Video Apa itu?

Rafa memeluk tubuh Alin sambil mengucapkan kata-kata yang menenangkan. Di saat itu, Santi baru saja datang. Dia melihat sang putri yang begitu rapuh dan butuh bahu sebagai tempat bersandar.

“Semoga Nak Rafa benar-benar tulus pada Alin,” gumam Santi. Wanita tua itu pun masuk ke dalam ruangan Naufal tanpa mengganggu Alin dan Rafa sedikit pun.

“Nenek, Mami kenapa?” tanya Naufal pada neneknya yang baru saja menutup pintu ruangan.

Santi menggeleng lalu mengelus anak berusia empat tahun itu.

“Nau suka sama Om Rafa?” tanya Santi penasaran.

Naufal mengangguk antusias. “Suka, Nek. Om Rafa baik banget, suka beliin Nau mobil-mobilan.”

Santi tersenyum mendengar jawaban dari cucunya. Semoga saja, dengan restu Naufal, Alin mau menerima cinta Rafa.

**

Di tempat lain, Kenzi baru saja sampai di rumahnya. Di sana, sudah ada sepasang suami istri yang menunggu kedatangan pria berwajah dingin itu.

“Kenzi, kemari, Nak. Papa beri tahu, malam ini ikut Papa makan malam dengan keluarga Laura,” ucap Narendra pada putra satu-satunya itu.

Kenzi berdecak malas. Namun, dia tetap duduk di dekat di dekat pria yang dia hormati itu.

“Pa, aku hanya menganggap gadis itu sebagai adik. Tidak lebih,” sahut Kenzi. Pria dingin itu terlalu blak-blakan mengenai perasaan. Baginya, jika dia meneruskan perjodohan ini, maka yang paling sakit dan menderita adalah Laura sendiri. Karena dirinya tak akan pernah bisa mencintai gadis itu.

“Kamu masih mengingat wanita miskin itu?” tanya Audi—ibunya.

Narendra menghela napas lelah, ketika sang istri mengungkit wanita itu.

“Jika kamu masih mencintai dia, kenapa kamu melepaskan dia? Papa sudah bilang, Papa sudah setuju denganmu waktu itu meski dia bukan dari kalangan atas. Meski dia wanita biasa-biasa saja. Tapi kamu sendiri yang melepasnya, kan. Lalu kenapa sekarang kamu tak bisa memiliki kehidupan baru, dengan wanita lain?”

Narendra benar-benar frustasi dengan sikap anaknya ini.

“Pa, wanita miskin itu tak pantas. Itu sebabnya Kenzi melepas dia. Sudah benar tindakan Kenzi waktu itu,” sela Audi.

Kenzi terdiam mendengar pertikaian kedua orang tuanya.

“Baiklah, Pa. Kalau kalian masih bersikeras menjodohkan aku dengan Laura. Aku akan ikut makan malam dengan kalian.”

“Akan aku perlihatkan pada kalian, seperti apa sebenarnya Laura itu,” batin Kenzi.

Setelah mengatakan itu, dia pun pergi ke kamarnya untuk mengambil beberapa barang penting yang tertinggal. Dia kembali ke rumah itu memang jika ada sesuatu yang penting saja, selebihnya dia selalu tinggal di apartemen pribadinya.

**

Malam harinya, Kenzi sudah bersiap hendak makan malam di restoran yang sudah dipesan oleh keluarga Laura. Dia sengaja memakai baju yang sederhana tapi tetap terlihat elegan dan mewah.

“Siapkan video yang kuminta,” ucap Kenzi pada Alex.

“Baik, Bos.”

“Putar ketika kita semua makan malam, dan pastikan tidak ada kesalahan sedikit pun.”

Kenzi mengepalkan tangannya. Dia sungguh tidak pernah menyangka bahwa Laura—gadis yang selama ini terlihat polos dan lugu, justru merencanakan kejahatan pada Alin.

Ya, dia sudah mengusut tuntas mengenai percobaan pemerkosaan yang terjadi pada Alin beberapa waktu yang lalu. Dia benar-benar kaget ketika mendapatkan video, Laura yang sedang memberikan obat pada pelayan malam itu.

Di dalam mobil, Kenzi melihat ke arah luar. Matanya menjadi begitu waspada ketika melihat sosok yang dia kenal tengah makan malam di pinggir jalan dengan seorang pria.

Kemarahan muncul tiba-tiba. Alex yang menyadari udara sekitar tiba-tiba jadi mencekam pun menoleh, melihat ke arah pandangan mata Kenzi.

“Waduh, Nona Alin lagi makan sama siapa itu? Kok, mesra banget makan malam di pinggir jalan. Kayaknya mereka pasangan yang serasi,” ucap Alex pelan.

“Tutup mulutmu sebelum aku sobek!” seru Kenzi marah.

