa ada tugas ke luar kota, cuma satu minggu jadi mama mau pamit sama kamu, sama satu lagi untuk satu minggu ini mungkin Gia ikut sama mang Johari, satu lagi bibi juga izin pulang karena anaknya lagi sakit jadi kamu makannya beli aja ya sayang inget jangan sampai telat makan, mama pamit " jelas Gina mengelus bahu sang putra lalu keluar dari kamarnya.

' pergi aja pergi kalian semua dari hidup gue, ga ada satupun orang yang peduli sama gue. '

Jam menunjukkan pukul 10:00 WIB

Ghaza masih nyaman dalam tidurnya, ya ia kembali tertidur setelah menggerutu meratapi hidupnya penuh kemewahan tapi terasa sepi.

" Mamaaaaa papaaaa hiksssss mamaaaaa papaaaaa hikssssss " tangis Gia menuju kamar Ghaza.

" Aduh tu anak berisik banget sih " tidur Ghaza terusik dan membuat ia bangun lalu melihat keluar kamarnya.

Telah berdiri seorang gadis kecil perempuan yang berumur 7 tahun lengkap dengan seragam SD nya, dan tas yang ia seret.

" Aduh udah Lo ga usah nangis, Lo bakalan terbiasa sama hal begini udah jangan nangis lagi " ucap Ghaza berjongkok dan memeluk adiknya.

" Abang, Gia ga mau jauh dari mama papa bang " rengek Gia terus-terusan.

" Gue bilang udah ya udah, diam Gia jangan bikin gue marah diam ya adek, ohh iya mang Johari mana lo ikut sama dia kan " ucap Ghaza menggendong Gia dan turun ke lantai dasar rumahnya.

" Mamang johali ga ada bang " ucap Gia masih belum lancar mengucap rrrrr.

" Lo lawak ahh johali johali " ucap Ghaza dengan tawa singkatnya tiba-tiba.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!