"Hai, sayang," Daniel mendekat ke arah istrinya dan mencium keningnya. "Maaf aku agak sedikit terlambat. Sudah selesai belanjanya?" pandangannya tertuju pada troli belanja Jessica yang sudah penuh.
"Jess, kamu baik-baik saja?" tanya Daniel kembali bertanya sebab istrinya tak menjawab pertanyaannya dan justru terlihat melamun. "Ada apa sih?" ia menoleh ke kanan dan kekiri mencari penyebab wajah istrinya tak seperti biasanya.
"Ah tidak ada apa-apa," Jessica menggelngkan kepalanya. "Aku hanya lelah, berkeliling mencari oleh-oleh sebanyak ini. Kita pulang saja yuk!" ajak Jessica sembari mengarahkan trolinya ke kasir.
"Kau tak ingin mencoba kepiting di depan? Kata temanku kepiting di sana enak sekali." Daniel menggabil alih troli belanja istrinya dan membayarnya.
Jessica menggeleng. "Aku lelah, Daniel," dustanya, ia tak mau mengambil resiko berpalasan lagi dengan Rey, sehingga ia memilih untuk segera pulang. 'Kenapa dia ada di mana-mana seperti hantu?' Jessica merasa dunia ini begitu sempit, di mana ia melangkah secara tak terduga ada Rey.
"Ya sudah, kita pulang saja." Daniel membawakan semua barang belanjaan istrinya ke mobil, kemudian mereka pun langsung pulang.
Sejujurnya Jessica merasa bersalah pada Daniel dengan berpura-pura lelah, sehingga Daniel-lah yang memasak makan malam mereka dan membereskan barang belanjaannya. "Kau istirahat saja, sayang. Biar aku mengerjakan semuanya." Daniel mengecup bibir Jessica kemudian ia bergegas ke dapur.
'Kau benar-benar mengacaukan hariku, Rey.' gerutunya.
...****************...
Keesokan harinya Jessica kembali ke Jakarta, ia terpaksa mempercepat kepulangannya sebab ia mendapat kabar jika tekanan darah ibundanya kembali meningkat.
Sayangnya Daniel yang begitu sibuk tak sempat mengantarnya ke bandara, mereka berpisah di lobby apartement. Tapi tak masalah bagi Jessica harus ke bandara sendiri dengan taxi, ia sangat mengerti kesibukan suaminya.
Semuanya berjalan dengan lancar, dia bisa check in hingga masuk ke pesawat tanpa kendala. Hanya saja saat di pesawat ia kembali bertemu dengan Rey, dan sialnya ia bersebelahan dengan pria yang selalu ia ingin hindari.
"Kau benar-benar seperti hantu," gumam Jessica.
Rey tergelak. "Mungkin ini yang di namakan jodoh," ia semakin terpingkal-pingkal dengan ucapannya sendiri.
Sungguh ucapan Rey sam sekali tak membuat Jessica tertarik untuk tertawa, ia menoleh ke kanan dan ke kiri. "Di mana kru atau asistenmu? Aku tak ingin nanti tiba-tiba saja wajahku nongol di media karena ulahmu."
"Tidak ada, aku datang dan pulang sendiri," jawabnya. "Aku syuting iklan untuk produk Jepang, jadi mereka yang menyiapkan krunya."
"Tapi biasanya managermu ikut."
"Dia sedang sakit." Rey mencondongkan tubuhnya ke arah pembatas tempat duduk dan menatap Jessica lekat-lekat. "Kau semakin cantik, Jessie."
"Sudah kukatakan aku punya suami, jadi berhentilah menggodaku Rey!"
Rey terkekeh, tanpa Jessica beri tahu pun ia sudah tahu. "Aku hanya bilang kau cantik bukan mengajakmu kencan, lantas di mana salahnya?"
Jessica menghembuskan napas beratnya, kemudian berbalik menghadap Rey dan menatapnya tajam. "Rey, berhentilah menggangguku dan jangan pernah lagi muncul di hidupku." Jessica berbaring dan menarik selimutnya hingga menutup seluruh tubuhnya.
"Bukan aku yang merencanakan pertemuan kita, tapi semesta. Mungkin Tuhan mau kita menyelesaikan masalah kita yang belum selesai, sebelum akhirnya kita berjalan masing-masing."
