BAB 5

"Morning, Babe," sapa Daniel pada istrinya, sembari membuka gordeng. "Bagaimana keadaanmu? Apa lebih baik?"

Jessica menguap sembari meregangkan otot tubuhnya. Sejujurnya sekujur tubuhnya masih sangat sakit. "Kapalaku masih pusing," Jessica mencoba untuk duduk.

Daniel bergegas menghampirinya, membantu Jessica duduk di tempat tidurnya . "Palan-pelan sayang. Kau mau apa? Biar aku yang ambilkan!"

Sungguh perlakuan manis Daniel ini membuat hati Jessica meleleh, namun jika mengingat apa yang telah Daniel lakukan kepadanya ia kembali merasakan kebencian terhadap suaminya, tapi di sisi lain Daniel tidak sepenuhnya bersalah, ada bagian masa lalu Daniel yang begitu kelam. Jessica sudah memutuskan untuk memaafkan Daniel dan kembali memperbaiki hubungan rumah tangganya, tidak sepatutnya ia masih menyimpan kemarahan terhadap Daniel.

"Babe, I have something for you," Danirl mengulurkan sebuah paper bag kepada Jessica.

"Apa ini?" tanya Jessica penasaran.

"Bukalah!"

Daniel menghadiahi Jessica handphone keluaran terbaru, sebagai permintaan maafnya karena telah merusak handphonenya. "Kapan kamu beli ini? Bukankah semalaman kau menemaniku di sini?"

"Tadi malam aku minta stafku untuk membelinya," jawab Daniel. "Aku sudah mengganti nomormu dan memasukan nomorku, Claire, Harry dan orangtua kita. Aku rasa itu sudah cukup."

Jessica menggelengkan kepalanya, ia menganggap Daniel begitu keterlaluan. "Daniel, kehidupanku bukan hanya kamu. Aku juga punya mimpi yang sedang aku raih, bagaimana bisa kau hanya membolehkanku hanya berhubungan dengan dirimua dan keluarga? Bagaimana dengan clientku?"

"Okay, fine." Daniel mengalah. "Kau boleh memasukan clientmu asalakan bukan dia."

Jessica menghembuskan napas beratnya, ia sudah tidak tahu lagi harus seperti apa menyakinkan suaminya jika dirinya dan Rey sudah tidak ada apa-apa. "Bukankah kemarin kita sudah sepakat jika aku menyerahkan project ini pada Claire? Kau masih tidak percaya juga?"

"Bukan, bukan itu Jes... Hanya saja..."

Jessica menghempaskan tubuhnya di tempat tidur, kemudian menarik selimutnya dan memunggungi Daniel. "Hubungan ini tidak akan berhasil jika kau selalu saja curiga padaku, aku capek Daniel."

Daniel naik ke tempat tidur dan berbaring di samping Jessica, ia memeluk istrinya dengan erat. "Aku sama sekali tidak bermaksud mengekangmu, aku hanya takut kehilanganmu Jess..." ia membenamkan wajahnya di rambut Jessica.

Jessica membalik tubuhnya menghadap Daniel. "Daniel, justru kau akan kehilanganku jika kau terlaalu posesif. Tolong bersikaplah biasa seperti sebelum kejadian ini!"

"Baiklah, akan aku coba sayang." Daniel mendaratkan bibirnya di bibir Jessica, ia melu*at bibir istrinya dengan lembut dan penuh kehangatan. "Aku sangat mencintaimu, Jess," bisiknya ketika ia melepaskan ciumannya.

Daniel terpaksa turun dari tempat tidur istrinya sebab ia mendengar suara pintu terbuka dan tak lama dokter serta perawat datang. Dokter menyarankan agar Jessica segera melakukan MRI, tentu saja Daniel setuju dengan semua pemeriksaan yang harus di jalani istrinya, ia tidak mau terjadi sesuatu terhadap Jessica.

Sepanjang pemeriksaan, Daniel terus di samping Jessica. Ia begitu menunjukan tanggung jawabnya dan rasa penyesalan atas apa yang telah di perbuatnya, Daniel tak hentinya berdoa agar seluruh hasil pemeriksaan baik hasilnya dan tidak ada luka dalam yang serius pada organ istrinya.

