Suatu pagi General Manager Hotel memanggil Meilin keruangannya .Tepat ketika Meilin sudah Sebilan Bulan bekerja di Hotel itu.
Aduhhh...salah apa yang sudah kuperbuat ?"pikirnya , tidak tenang.
Perasaan aku tidak melakukan kesalahan apa pun !" berontak hatinya lagi , sambil berjalan perlahan.
Ia bertanya dan menjawap sendiri pertanyaannya , sembari tetap menyusuri lorong Hotel untuk mencari area Office sang General Manager tersebut.
Dan untuk kali pertama ini Meilin masuk kearea lorong itu.
Matanya tertuju kesemua arah . Tampak terlihat banyak lukisan disana , dan juga photo - photo menempel didinding lorong tersebut , ntah photo siapa.
Satu persatu ruangan itu ia lalui . Dan mulutnya pun komat kamit membanca nama - nama dipintu masing - masing pada ruangan itu.
Accounting , Manager , *** Manager ." bibir mungilnya Meilin berbisik-bisik membaca tulisan yang ada disetiap pintu ruangan yang dilewatinya.
Uuuffsshh ini ruangannya !" seru Meilin dalam hati , setelah membaca tulisan pada pintu itu , dengan detakan jantung yang semakin tidak karuan.
Tok...
Tok...
Tok....
Tangan mungil gadis itu mengetuk pintu ruangan General Manager tersebut.
Iya silahkan masuk ." sahutan dari dalam ruangan itu begitu sangat tegas , membuat hati Meilin semakin horror , tangannya pun sudah mulai berubah suhu.
Wanita muda itu pun membuka pintu tersebut , lalu masuk dengan hati berdebar- debar , layaknya orang yang sedang jatuh cinta.
Aduhh ...perutku mules..." bathin Meilin , sambil berjalan kedalam ruangan itu.
Silahkan duduk ." perintah General Manager nya.
Baik Pak , terima kasih ." sahut Meilin dengan lembut dan sopan , lalu ia pun duduk.
Mulai besok kamu bekerja sebagai Assistand saya , dan ruangan kamu tepat disebelah ruangan saya ." kata General Managernya itu lagi dengan nada tegas dan beribawa , tentu tetap tampa senyum.
Duuukkk.... " jantungnya seperti mau melompat , Meilin menganga.
Kamu baik - baik saja kan ?" ucap pria itu lagi , menatap serius pada wanita yang tepat didepannya tersebut , wanita dengan wajah bak orang i-di-ot itu .
Meilin masih terlihat diam membisu , ia kehilangan akal , dengan keringat dingin yang sudah membasahi bajunya.
Hallo..... " ucap pria itu lagi .
Tapi pak ?" ucapannya terhenti , masih dengan wajah i -di -ot nya.
Ya ada apa ?" sahut sang General Manager itu lagi , memandangannya dengan serius , membuat wanita didepannya itu semakin depresi.
Bapak mungkin salah orang,
saya tidak mengerti pekerjaan tersebut pak ." jawap Meilin cepat tampa titik koma , dengan suara sedikit meninggi.
Jantungnya serasa berhenti seketika , ketika mengatakan itu pada General Managernya tersebut.
Mengenai itu kamu tidak perlu kuatir , saya sendiri yang akan mengajari kamu dan saya tidak salah orang ." sahut General Managernya lagi dengan wajah datar , tampa senyuman . ketat....ketat banget dah pokok nya.😂😂😂😂
Baik baik pak ." jawap Meilin masih gugup dan bingung , sambil menelan air ludahnya.serat.
Sekarang kamu bisa keruangan sebelah . Silahkan kamu beres- beres ruangan itu sesuai keinginan kamu . Besok kamu mulai bekerja . Dan ini ada beberapa Dokument , kamu baca dan pelajari ." perintah General Managernya itu lagi dengan tegas.
Baik pak ." sahut Meilin masih gugup dan benar - benar bingung , serasa tiba- tiba kepalanya pusing.
Aduhh kenapa perut dan kepalaku kompakan sakit ya ? diwaktu yang sangat tidak tepat pula ." gerutunya dalam hatinya.
Meilin kemudian meraih Dokument tersebut. Yang terlihat sangat banyak bertumpuk pada meja itu . melihat Dokument itu pun membuat kepalanya tambah pusing dan sedikit mual.
Kemudian Meilin pun pamit pada General Manager itu , yang masih duduk dengan enjoy pada bangku kebesarannya tersebut.
Sebenarnya Dokument yang diberikan General Managetnya itu sangat berat , tetapi Meilin mengangkatnya seolah - olah beratnya cuma satu ons saja , sangking depresinya wanita itu .
Saya permisi Pak ?" pinta Meilin membukkukkan badannya.
Iya silahkan ." jawap General Manager itu , tetap dengan mimik datarnya , sedatar lantai pada ruangan itu.
Meilin pun keluar dari ruangan itu dan menutup kembali pintu General Managernya tersebut . Dan ia pun langsung melangkah keruangan sebelah , ruangan sebelah yang dimaksut oleh Robert , General Managernya.
Didepan pintu itu ada tertera tulisan "*** General Manager"
Dukkkk...hati Meilin berdegup ,
inikah yang akan menjadi ruangan kerjaku ?" pikir Meilin , dan kemudian membuka pintu.
Ya Tuhannnn... mimpi apa aku ?" gumannya lagi dalam hati , tentunya masih dengan jantung yang masih berdebar -debar , sembari masuk kedalam ruangan itu , dan memandang pada seluruh ruangan tersebut dengan terkesima.
Apakah pak General Manager itu ngelindur mungkin , atau salah orang ?" gumannya dalam hati , ketika ia masih berdiri tepat dibibir pintu ruangan itu.
Meilin belum bisa menguasai dirinya dari kebingungan tersebut.
Antara tidak percaya dan senang , itulah yang dirasakan wanita putih dengan tinggi ideal tersebut.
Terlihat semuanya yang ada dalam ruangan itu masih tertata rapi.
Meilin tidak berniat mengganti tataan yang semula didapatinya.
Hanya saja ruangan itu sedikit kotor dan berdebu.
Wanita berbola Mata Coklat itu pun kemudian duduk dibangku Assitand General Manager tersebut.
Ya....
sekarang bangku itu ...
ruangan itu....
adalah miliknya .
dibawah kekuasaannya.
walau ntah sampai kapan.
Like dan komennya jangan lupa ya teman - teman, itu adalah bukti dukungan teman - teman untukku terus berkarya. ma acihhh 😂😂😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Gita Bunga
mantul
2020-12-19
0
neng toyib
thanks
2019-11-25
1
Darwis Sihotang
karya anak bangsa. mantul
2019-11-25
2