Kesehatan Pria satu - satunya kepercayaan dari Meilin itu pun sudah lumayan pulih , dan Dokter sudah memberi ijin untuk pulang ke Rumah.
Namun, kesehatannya belum sepenuhnya membaik , Pria tersebut masih tetap harus chek up ke Rumah Sakit setiap minggu .
Pria itu hanya bisa melakukan kegiatan kecil di rumah , Olah Raga misalnya . Atau sebelum tidur....
pasti bermain Piano dengan Gadisnya itu.
Pukul berapa ntar kamu pergi sayang ?" tanya Maminya , ketika mereka sedang serapan bersama dimeja makan , keesokan harinya , sepulangnya Albert dari Rumah Sakit.
Pukul sebelas siang mi ." jawab Meilin
Sepertinya Albert mewariskan hobby musiknya pada anaknya.
Ketika Meilin baru menginjak usia tiga tahun , ia sudah terlihat jatuh cinta pada Musik , terutama Piano .
Piano adalah salah satu alat musik yang cukup populer di Dunia . Alat musik ini ternyata sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.
Bagaimana sejarah penemuan piano ini?
Penemu Piano Berasal dari Italia.
Penemu Piano bernama Bartolomeo Cristofori . Orang Italia yang lahir pada 4 Mei 1655 dan wafat pada tahun 1731. Sebelum menemukan piano , Cristofori bekerja untuk Nikolo Amati , seorang pembuat biola yang terkenal di Italia . Lalu diusianya yang ke-33 tahun , Cristofori bekerja untuk bangsawan besar Italia , Prince Ferdinando de Medici.
Piano Pertama di Tahun 1720
Saat Cristofori bekerja untuk Prince Ferdinando de Medici , ia mendapatkan ide untuk menciptakan Piano , yang bisa menggabungkan antara keindahan dan kekuatan nada . Alat musik ini nantinya diharapkan dapat dimainkan untuk mengiringi lagu - lagu yang berirama pelan , cepat , atau pun keras.
Dengan dukungan Prince Ferdinando de Medici , sejak tahun 1700 Cristofori pun mulai merancang alat musik yang diinginkannya itu. Lalu ditahun 1720 , Cristofori berhasil menyelesaikan dan merealisasikan idenya untuk membuat Piano.
Banyak yang kagum setelah melihat hasil karyanya , salah satunya adalah seorang jurnalis Italia bernama Scipione Maffei , dan tentunya juga Meilin , sigadis belia. Scipione Maffei menyebut alat musik ciptaan Cristofori itu dengan nama gravicembalo col piano e forte . Artinya adalah sebuah tali harpsichord dengan papan tuts yang lembut dan menghasilkan alunan nada yang keras.
Ketika Meilin yang masih Balita melihat sang Ayah bermain Piano , ia pun ikut juga dengan menekan balok - balok hitam putih pada benda tersebut . Dan tampak kedua orang tuanya mendukung penuh kesukaan wanita itu pada musik.
Albert mendatangkan langsung sebuah Piano istrumen buatan Russia untuk Putri tercintanya itu . Dan juga Gitar dari Portugal.
Hari-hari Meilin dihabiskan hanya untuk bermain musik jika Weekend atau sepulang sekolah .Tentunya ia juga tetap gemar berenang disore hari . Tidak ketinggalan , sang Ayah pasti selalu mengantarnya kekolam renang , tempat biasa ia berenang . Kegiatan itu biasa ia lakukan jika orang tuanya tidak berpergian Keluar Negri atau Keluar Kota . Prianya itu pasti menyempatkan sedikit waktu untuk mengantar Putrinya tersebut.
Dimata pria itu Meilin tetaplah masih seorang anak kecil , yang belum bisa untuk dilepas sepenuhnya.
***
Selesai serapan pada pagi itu , Meilin pun bersiap - siap mengemas barang - barangnya yang akan dibawa ke pestival.
Pukul tiga sore , Bus dari pihak penyelenggara tersebut menjemput Meilin . Ia mengikuti pestival musik seprovinsinya , yang diadakan di Luar Kota tempat tinggalnya.
Gadis cantik itu pun sudah menunggu dipintu Gerbang pada Komplek Perumahan mereka.
Memakan waktu seminggu Meilin berada diluar kota.
Sekembalinya ia ke rumah , ia tidak menemukan seorangpun disana.
