BAB 3

"Jangan bergerak dulu, kamu masih harus banyak istirahat," ucap Daniel.

Jessica merasakan kepalanya sangat pusing, namun ia berusaha untuk membuka matanya, ia meringis merasakan perih yang menusuk di sudut matanya. Jessica mencoba untuk duduk, tapi Daniel menahan bahu Jessica. "Kamu jangan banyak bergerak dulu, dokter bilang kamu masih harus banyak istirahat."

"Dokter?" tanyanya, sembari kembali mencoba membuka matanya, dan melihat sekeliling ternyata ia sudah berada di ruang rawat inap.

"Tadi kamu jatuh dari tangga," jawab Daniel.

Sesaat Jessica menatap mata Daniel, ada pancaran kekhawatiran dan rasa bersalah pada sorot matanya, kemudian di belakang Daniel sudah ada Claire dan suaminya yang juga terlihat mengkhawatirkan dirinya.

Jessica kembali memejamkan matanya, mengingat-ingat apa yang terjadi pada dirinya.

Handphoneku.

Kartu nama Rey.

Tangga.

Aku menyambar kemerjanya.

Suamiku mendorongku.

Aku bukan jatuh, suamiku sendiri yang mendorongku, dan ini sudah yang kedua kalinya dia mendorongku.

Jessica tak tahu seberapa cidera yang ia alami, namun ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya, tapi semua sakit di tubuhnya tak sebanding dengan rasa sakit di hatinya, mendapati fakta bahwa suaminya sendirilah yang membuatnya terjatuh.

Jessica menepis tangan suaminya, ia ingin Daniel pergi menjauh dari dirinya. "Kau mendorongku," ucap Jessica di sela tangisannya.

"Kamu jatuh sayang," Daniel mengelus kepala Jessica dengan lembut, Jessica bisa merasakan jika tangan Daniel gemetar.

"Aku sudah mendengar semuanya dari Claire, soal Rey yang datang ke butikmu tadi pagi."

"Daniel, aku memang sudah tidak ada apa-apa dengan Rey. Dia hanya memintaku membuatkan gaun pernikahan untuk adiknya, sehingga wajar saja jika dia memberikan aku kartu namanya, agar aku bisa mengirimkan sketsa gambarku kepadanya. Reaksimu sungguh sangat berlebihan, Daniel. Padahal kau belum mendengar penjelasanku, kalau kau memang tidak suka aku berbungan dengannya, aku bisa meminta Claire yang mengirimkan sketsa itu kepadanya," terang Jessica. "Sekarang kamu pergilah dari sini, aku tidak ingin melihatmu lagi."

Kata-kata Jessica membuat Daniel terkejut. "Kau sedang di rawat karena jatuh dari tangga. Aku tidak bisa meninggalkanmu, Jess. Aku ingin menemanimu."

"Tidak perlu! Aku tidak akan jatuh kalau bukan karena kamu yang mendorongku." Jessica memukul tangan Daniel. "Pergi kamu dari sini! Aku ingin cerai darimu," teriak Jessica. "Keluar! Keluar! Keluar....." 

Claire menyelinap dan memegang tangan Jessica. "Jessica, tolong tenang dulu." ia menoleh kearah Daniel. "Sebaiknya mas ceritakan kepada Jessica sekarang. Dia istri mas, dan berhak tahu tentang kondisi mas sebenarnya, jika mas tidak mau menceritakannya biar aku yang akan mengatakannya."

Daniel langsung mencegah adiknya. "Aku akan bicara dengannya."

Claire kembali membalik badan menghadap Jessica. "Please dengarkan cerita kakakku," pintanya. "Aku tahu kakakku sudah sangat keterlaluan, aku tidak memintamu untuk memaafkannya, tapi tolong dengarkan kakakku sekali ini saja."

Jessica diam sejenak, ia berpikir alasan apa yang ingin Daniel sampaikan. Tapi apa pun alasanya Jessica tetap merasa bahwa Daniel tidak sepatutnya meluapkan emosi berlebihannya kepada dirinya hingga membuatnya celaka.

Jessica mengangguk dan Claire melepaskan tangan Jessica, ia mempersilahkan kakaknya untuk bercerita kepada Jessica.

Daniel menatap Jessica dalam-dalam. "Jess, kau masih ingatkah dengan ceritaku tentang bocah lelaki yang meninggal akibat di bakar oleh adiknya sendiri?"

Jessica mengangguk, sembari mengingat-ingat cerita itu sebab Daniel menceritakan kisah itu jauh sebelum mereka menikah. 'Tapi apa kaitannya antara bocah itu dengan kejadian yang menimpa dirinya,' Jessica bingung.

Daniel menekan kedua telapak tangannya ke mata, menahan tangisannya. "Apa kau masih ingat apa yang kau katakan sewaktu aku menceritakannya?"

"Aku bilang, aku tidak bisa membayangkan dampak kejadian itu pada adik yang tak sengaja membakar kakaknya," jawab Jessica. "Dan kemudian kamu bilang 'Dia akan hancur seumur hidup.'" Jessica tiba-tiba merasa sedih jika mengingat cerita bocah malang itu.