Selesai pemeriksaan, Daniel kembali membawa Jessica ke ruang rawat inap. Ia begitu telaten merawat istrinya, mulai dari memandikan, mengganti pakaiannnya hingga menyuapinya.

"Kau tidak bekerja?" tanya Jessica.

"Hari ini aku untukmu sayang," jawab Daniel, ia menyiapkan obat untuk istrinya minum.

Jessica tersenyum sinis. "Jika bukan karena kau merasa bersalah, kau tidak akan meluangkan waktumu untukku."

Daniel berlaih, menatap Jessica dengan serius sembari mengulurkan segelas air putih kepadanya. "Aku janji, setelah ini pun kau akan tetap menjadi priorotasku," ia meembantu Jessica memasukan obat ke mulutnya.

Baru saja Daniel berjanji akan lebih fokus pada Jessica dan rumah tangganya, Daniel sudah mendapatkan telepon dari kantornya. "Dari sekretaris," ucapnya setelah ia melihat layar pada handphonenya. "Aku janji ini tidak akan lama, dia paling ingin menayakan soal design gedung yang sedang kami garap."

Jessica mengangkat bahunya. "Selesaikanlah pekerjaanmu, aku mau istirahat."

"Aku janji tidak akan lama," ia mengecup kening Jessica sebelum ia meninggalkan ruangan.

Baru dua menit Daniel pergi, Jessica merasa dirinya ingin buang air kecil, namun ia takut terjatuh di kamar mandi sebab rasa pusing di kepalanya belum juga reda. Baru saja ia hendak menekan tombol nurse call untuk memanggil lerawat, pintu kamarnya terbuka.

Jessica lega, karena akhirnya Daniel datang. Namun kelegaan itu sirna saat ia melihat bukan Daniel yang datang, melainkan Rey. Untuk beberapa detik mereka terdiam karena sama-sama terkejut. Rey memusatkan perhatiannya pada luka di dekat mata Jessica. "Apa yang terjadi?" tanyanya.

Jessica menggeleng. "Tidak ada apa-apa."

Rey menyipitkan matanya. "Kau berbohong, Jessica."

Jessica memaksakan diri untuk tersenyum, menutupi rasa gugupnya. "Ini hanya kecelakaan."

Rey tertawa, namun seketika wajahnya berubah datar, "Tinggalkan suamimu!"

Jessica merubah posisinya menjadi duduk, sembari menggeleng. "Kamu salah paham Rey, luka ini tidak ada hubungannya dengan Daniel. Daniel orang yang baik dan dia sangat menyayangiku."

Rey memiringkan kepalanya. "Kau ini lucu sekali ya, sama seperti bundamu yang selalu membela ayahmu," ia sudah mengenal Jessica sejak lama tentunia tahu latar belakang dan bahkan rahasia keluarga Jessica yang banyak orang tidak tahu.

Kata-kata itu begitu menusuk ke hati Jesica, ia berusaha meraih tombol nurse call untuk mengusir Rey dari ruang rawat inapnya, namun Rey memegang pergelangan tangan Jessica. "Tinggalkan dia, Jessic. Ayo ikut bersamaku!"

Jessica menghentakan tangannya sampai terlepas dari tangan Rey. "Sekali lagi aku katakan ini tidak ada hubungannya dengan Daniel. Berhentilah menatapku seperti itu karena kau membuatku takut. Lebih baik kau pergi dari sini dan tidak ikut campur dalam urusan rumah tanggaku!"

Rey menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak akan pergi dari sini sebelum aku berhasil membawamu pergi!"

"Kau jangan gila, Rey. Aku ini sudah jadi istri orang, kau tidak bisa membawaku begitu saja."

"Aku tidak peduli, Jess. Aku begitu mencintaimu, dan aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu," kata-kata itu meluncur begitu saja bertepatan dengan masuknya Daniel ke ruang rawat inap istrinya.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🟢🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ🟢🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

duuuuuuaaaaaaar saat Rey menyatakan rasa cintanya eeeeh lha kok pas Daniel masuk kamar inap Jessica toooooh

2023-08-13

2

☠ᵏᵋᶜᶟ🟢🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ🟢🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

waaah Rey juga sama-sama keras kepala juga yaaak

2023-08-13

2

☠ᵏᵋᶜᶟ🟢🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ🟢🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

mengenal Jessica sejak lama tentunia --> mengenal Jessica sejak lama tentunya

2023-08-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!