BAB 2

Daniel menepati janjinya, satu jam kemudian Daniel kembali dengan keadaan yang jauh lebih tenang. Daniel menghampiri Jessica dan menangkup wajah istrinya dengan kedua tangannya. "Dulu aku pernah mengatakan, jika aku ingin menjadi yang terbaik di bidangku. Tapi sekarang jika aku di suruh memilih antara projectku dan membuat istriku bahagia... Aku memilihmu. Kau adalah kesuksesanku. Selama kau bahagia, aku tidak tidak akan masalah kita tinggal di mana, aku bersedia menetap di Jakarta. Untuk projectku yang di Osaka, aku yang akan bolak-balik ke sana, lagi pula projectnya pun tak lama hanya beberapa bulan saja, aku yakin kita bisa melaluinya dengan mudah."

Jessica tersenyum, ia merasa bahwa keputusannya untuk memberikan maaf dan kesempatan pada Daniel adalah hal yang tepat. Karena pernikahan, sejatinya merupakan tentang berdiskusi bersama. 'Daniel sama sekali tak sama seperti Ayah, Daniel masih peduli dan mengutamakanku, Daniel hangat dan mencintaiku sepenuh hatinya,' batin Jessica.

Setelah menyelesaikan kesepakatan tempat tinggal, Daniel pamit berangkat terlebih dahulu ke karena ada meeting yang harus ia hadiri.

"Apa kau tak ingat dengan undangan makan malam Claire?" tanya Jessica ketika ia mengantar suaminya hingga ke mobilnya yang sudah terparkir di teras.

Tentu saja Danel tak lupa dengan acara ulang tahun pernikahan adik kesayangannya. "Acaranya jam delapan malam kan? Aku akan pulang sebelum jam tujuh," ia mengecup bibir istrinya, barulah masuk mobil

"Okay, see you." Jessica melambaikan tangannya ke arah mobil Daniel, ia baru masuk ke rumah dan siap ke butik setelah mobil Daniel tak terlihat lagi.

Satu jam kemudian Jessica sudah berada di butik, ia di kejutkan dengan kedatangan Rey Chandra Adiputra seorang aktor terkenal yang juga merupakan mantan kekasihnya. Rey tersenyum ke arah Jessica yang baru saja masuk ke ruang kerjanya, ia melambaikan tangannya ke sekeliling, lalu duduk di seberang Jessika. "Ini menakjubkan, Jess," pujinya.

Jessica diam sejenak, menghela napas beratnya. "Terima kasih, jadi apa yang bisa aku bantu?" ia mencoba untuk sikap profesional.

Rey terus tersenyum, seolah bangga dengan pencapaian Jessica. Ia kemudian meletakan paper bag di atas menja dan mendorongnya ke arah Jessica. "Hadiah untukmu," ujarnya. "Kau boleh membukanya saat nanti di rumah."

Kenapa dia tiba-tiba datang dan memberiku hadiah? Apa dia tidak tahu jika aku sudah menikah?

"Mau apa kau datang kemari dan memberiku hadiah?"

"Hadiah ini aku sudah aku beli dua tahun yang lalu, tapi sayangnya aku baru bisa menemuimu sekarang karena aku pikir kau akan berkarir di luar negeri," Rey menyandarkan tubuhnya di kursi.

Rey yang penuh perhatian, dia sama sekali tidak berubah, dia tahu semua hal yang aku sukai. Jessica mengambil hadiah itu dan menaruhnya di lantai di belakang meja kerjanya, ia mencoba melepas ketegangan yang ada diantara mereka.

"Aku datang untuk meminta bantuanmu membuatkan baju pernikahan."

Jessica mencoba menyembunyikan keterkejutannya mendengar apa yang di katakan oleh Rey.

"Baju pernikahan untuk adikku," lanjutnya sembari tertawa.

Jessica melirik sinis ke arah Rey. "Mengapa bukan adikmu sendiri saja yang kemari, agar aku mengetahui apa gaun impiannya dan ukuran tubuhnya?"

Wajah Rey berubah menjadi muram. "Adikku kini tengah koma di rumah sakit, dia mengalami kecelakaan beberapa minggu lalu. Tapi aku ingin tetap membuatkan gaun pernikahan untuknya," ujar Rey,  perlahan ia menggenggam tangan Jessica. "Aku percaya kau memberikan yang terbaik untuk adikku."

Jessica yang risih dengan perlakuan Rey, langsung melepaskan tangannya. "Akan aku coba, nanti kusuruh orang untuk ke rumah sakit untuk mengukur badan adikmu."

Rey  merogoh sakunya dan mengambil sehuah kartu nama dari dalam dompetnya. "Ini kartu namaku, kau bisa hubungiku jika ada apa-apa," ia menyodorkannya kepada Jessica. "Kalau begitu, aku pamit dulu. Sampai jumpa."

Begitu Rey keluar dari ruang kerjanya, Jessica memanggil Claire, adik ipar sekaligus rekan bisnis Jessica untuk masuk ke ruang kerjanya. Jessica menjelaskan bahwa project kali ini mereka akan membuat gaun pernikahan adik seorang aktor terkenal, namun sayangnya kondisi calon pengantin sedang terbaring koma di rumah sakit. "Claire, Bisakah kau membantuku untuk datang ke rumah sakit, mengukur tubuhnya?"

Claire mengangguk. "Tentu saja, nanti aku akan ke rumah sakit untuk mengukur tubuhnya." ia memandangi Jessica, ia menangkap jika ada yang tidak beres sejak sang aktor itu pergi dari butik. "Kau baik-baik saja?"

