Mencari tahu pekerjaan Alin

"Cari tahu di mana wanita itu bekerja!" perintah Kenzi pada Axel asistennya.

Axel memicingkan matanya. "Untuk apa? Bukankah Bos sudah tidak peduli padanya?"

Kenzi tersenyum sinis. Tangannya mencengkram foto yang dia dapatkan lima tahun lalu. Foto Alin tengah berpelukan dengan sosok pria yang selalu menjadi saingannya sejak kecil.

"Kau tidak diizinkan bertanya. Lakukan saja perintahku!"

"Ba-baik!" Axel segera pergi dari ruangan itu.

Sementara Kenzi menatap foto yang ada di tangannya dengan tatapan tajam. Dadanya bergemuruh. Kemarahan muncul lagi dalam hatinya.

"Berani-beraninya wanita ini mengkhianatiku."

Tak lama kemudian, seorang gadis cantik mengetuk pintu ruangan Kenzi. Sosok yang sangat anggun dan manis di mata semua pria. Namun, bagi Kenzi gadis ini hanya sekedar adik kecil yang selalu meminta perhatiannya. Dia segera masuk ke dalam ruangan setelah Kenzi menyahut dari dalam.

"Ada apa, Laura?"

"Kenzi, kau tahu kan Nenek beberapa hari lagi ulang tahun. Aku mohon, antarkan aku cari hadiah untuk dia. Please!"

Wajah Laura yang mungil itu terlihat sangat kasian. Membuat Kenzi tidak tega untuk menolaknya.

"Baiklah. Makan siang sambil cari hadiah. Sekarang aku masih bekerja!"

Tanpa aba-aba, Laura berlari ke arah Kenzi lalu mencium pipi pria itu. Kenzi belum sempat menghindar, dia tertegun sejenak dan justru malah teringat pada sosok Alin semalam.

"Ken. Aku jadi tambah sayang sama kamu!" ucap Laura manja.

"Sudahlah, jangan ganggu aku. Aku masih bekerja!"

"Baiklah, baiklah!" Laura keluar dari ruangan itu dengan wajah yang berseri-seri. Dia sangat senang ketika melihat reaksi Kenzi setelah dicium olehnya.

"Lima tahun, Zi. Aku sudah menantikan hatimu selama lima tahun," gumam Laura.

Gadis itu beranjak menuju ruang kerjanya. Ya, dia sangat beruntung bisa bekerja di perusahaan AK Production milik Kenzi sebagai salah satu staf penting. Lebih beruntung lagi, dia adalan anak sahabat orang tua Kenzi.

Sosok Kenzi begitu dingin. Banyak wanita yang mengagumi dirinya, tapi hingga sekarang dia belum memiliki kekasih lagi. Alin … wanita itulah satu-satunya wanita yang pernah menempati hati Kenzi.

Banyak pula yang menyebar rumor bahwa Kenzi homo, itulah sebabnya dia hanya menikah sebentar lalu bercerai. Bahkan, orang-orang belum sempat mengetahui siapa mantan istri Kenzi saat itu. Sebab, dulu Kenzi belum seterkenal sekarang.

Sekarang Kenzi memiliki banyak usaha. Usaha di bidang kuliner, perhotelan bahkan agensi artis.

Kenzi telah berjanji pada Laura akan mengantarkan gadis itu mencari hadiah, sehingga dia bekerja lebih cepat dari biasanya agar bisa berlama-lama di mall. Kenzi sangat hafal dengan sifat perempuan, mereka – para perempuan tidak akan puas berada di pusat perbelanjaan selama satu jam.

"Zi, ayo!" seru Laura ketika Kenzi keluar dari ruangan. Rupanya gadis itu sudah menunggu di meja asisten sambil mengobrol dengan Alex.

"Bos, ini data yang anda perlukan," ucap Alex sambil menyerahkan data yang diinginkan oleh Kenzi tadi pagi.

"Kerja bagus," puji Kenzi. Dia pun segera membuka data-data itu kemudian tersenyum sinis.

"Ayo, Kenzi!" Laura segera menggandeng tangan Kenzi mengajaknya menuruni lift.

"Kita belanja di SBA Mall saja," ucap Kenzi tiba-tiba.

"Hah? Itu kan bukan mall mewah, Zi. Memangnya kita bisa dapat apa di sana? Aku mau cari hadiah untuk Nenek, loh," ujar Laura.

"Di sana ada barang berharga," jawab Kenzi dengan suara yang rendah. Ya, di sana adalah tempat Alin bekerja.

***

"Mari … Silakan masuk. Silakan! Silakan, Kak, silakan, Tuan!"

