BAB 9

Secara bertahap Jessica dan Daniel mulai mengangkut barang-barang mereka ke rumah rumah baru mereka. Sebagai seorang suami yang tengah belajar menjadi suami siaga, tak segan-segan Daniel membantu istrinya mengemasi barang-barang pribadinya yang cukup banyak.

Jessica memiliki belasan tumpukan buku dan majalah seputar fashion, baik itu dari dalam maupun luar negeri dan tahun terbaru hingga tahun 60an, sehingga di rumah barunya itu Daniel membuatkan perpustakaan khusus untuk istrinya.

"Oh sayang, ini jangan di campur. Kau harus memisahkan pertahun terbitannya agar nanti aku mudah mencarinya jika membutuhkan ide atau refresi gaun jadul," Jessica meraih sebuah spidol, kemudian menuliskan periode tahun di luar kardus agar Daniel bisa langsung memasukannya.

"Maaf aku, tidak teliti" Daniel mendaratkan kecupannya di kepala Jessica sembari meraih spidol dari tangan istrinya. "Percayakan semuanya padaku, kau urus yang lainnya. Bukankah barang-barangmu masih banyak yang belum kau kemasi?"

Jessica melihat sekeliling yang masih nampak berantakan, Daniel benar dirinya lebih baik mengurus yang lainnya. "Baiklah, aku mau mulai dengan meja kerjaku."

"Jess, kemarin saat aku ke butik. Aku melihat seperti ada gaun pengantin milik Mommy terpajang di sana, kau yang membuatnya?" tanyanya penasaran sembari memasukan beberapa majalah tahun 80an ke kotak.

Jessica yang tengah merapuhkan alat gambarnya, mendongak dan menatap Daniel. "Ya, gaun itu terinspirasi dari gaun pernikahan mommy, aku bahkan beberapa kali konsultasi dengan Mommy. Temannya vintage, bagaimana menutumu tentang gaun itu?"

"Bagus, masih ada kesan modernnya," jawab Daniel. "Kau tahu setiap kali masuk ke butikmu lalu aku menemukan gaun pernikahan yang menarik, aku langsung membayangkan jika kau mengenakannya di altar."

Jessica tertawa terbahak-bahak. "Jadi sudah berapa kali kau membayangkan aku di altar dengan gaun yang berbeda?"

"Entahlah," Daniel mengangkat bahunya. "Tapi menurutku tatap gaun pernikahan kita duku yang terbaik, karena gaun itu memiliki memory yang sangat penting, yang menyatukan kita selamanya."

Jessic tersenyum manis ke arah Daniel sebelum ia kembali fokus mengemasi alat gambarnya. Diantara banyaknya tumpukan buku-buku fashion milik Jessica, Daniel menemukan satu buku romance.

Buku tersebut memancing rasa penasaran Daniel untuk membukanya, sebab sejak mengenal Jessica hingga sekarang tak sekali pun ia melihat istrinya membaca novel. "Sayang, sejak kapan kau mulai membaca novel romance?" Daniel membuka buku tersebut dan ia menemukan sebuah kartu ucapan di dalamnya.

Jessica mengerutkan keningnya tanpa menoleh ke arah Daniel, dulu saat masih sekolah ia memang menyukai novel-novel romanca, dan karena itu ia jadi memiliki cita-cita mempunyai rumah punggir pantai, sebab ada salah satu nivel yang dengan detail menceritakan keindahan rumah pinggir pantai. Tapi sejak kuliah di New York, ia sudah menyingkirkan semua novel-novel romancenya bersamaan dia menyingkirkan tentang Rey di dalam hatinya. "Aku tidak pernah membaca novel," ia masih belum menoleh ke arah Daniel.

"Segalanya terasa lebih baik saat bersama dirimu," ucap Daniel sembari membalik kartu ucapan tersebut untuk mencari tahu siapa pengirim buku itu. "Buku dari siapa ini Jess?"

Seketika Jessica menghentikan aktivitasnya, ia langsung menoleh ke arah Daniel yang tengah mengangkat buku itu untuk memperlihatkannya kepada Jessica.

'Itu buku dari Rey, tapi bagaimana bisa buku itu ada di sini?' batin Jessica, ia mengingat-ingat terakhir kali ia membuka buka itu.