Jessica akhirnya mengakui bahwa Rey adalah mantan kekasihnya. "Itu sudah beberapa tahun berlalu, kita sudah selesai. Jadi aku mohon jangan beri tahu kakakmu jika kita ada kerja sama dengannya."

Claire tersenyum sembari mengangguk. "Kau tidak perlu khawatir, aku tidak akan mengatakan apa pun kepada kakakku," ia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari ruang kerja Jessica.

"Claire, terima kasih."

"Sama-sama," ia menutup pintu ruang kerja Jessica.

Jessica meraih ke bawah dan mengambil paper bag berisi hadiah pemberian Rey, ia mengeluarkannya dan langsung tahu isinya sebuah buku yang di bungkus kertas tipis dan ia langsung merobeknya.

Ada foto yang di bubuhi oleh tanda tangan penulis favoritnya di atas buku itu. Rey masih ingat dengan penulis favoritnya yang sering ia baca ketika dirinya masih berpacaran dengan Rey. Ada pula kartu ucapan dari Rey yang bertuliskan. Segalanya saat bersama dirimu.

Jessic meraba tulisan tangan itu, dan menaruhnya di atas meja. Ia merebahkan kepalanya di atas meja dan ia menangis tanpa air mata.

...****************...

Sibuk  mendesign gaun pengantin adik sang aktor, Jessica baru tiba di rumahnya pukul 19.30. Ia merasa bersalah pada Daniel karena pulang terlambat.

"It's okay baby, aku akan menghubungi Claire. Dia pasti akan mengerti, dan dia juga tahu kau sangat sibuk." Daniel membelai wajah Jessica dengan lembut. "Kamu mandilah, aku akan menunggumu."

Jessica mengangguk, ia beranjak dari pelukan Daniel dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai membersihkan tubuhnya, ia menyambar handuk dan mengeringkan tubuhnya saat itu ia mendenggar suara benda jatuh. Gerakan Jessica terhenti.

"Daniel?"

Hening.

Jessica selesai mengeringkan tubuhnya, kemudian mengenakan handuk piyamanya. Suara benda jatuh terdengar lagi. Sebenarnya Daniel sedang apa?

"Sayang!"

Masih tak ada jawaban, ia pun bergegas keluar dari kamar mandi. "Sayang?" ia terkejut ketika melihat meja riasnya terguling. Jessica berjalan menuju sofa untuk mencari keberadaan suaminya, dan Jessica pun mendapati suaminya tengah duduk di tepi sofa.

"Kamu kenapa sayang?"

Daniel mendongak menatap Jessica dengan tatapan tajam, hingga Jessica tak bisa lagi mengenali suaminya. Jessica bingung dengan apa yang terjadi, ia menerka-nerka, apakah suaminya baru saja mendapatkan kabar buruk atau....

"Daniel, kau membuatku takut. Ada apa sebenarnya?"

Daniel menunjukan tasnya, ia menatap istrinya seolah seharusnya Jessica tahu apa yang terjadi, namun Jessica menggelengkan kepalanya, ia masih tidak tahu apa yang di maksud Daniel.

Daniel menunjukan sebuah kartu nama "Aku hanya ingin meminjam handphonemu untuk mengabari Cleire karena handphoneku mati." Daniel menaruh tas Jessica di meja. "Aku menemukan kartu nama ini berada di tasmu."

Ya Tuhan.

Tidak, tidak, tidak.

Daniel meremas kartu nama itu." Tadinya kupikir istriku ini tidak akan pernah berurusan dengan mantan pacarnya lagi." ia berdiri dan mengangkat handphone Jessica. "Tadi aku sempat menghubunginya."

Daniel mencengkram handphone Jessica dengan erat. "Dia beruntung tak mengangkat teleponku." ia melempar handphone Jessica kuat-kuat sampai membentur tembok dan hancur berkeping-keping di lantai.

Ada jeda dua detik dimana Jessica berpikir, apa yang akan terjadi selanjutnya.

Apakah Daniel akan meninggalkannya? Atau Daniel akan menyakitinya seperti dulu saat mereka belum menikah?

Daniel menghembuskan nafas beratnya kemudian ia beranjak pergi begitu saja menuju pintu kamar. Daniel pergi meninggalkan kamarnya.

"Daniel!" teriak Jessica, ia membuka pintu dan berlari mengejar Daniel. Daniel sudah menuruni tangga, namun Jessica terus berlari mengejarnya, hingga ia berhasil menggapainya.

Jessica mendesak ke depannya dan menyambar kemeja suaminya dengan kedua tangannya. "Sayang aku mohon dengar dulu penjelasan ku," pinta Jessica. 

Daniel menatap Jessica dengan tatapan penuh kemarahan, ia mencengkram bahu Jessica dan mendorong tubuh Jessica menjauh darinya.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🟢🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ🟢🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

waaah Daniel salah paham neeee....
tapi percuma aja jika Jessica menjelaskan saat Daniel masih dalam keadaan cemburu dan marah seperti saat ini

2023-08-12

2

☠ᵏᵋᶜᶟ🟢🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ🟢🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

fix daah ini...Rey gak tau jika saat ini Jessica telah menikah tuuuh

2023-08-12

2

☠ᵏᵋᶜᶟ🟢🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ🟢🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

semoga aja Claire gak jadi kompor meleduk atas pernikahan Jessica Daniel

2023-08-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!