Alex terhenyak kaget mendengar ucapan bosnya. Apa salahku? Aku kan hanya mengeluarkan pendapat, batin Alex.

Atau jangan-jangan, sebenernya bos menyukai Nona Alin?

Alex masih bertanya-tanya dalam hati, hingga akhirnya suara Kenzi menginterupsi.

“Kau mengemudi seperti keong! Cepat sedikit!” bentak Kenzi marah. Gara-gara Alex mengemudikan mobil terlalu lambat, dia harus melihat sosok Alin yang bermesraan dengan pria lain. Dia tak terima.

Sesampainya di restoran, Alin beserta keluarganya sudah menunggu dengan wajah yang berseri-seri. Bagaimana mungkin mereka tidak berseri-seri, putri mereka akan dijodohkan dengan pria yang kaya dan berpotensi seperti Kenzi. Bahkan, mereka dengan sengaja menyewa satu restoran malam ini, agar terlihat berwibawa di depan Kenzi dan orang tuanya.

Kedua orang tua Kenzi juga tampak bersemangat. Mereka memang sudah lama ingin Kenzi menikah lagi, terutama Narendra. Sebab, dia ingin segera menggendong cucu.

“Maaf sedikit terlambat, sopirku mengemudi dengan lelet,” sindir Kenzi pada Alex yang setia berada di sampingnya.

Alex memang asisten pribadi Kenzi yang sangat setia. Mereka bertemu lima tahun yang lalu, saat Kenzi mulai merintis usahanya. Meski mereka sangat dekat, Alex belum mengetahui bahwa Alin adalah mantan istri Kenzi.

Selama ini, dia hanya menerima perintah tanpa bertanya tujuannya apa atau kenapa.

“Sudahlah, wajar kalau kau terlambat, Nak. Kamu masih muda tapi sangat sibuk. Kamu bisa datang ke sini saja, kami sangat senang,” sahut ayah Laura.

Laura sejak tadi hanya diam sambil memperhatikan wajah Kenzi yang setiap harinya bertambah tampan.

“Duduk di sini, Zi,” ucap Laura manja. Kenzi tak banyak bicara, dia langsung duduk di samping Laura.

Hidangan makan malam sudah tersedia di atas meja. Kebanyakan makanan ini adalah makanan kesukaan Kenzi. Keluarga Laura benar-benar serius mempersiapkan segala sesuatunya.

“Alex!” Kenzi mengangguk lantas memberikan aba-aba lewat matanya. Tiba-tiba, sebuah video muncul di depan restoran yang biasa untuk band yang manggung di sana.

Di dalam video tersebut, terlihat sosok Laura yang sedang memberikan sejumlah uang pada pelayan dan empat orang laki-laki berwajah bengis.

Laura memelototkan matanya. Dia tak percaya, bagaimana mungkin ada video itu? Dia yakin saat itu sudah mencari tempat yang aman.

“Video apa itu?” tanya Narendra.

“Papa dengar saja sendiri,” jawab Kenzi tenang.

Laura semakin gugup dan khawatir. Dia melirik ke arah Kenzi yang tenang.

“Bagaimana mungkin? Apakah rencana aku kemarin gagal? Tapi, kenapa ... kenapa mereka bilang rencana mereka berhasil.”

“Sedang memikirkan apa, Laura? Sedang memikirkan, kenapa para bawahanmu itu tidak bicara yang sejujurnya?”

Jantung Laura seperti akan copot ketika mendengar ucapan Kenzi yang tepat sasaran.

Di dalam video itu, menampilkan Laura yang mengucapkan rencananya pada keempat pria bengis itu.

“Kalian harus memperkosa wanita ini, setelah itu, suntikan ini padanya,” ucap Laura.

“Apa ini, Bos?”

“Ini cairan orang yang memiliki penyakit HIV, makanya kalian harus berhasil. Nanti aku akan kasih bonus,” ujar Laura dengan wajah tak berperikemanusiaan.

“Baik, Bos. Kamu mengerti,” ucap keempat pria itu.

“Kamu, tugasmu adalah melarutkan obat perangsang ini ke minuman Alin. Aku tau, kamu juga nggak suka kan sama wanita itu. Jadi kamu harus berhasil. Pastikan dia meminumnya!”

Pelayan itu adalah salah satu pelayan dari kafe Rafa yang juga iri hati pada Alin. Dia begitu senang ketika mendapatkan tugas untuk mencelakai Alin.

“Papa yakin, akan menjodohkan aku dengan wanita keji seperti dia?” tanya Kenzi pada Narendra.

Terpopuler

Comments

ciara_UwU

ciara_UwU

Suka banget sama buku ini. Jangan lupa update terus ya!

2023-07-20

0

Anrai Dela Cruz

Anrai Dela Cruz

Terharu banget!

2023-07-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!