Jessica ingat, setelah ia mebuka sekilas buku itu. Ia menaruhnya di tumpukan majalah fashionnya dan sebelum pulang dari butik Jessica sempat meminta asistennya untuk memasukan buku-bukunya ke paper bag untuk ia bawa pulang, dn kemungkinan buku itu terbawa.

"Jess?" Daniel melambaikan tangannya, melihat istrinya malah melamun bukannya menjawab pertanyaannya "Dari siapa buku ini?" ulangnya.

"Ah.. Itu... Dari teman lamaku," jawabnya gugup. "Dulu saat masih sekolah, kami sering membaca buku romance bersama-sama, dia pikir aku masih suka membaca novel sampai saat ini sehingga kemarin saat dia berkunjung ke butik, dia membawaku novel terlaris tahun ini."

"Siapa?"

"Nathalie," Jessica tak mungkin mengatakan jika buku itu dari Rey, ia tak ingin Daniel kembali marah padanya. "Dia ingin menikah bulan ini, sehingga dia menghadiahi aku novel agar aku menyeselsaikan gaunya terlebih dahulu dari pada gaun orang lain," dustanya.

Daniel tersenyum penuh arti. "Mungkin temanmu sudah hamil duluan," ia memasukan novel tersebut dalam kotak bersamaan dengan majalah fashion tahun 2000an, kemudian ia menutupnya dengan lakban. "Aku ke toilet dulu ya, kau mau aku ambilkan minum? Aku sekalian mau membuat pisang bakar keju, karena sepertinya aku butuh asupan energi untuk mengemasi barang-barangmu."

"Aku mau pisang goreng tepung, dengan coklat dan keju, serta satu gelas smoothies dingin, kalau kau tidak keberatan."

"Tentu saja tidak, aku akan membuatkan yang special untuk istriku tersayang." Daniel bergegas kelur dari ruang kerja Jessica dan pergi ke dapur.

Pisang goreng dan smoothies hanyalah akal-akalan Jessica agar Daniel bisa lebih lam berada di dapur. Begitu Daniel keluar dari ruang kerjanya, ia bergegas membuka kembali kotak yang berisi novel romance pemberian Rey.

Jessica mengambil dan menutup kembali kotak itu serapih mungkin agar Daniel tak curiga, kemudian ia menyelinap ke depan dan membuang novel itu ke tempat sampah. "Pergi kau dari hidupku," gumam Jessica sembari melempar buku itu tempat sampah dan menutupnya kembali.

Jessica bergegas masuk lagi ke dalam, namun saat ia menutup pintu depan dan berbalik ia berpapasan dengan Daniel. "Kau sedang apa, Jess?"

Wajah Jessica pucat, dalam benaknya bertanya-tanya, apakah tadi Daniel melihatnya membuang buku itu? "A-aku," Jessica mencoba menghilangkan rasa gugupnya. "Tadi aku mendengar ada suara motor berhenti di depan, aku pikir mamang paket, aku sedang menunggu skin care yang aku beli dari Korea. Kau sendiri?"

Pandangan Daniel tuun ke arah tempat sampah yang ada di tangannya. "Sebentar lagi mobil sampah lewat, jadi sebaiknya aku menyingkirkan semua sampah yang ada di dalam agar bisa di angkut sekalian."

Jessica merebut tempat sampah itu dari tangan Daniel. "Biar aku saja yang mebuangnya, aku mencium bau gosong dari dapur."

Daniel menepuk jidatnya. "Oh astaga pisang bakarku!" ia berlari menuju dapur untuk melihat nasib pisang bakarnya, sementara Jessica menghembuskan napas leganya "Untung saja," ia kembali keluar untuk membuang sampah tadi.

Saat Jessica keluar dari rumah, kebetulan sekali truk pengangkut sampah berhenti di depan rumahnya, ia memastikan truk itu membawa jauh pergi buku pemberian Rey.

Terpopuler

Comments

⏤͟͟͞Rᵇᵃˢᵉ αииα 🅑αbу ՇɧeeՐՏ🍻

⏤͟͟͞Rᵇᵃˢᵉ αииα 🅑αbу ՇɧeeՐՏ🍻

repot ya kalo punya suami over cemburu gitu..apa2 dicemburui..capeeekkk

2023-08-07

2

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

berbohong untuk kebaikan ya jesica

2023-07-17

2

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

bikin lelah pikiran

2023-07-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!