Alin menggunakan kemeja putih dipadukan dengan rok hitam selutut, tampak elegan dengan qb mama 309

Senyum manis terukir di wajahnya yang rupawan. Dia berjaga di toko sepatu dengan merk yang cukup terkenal.

Senyum ramah yang dipancarkan wajah Alin seketika menghilang ketika matanya melihat ke arah pria itu. Pria tampan yang penuh pesona namun tampak menyebalkan di mata Alin.

Sementara di sampingnya, ada seorang gadis cantik yang sangat manja. Menggandeng lengan dan begelendotan mesra.

Melihatnya, Alin merasa sangat mual.

"Silakan, Tuan, Nyonya," ucap Alin kemudian tersenyum. Dia berusaha bersikap profesional ketika bekerja.

Laura awalnya heran mengapa Kenzi mengajaknya ke sini. Sekarang dia tahu, ternyata ada wanita ini di mall ini. Dada Laura seketika menjadi panas karena cemburu.

"Aku mau cari sepatu wanita yang paling bagus untuk usia depalan puluh tahun. Tolong carikan," ucap Laura ramah. Dia harus terlihat baik di depan Kenzi, ya, hanya di depan Kenzi.

"Baik," jawab Alin lalu bergegas ke arah rak sepatu yang tampak sederhana tetapi elegan.

"Yang ini sangat nyaman dipakai untuk lansia. Bahannya ringan, orang yang mengunakan ini tidak akan muah terpeleset karena terdapat bahan khusus di bagian bawahnya …." Alin terus mempromosikan sepatu itu dengan lancar.

Kenzi yang melihatnya hanya terdiam meremehkan.

"Gimana, Zi? Cocok?"

"Hm, ambil saja." Kenzi menjawab pelan. Kemudian, tiba-tiba rencana jahat hadir di benak pria itu.

"Sekarang carikan aku sepatu yang kokoh, dan bagus." Matanya menatap tajam pada Alin.

Wanita bermata sipit itu hanya bisa menghela napas, lalu mengantarkan Kenzi ke arah rak yang berisikan sepatu laki-laki. Kembali, dia mempromosikan merk sepatunya. Sayang, Kenzi seolah tidak tertarik sama sekali.

"Kalau semua pelayan toko di sini seperti kamu, dijamin toko ini akan segera bangkrut," ucap Kenzi sinis.

Laura mengepalkan tangannya. "Kenapa, Zi? Kenapa kamu masih melihat ke arah wanita ini? Aku tahu, kamu ke sini untuk melihatnya, bukan?" sesal Laura di dalam hati.

Alin hanya bisa meminta maaf dan memanggil teman pelayan yang lain untuk menggantikannya.

"Silakan Tuan diantar teman saya yang lebih profesional dan baik. Permisi," ucap Alin lalu pergi begitu saja dari hadapan Kenzi.

Alin berjalan dengan cepat menuju toilet. Matanya mulai memanas, entah apa yang membuat dia merasa ingin menangis.

"Sudahlah, sudah. Untuk apa sakit hati. Dia sudah lama hilang dari hatimu, Alin!" Alin menyemangati dirinya sendiri. Ketika kaki Alin hendak melangkah, tiba-tiba seseorang mencekalnya.

Brak!

Alin terjatuh hingga menabrak meja yang ada di sana. Dahinya terluka dan mengeluarkan sedikit darah.

"Wanita ular! Kenapa? Kenapa kau masih berani muncul di hadapan Kenzi? Bukankah sudah kubilang lima tahun yang lalu. Kenzi tidak akan pernah bisa bahagia jika hidup denganmu."

Wanita yang mencekal Alin tidak lain adalah Laura. Wanita yang sangat terobsesi pada Kenzi.

Alin meringis kesakitan. Namun, dia tak mau terlihat lemah di hadapan wanita ini.

"Aku sudah menjauh darinya selama lima tahun. Aku yakin dia juga sudah melupakanku. Lalu, kenapa kamu masih takut? Takut dia kembali ke sisiku? Kamu gadis yang cantik, Laura. Kenapa? Kamu belum berhasil mendapatkan hatinya?"

Jawaban Alin benar-benar menyentil hati Laura. Benar, apa yang Alin katakan memang benar. Dia belum bisa masuk ke dalam hati Kenzi sampai saat ini.

Terpopuler

Comments

Ryoma Echizen

Ryoma Echizen

Author keren! Jangan pernah berhenti menulis ya, saya tak sabar menunggu kelanjutannya!

2023-07-14

2

yukio_gchs

yukio_gchs

Lanjutkan kisahnya segera ya, thor

2023-07-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!