Wanita itu berpikir "mungkin Mami , Papi dan Mbak Yanti sedang berbelanja ke Mall atau sekedar jalan-jalan"
Meilin yang baru tiba dirumah tidak ambil pusing akan hal itu . Setibanya dirumah Ia langsung beranjak untuk mandi . Setelah selesai membersihkan dirinya , ia langsung kekamar untuk istirahat . Sesaat ia langsung terlelap.
ishhh , sudah gelap rupanya ." guman Meilin , ketika tiba - tiba terbangun karena mendengar Azan Mahrib dari Masjid yang tidak jauh dari Rumahnya.
Kemudian ia bangun dan menyalakan semua lampu , kemudian berjalan kearah telepon rumah , mencoba untuk menghubungi Ponsel Maminya , melalui telepon rumah tersebut
Dijaman yang sudah terlihat modern ini , setiap orang sudah pasti memiliki Handphone . Namun wanita penyuka musik itu belum juga memiliki benda pipih tersebut . ya.. begitulah cara orang tuanya mendidik Meilin dengan cara mereka . Dan Meilin tidak keberatan akan hal itu . Baginya Handphone tidaklah begitu penting.
Sehingga jika teman- teman satu kelasnya ingin menghubungi nya , sekedar ingin bertanya soal Pekerjaan Rumah , atau yang dikenal dengan sebutan "PR", terpaksa harus menghubungi wanita berparas cantik itu melalui Telepon rumah.
Di seberang sana Maminya menjawab
"Hallo"
Hallo mi , mami dimana ? kok belum juga pulang ?" tanya anaknya tersebut.
iya sayang , maaf.
Mami lupa meninggalkan pesan dirumah ." sahut wanita itu.
Pukul berapa mami pulang ? " tanya Meilin lagi , segera ingin tau .
Begini sayang...dua hari yang lalu papimu kembali masuk Rumah sakit nak , karena tidak sadarkan diri lagi . Jadi ..Mbak Yanti ikut serta menemani Mami sayang . Bahkan Sampai sekarang Papimu belum jga sadar sayang . itu sebabnya Mami tidak ingat meninggalkan pesan untukmu sayang , karena mami terburu - buru saat itu ." menerangkan pada Meilin.
(Biasanya jika Mami dan Papinya pergi beserta Pengasuhnya , Maminya selalu menulis Pesan melalui Kertas , dan meletakkannya di Meja makan . itu sudah menjadi kebiasaan mereka).
Gimana mi ? Dokter bilang apa ? " tanya Melin buru - buru , dengan mata yang sudah berkaca kaca dan bibir yang bergetar.
Tadi hasil Lab papi sudah keluar nak ." jawab wanita itu lagi.
Papi harus kita bawa berobat ke Singapore sayang , dikarenakan peralatan medis disini tidak lengkap . Pihak Rumah Sakit sedang mengurus semua Dokumennya sayang ." Maminya menerangkan lagi.
Mi...apakah Meilin boleh ikut , please ?" rajuk Meilin pada maminya .
Tidak sayang...kamu harus sekolah . Jika papi mengetahui kamu tidak sekolah , ia akan sangat marah dan kecewa padamu . " jawap maminya.
Meilin akan ke Rumah Sakit mi ." pinta Meilin lagi dengan menahan tangis.
Iya sayang , tetapi besok saja ya , setelah kamu pulang sekolah . Ini sudah malam , jam besuk sudah tidak ada lagi ." jawap maminya .
Baik mi , jangan lupa makan ya mi ." pintanya lagi dengan sangat.
Iya sayang , terima kasih.
Kamu juga ya , besok serapan dulu baru berangkat sekolah .
Kamu harus vocus belajar nak , sebentar lagi kamu ujian ." pinta maminya diujung telepon.
Iya mi ." jawap Meilin singkat.
Sungguh Meilin tidak bisa tertidur . Ia terus menerus memikirkan papinya .
Betapa tidak , satu minggu Meilin meninggalkan rumah , karena mengikuti pestival musik tersebut . Ia berharab setibanya dirumah akan bercerita pengalamannya mengenai pestival musik tersebut , ia sungguh tidak sabar akan hal itu. Namun semua diluar dugaannya.
Kerinduannya tidak terobati.
Walaupun sudah biasa Ayah dan Ibunya meninggalkannya sampai berminggu - minggu , tapi ntah mengapa , saat ini ia benar - benar hanya ingin bersama kedua orang tuanya itu.