"Jessica," ucapnya. "Kejadian itu benar-benar menghancurkannya. Aku tahu persis bagaimana perasaan anak itu... Karena sebenaranya cerita itu adalah cerita aku dan kakakku..."

Jessica sangat terkejut, ia sekan tak percaya dengan apa yang di sampaikan suaminya. Daniel memeluk Jessica dengan erat. "Aku membakar kakak, sekaligus sahabat baikku sendiri. Saat itu usiaku baru genap lima tahun, aku sama sekali tidak tahu jika yang aku pegang itu adalah pematik. Yang aku tahu benda itu tongkat sulap seperti yang ada di film kartun, namun orang tuaku meletakan di meja kamar mereka. Aku mengarahkan tongkat itu ke kepala kakakku."

Tubuh Daniel mulai berguncang, ia memeluk istrinya semakin erat. Meski Jessica masih marah pada Daniel, namun ia merasakan betul jika hati suaminya sangat hancur, ia mengusap kepala Daniel dengan lembut, kemudian mengecupnya.

"Waktu itu Claire masih berusia empat tahun, Ernest enam tahun. Saat kejadian, orangtuaku dan Claire sedang keluar, sehingga tidak ada yang mendengar jeritan kami, lalu..."

Daniel melepaskan pelukannya, dan berdiri. Hening cukup lama, karena Daniel masih belum sanggup untuk menceritakan kelanjutannya. Ia kembali duduk di samping Jessica. "Aku berusaha.." Daniel menunduk, menutup kepalanya dengan kedua tangannya.

"Aku berusaha memadamkan api namun dengan cepat api merambat dan menghanguskan organ vital dikepala kakakku."

Jessica di buat semakin terkejut mendengar kelanjutan cerita Daniel, ia menutup mulutnya yang mengaga dengan kedua tangannya.

Daniel kembali memeluk istrinya. "Aku menceritakan ini bukan untuk mencari-cari pembenaran atas perbuatan yang telah aku lakukan kepadamu tadi." ia melepaskan pelukannya dan menatap mata Jessica. "Tadi Claire memintaku untuk menceritakan peristiwa itu karena sejak kejadian itu, banyak hal yang tidak bisa aku kendalikan. Aku bisa mendadak marah, aku bisa mendadak pingsan. Sejak kejadian itu, hingga sekarang aku masih menjalani terapi dan meminum obat. Inilah kenyataan hidupku."

"Saat tadi kamu mengejarku, aku bersumpah, aku tak punya niatan untuk menyakitimu. Aku kecewa dan marah. Aku merasakan emosi yang sangat besar dalam diriku, aku tidak ingat dan tidak sadar ketika aku mendorongmu. Satu-satunya yang ada dalam pikiranku adalah menjauh darimu, aku ingin kau menyingkir dari hadapanku . Tapi aku lupa jika kita sedang berada di tangga, dan tenagaku jauh lebih kuat di bandingkanmu. Aku salah, Jessica. Aku salah."

Daniel kembali memeluk Jessica. "Kamu istriku, seharusnya aku menjadi pelindungmu dari orang-orang jahat di luaran sana yang ingin menyakitimu, tapi justru aku yang menyakitimu," ucap Daniel dengan putus asa.

Jessica memalingkan wajahnya dari Daniel, ia berpikir bahwa seharusnya ini tak seperti ini. Seharusnya ia tetap mengusir Daniel. Tapi kenyataannya ia masih membiarkan Daniel di sini dengan luka-luka di badannya akibat perbuatan pria yang seharusnya melindungi dan mencintainya.

Namun entah mengapa, hati Jessica berusaha mencari pembenaran atas apa yang terjadi. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan terisak, karena merasakan banyak kepedihan untuk Daniel setelah mengetahui apa yang terjadi pada masa lalu Daniel.

Daniel baru saja membuka rahasianya yang mungkin tak akan pernah ia ceritakan pada siapa pun, dia sedang berusaha keras menjadi orang yang lebih untukku. Ya, dia semalam memang dia membuat kesalahan, tapi sekarang dia ada di sini dan berusaha membuatku mengerti akan masa lalunya yang menyebabkan ia tidak memiliki kendali, dan aku tidak boleh menyamakan pernikahan orang tuaku dengan  pernikahanku, karena sebetulnya Daniel memperlakukan aku dengan sangat baik dan dia sangat mencintaiku.

Jessica menyeka air matanya. 'Aku istrinya, harusnya aku menolong pria yang kucintai. Dan aku percaya jika cinta kami cukup kuat untuk melewati ini,' gumamnya dalam hati.

Jessica mengelus kepala Daniel dengan lembut. "Aku percaya sama kamu, Daniel."

Daniel menghembuskan nafas leganya. "Terima kasih kau sudah mengerti dan memberiku kesempatan," bisiknya. "Aku butuh kamu untuk menolongku sembuh dari tekanan ini."

Dalam benaknya, Jessica merasa telah melakukan hal yang benar, ia akan berusaha semampunya untuk membantu Daniel.

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

msih kecil jd pembunuh

2024-03-15

0

bunda DF 💞

bunda DF 💞

mirip novel enough ya ka,, karya kk juga

2023-08-19

2

☠ᵏᵋᶜᶟ 🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ 🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

heeeem pernikahan kedua ortu Jessica penuh dengan KDRT donk

2023-08-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!