Menyelesaikan masalah?
Perlahan Jessica membuka kembali selimutnya, kemudian ia duduk dan mengambil sebotol air mineral, lalu meminumnya. "Saat itu aku membaca berita online tentang kedekatanmu dengan lawan mainmu, awalnya aku tidak percaya dengan berita itu tapi melihatmu saat di wawancara dan kau mengecup pipinya membuatku di bakar api cemburu," ia menerawang jauh ketika Jessica masih menempuh pendidikannya di Amerika.
Usia yang masih begitu muda, jarak yang terbentang luas, serta berita negatif yang terus hilir mudik di sosial medianya tentang Rey membuatnya tak tahan lagi dan langsung memutuskan hubungannya dengan pria yang sudah tiga tahun menjadi kekasihnya. Jessica bukan hanya memutuskan secara sepihak tanpa mendengarkan penjelasan Rey tapi ia juga memblokir semua akses komunikasinya dengan Rey.
Jessica merasa Rey sudah mengkhianati cinta dan janji-janji mereka yang telah mereka sepakati dulu.
"Kamu tahu Jess, saat wawancara itu manager lamaku ada di depanku, dia terus melotot dan mengancamku. Dia selalu mengatakan ini demi rating sinetron yang tengahku bintangi." Rey mengusap wajahnya dengan kasar, andai saat itu dia tidak harus membayar hutang-hutang ayahnya tentu dia tidak akan melakukan settingan murahan itu.
"Hutang judi ayahku mencapai 5 miliar, dan ibuku sekarat di rumah sakit karena serangan jantung. Apa yang bisa aku lakukan selain terus menaikan rating sinetron itu dengan cara murahan seperti tadi?" ucapan Rey tajam namun ia sama sekali tak menaikan nada bicaranya. "Puncaknya adalah ketika aku harus mencari tambahan dana untuk transplantasi jantung ibuku, mau tidak mau aku menerima tawaran gosip jika aku menghamili penyanyi terkenal itu. Tapi itu semua tidak membuat ibuku tetap hidup, aku bukan hanya kehilangan ibuku tapi juga kehilanganmu."
Rey menghembuskan napas beratnya. "Setahun terakhir setelah hutang almarhum ayahku lunas, aku ganti manajement dan aku tidak lagi mau memainkan settingan murahan seperti itu. Aku ingin jadi aktor yang di kenal dengan kualitas dan karya bukan gosip."
Ya sudah setahun ini Jessica tidak lagi mendengar gosip apapun tentang Rey, tapi sayangnya ia sudah bertunangan dengan Daniel, pria yang ia jumpai secara tak sengaja di kedutaan Indonesia yang berada di Amerika. Saat itu Daniel tengah menangani project di Amerika dan mereka merayakan Natal bersama di sana.
Proses perkenalan yang begitu singkat, setelah kembali ke Indonesia mereka sepakat bertunangan dan beberapa bulan kemudian menikah.
"Aku tahu aku terlambat untuk menjelaskan ini semua padamu, Jessie.."
"Tidak, kau tidak terlambat. Aku lah yang menutup semua akses komunikasi sehingga kau tak memiliki kesempatan untuk menjelaskan," sanggah Jessica.
"Kamu enggak salah, Jessie. Aku yang salah..." ia mengulurkan tangannya dan mengelus wajah Jessica dengan lembut. Jessica mundur untuk menghindari tangan Rey. "Mari kita berdamai dengan masa lalu kita yang sudah lewat," ucapnya.
"Ya, kita berjalan di jalur kita masing-masing tanpa saling mengganggu," lanjut Jessica.
Sisa perjalanan mereka lalui dengan tenang tanpa saling bicara satu sama lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
⏤͟͟͞Rᵇᵃˢᵉ αииα 🅑αbу ՇɧeeՐՏ🍻
nah masa lalu harus diluruskan kalo masih ada kesalahpahaman biar tidak jadi bumerang dimasa depan
2023-08-11
3
🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤
Segitu banyak kah hutang ayah Rey sehingga dia tidak bisa berkutik untuk membayar hutang ayah ...
2023-08-05
2
🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤
Jessica pasti takut ketahuan jika nggak sengaja bertemu Rey...
2023-08-05
2