Ya Tuhan...seandainya aku tidak ikut ke Pestival itu , pasti aku bisa merawat Papi sepulang Sekolah.
Mami pasti tidak memiliki waktu untuk merawat papi . Semenjak Papi sakit , Mami mengambil alih semua pekerjaan ." guman Meilin dalam Hatinya.
Argghhhhh....aku memang tidak berguna ." bisiknya lagi , dengan suara yang hampir terdengar.
Kasihan Mami , ia harus bekerja dan juga merawat papi ." gumannya lagi dalam hati. Dan kini bulir - bulir air bening pun keluar dari Bola Mata Coklatnya , membayangkan betapa berat hari - hari yang sedang dijalani Maminya sekarang.
Ia tidak bisa tertidur , karena memikirkan Prianya tersebut.
Sampai akhirnya matanya menyerah juga , dan ia kemudian terlelap.
Keesokan sorenya sepulang sekolah , ia langsung ke Rumah Sakit.
Ia sudah membawa persiapan baju ganti dari rumahnya.
Sesampainya di Rumah Sakit , wanita itu bertanya langsung pada Front Office.
Maaf Suster , saya ingin membesuk pasien yang bernama Pak Albert !" tanya Meilin dengan gusar.
Tunggu sebentar ya Mbak ? " pinta Suster.
Meilin menunggu dengan harap - harap cemas.
Mbak..." terdengar suara sang suster memanggilnya.
Iya suster ." jawapnya lagi.
Pak Albert sudah diterbangkan ke Singapore tadi pagi pada pukul sebelas Mbak , karena keadaannya yang sudah memburuk ." kata - kata sang suster tersebut bagai pedang yang menusuk Ulu Hatinya.
Tidak tau apa yang tengah dipikirkan oleh Meilin.
Ia hanya terdiam . Mulutnya seolah - olah tidak menemukan kata - kata lagi untuk berbicara menjawab suster tersebut.
Ia mematung , terenyak.
Mbak ...
Mbak..." sapa sang Suster.
Iya sus ." jawabnya kaget.
Baiklah sus , terima kasih ." katanya lagi.
Dengan hati yang sangat berkecamuk , Meilin langsung pulang ke rumah nya . Dengan perasaan hancur dan sangat sedih .
Keadaannya sungguh tidak baik , ingin rasanya ia berteriak.
Wajar Maminya tidak memberi kabar padanya , karena memang ia tidak memiliki Ponsel.
Sesampainya d rumah , ia membuka pintu utama pada rumah tersebut , ia sudah mendapati Mbak Yanti disana.
Mbak..." sapa Meilin pada Mbak Yanti yang tengah mengepel lantai.
Iya mel ..." jawap Yanti , yang sudah tiba dirumah sedari pagi.
Kemudian mereka berdua mengobrol panjang kali lebar mengenai keadaan Papinya Meilin.
Ibu bilang Meilin harus tetap sekolah ya , selama Ibu di Singapore ." kata Yanti , menyampaikan pesan dari Tuannya itu.
Baik mbak ." jawap Meilin menunduk , menahan tangis.
Mbak , Papi baik - baik saja kan ?"tanyanya dengan mata berkaca - kaca.
Iya Mel , Bapak pasti baik - baik saja , Berdoa ya ." sahut pengasuhnya itu , menenangkan Meilin , kemudian mengusab lembut rambut remaja yang diasuhnya itu , diasuh dari ia dikandungan Ibunya.
Meilin spontan memeluk wanita itu dengan sesenggukan , melampiaskan tangisnya.
Ia sudah menganggap pengasuhnya tersebut seperti kakaknya sendiri , segala keluh kesahnya tampa ragu ia sampaikan pada wanita itu.
Pengasuhnya itu tau betul sifat Meilin yang begitu rapuh , dan juga cengeng.
Karena dari Meilin masih berada dikandungan Ibunya , sang pengasuhnya tersebut sudah ikut bekerja pada mereka . Hingga bayi mungil itu lahir . Dan tentunya ia masih bekerja pada keluarga Albert itu sampai sekarang.
Bahkan Mbak Yanti lebih faham sikab dan sifat Meilin dibanding kedua Orang Tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Ifa Al Fariz
seru thor
2020-05-21
0
Ifa Al Fariz
seru thor
2020-05-21
0
Ifa Al Fariz
seru thor
2020-05-21
0