Eden Stiles

"Rencana apa lagi memangnya, aku masih sama seperti biasanya." kata Jason santai sambil menenggak minumannya.

"Bukan itu yang aku tanyakan, apa rencanamu untuk berurusan dengan orang yang menyakitimu, apa kau akan membiarkannya seperti itu saja? Ini tidak seperti dirimu. Aku sangat tahu bahwa kamu adalah orang yang pendendam."

"Memangnya apa yang bisa aku lakukan, dia adalah pewaris keluarga kaya, dan dia punya banyak pendukung yang berkuasa, bisa apa aku mengalahkan orang seperti itu?"

Jason berkata tanpa daya. Jelas setelah memasuki masyarakat selama dua tahun ini, dia juga menyadari bahwa di dunia ini semuanya milik orang kaya dan berkuasa.

Julio menjitak kepala Jason dengan santai, mengambil kunci Land Rover di atas meja dan berkata dengan sombong.

"Bodoh! Kamu tidak punya uang tapi aku punya, ayo pergi, apa yang di lakukan orang itu?"

Ketika Jason mendengar kata kata Julio, dia berkata tanpa malu malu.

"Eh? Benar juga! Kenapa sekarang aku melupakan uangmu! Kau yang bilang sendiri, Cabul! Uangmu adalah uangku dan uangku adalah uangmu."

Jason memandang Julio dengan ekspresi senang, dia mengenal Julio sejak lama. Sekarang, Julio menjadi orang kaya tapi dia tidak berubah sedikitpun.

Mereka berdua saling pandang dan kemudian tertawa.

Setelah puas tertawa, Jason berkata dengan wajah serius.

"Orang itu sepertinya mempunyai perusahaan internet. Sepertinya nilai pasarnya beberapa ratus juta dollar."

Julio berpikir sejenak dan berkata.

"Perusahaan internet? Seingatku, perusahaanmu juga bergerak di bidang internet kan?"

"Ya, ada apa?" tanya Jason heran.

"Itu bagus."

Julio mengeluarkan ponselnya, masuk ke aplikasi bank nya dan mengirim 1 milyar dollar ke rekening Jason.

Setelah beberapa saat, ponsel Jason berbunyi.

"Sialan!"

Jason mengeluarkan ponselnya dan melihat notifikasi dari bank. Dia membuka ponselnya itu sambil berteriak lalu dengan cepat melihatnya dengan cermat.

"Satu milyar!"

Jason mengulurkan jari dan menghitung satu persatu angka yang ada di rekeningnya.

Melihat informasi transfer di ponselnya, Jason memiliki ekspresi yang luar biasa di wajahnya.

Saat ini, Jason juga merasa bahwa hanya alasan itu yang bisa menjelaskan mengapa Julio memiliki begitu banyak uang.

Jason berpikir mungkin kalau Julio merampok bank, dia tidak bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Bahkan mungkin, baru masuk saja sudah mati di tembak polisi.

"Sialan, kamu sangat kaya sekarang."

"Kau bisa pakai satu milyar dollar itu, beli saja tempat kerjamu besok. Aku yang akan memberi modal dan kau yang akan mengelolanya."

Sebelum Jason berbicara, Julio menyela lagi.

"Sisanya, kamu bisa pakai untuk membuat bangkrut perusahaan pria yang mengambil wanitamu."

"Biarkan semua orang tahu bahwa tidak ada yang bisa menyinggung kita dan ada harga yang harus di bayar kalau mereka berani menyinggung."

Julio berkata dengan ekspresi mengerikan di wajahnya.

Setelah memikirkannya baik baik, Jason menerima uang Julio dan kemudian berkata dengan percaya diri.

"Kalau begitu, aku tidak akan sungkan kepadamu, bagaimanapun, kamu pasti tidak akan kehilangan uang milyaran dollar ini di tanganku, aku setidaknya akan menggandakannya untukmu."

Selanjutnya, Julio dan Jason berhenti membahas hal hal ini, tetapi mereka minum dan mengobrol tentang beberapa hal menarik dari masa lalu, nostalgia masa kecil dan sebagainya.

Julio dan Jason minum sampai kedai makan itu tutup, mereka mabuk dan pergi ke hotel terdekat untuk menyewa kamar.

Jelas, menyewa dua kamar! Satu kamar untuk masing masing.

Julio minum dua botol whiskey dan beberapa botol bir malam ini. Dia sudah teler. Begitu dia memasuki kamar hotel dan melihat kasur, dia tidak tahan lagi dan tertidur.

Hari berikutnya,

Ketika Julio bangun, waktu menunjukkan sudah jam 11 siang lewat.

"Brensek memang si gendut ini, aku tidak akan minum dengannya lain kali."

Julio menggaruk kepalanya yang sedikit sakit sampai sekarang, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat dengan keras. Dia tidak ingin minum terlalu banyak tadi malam, tetapi dia di kerjai oleh Jason dan minum terlalu banyak.

Setelah selesai mandi, Julio keluar dari kamar dan ingin mencari Jason untuk makan bersama. Tapi dia melihat bahwa kamar Jason sudah tidak ada orang lagi, jadi Julio langsung pergi ke meja resepsionis dan bertanya.

"Halo, di mana pria gendut yang datang bersamaku tadi malam?"

"Ya tuan, pria yang anda sebutkan tadi sudah pergi pagi pagi sekali. Dan dia meninggalkan pesan untuk anda." petugas resepsionis mengeluarkan catatan terlipat dan menyerahkannya kepada Julio.

Julio mengambil catatan itu dan membukanya. Catatan itu tertulis bahwa Jason tidak mau mengganggu Julio yang tidur seperti latihan mati, jadi dia pergi terlebih dahulu. Jason membiarkan Julio tidur dan tidak membangunkannya.

Jason tidak ingin membuat Julio khawatir, jadi dia sekarang ingin membantu Julio mengakuisisi perusahaan tempatnya bekerja sekarang.

"Aku kira kau sedang buru buru untuk membalas dendam pada orang yang telah mengganggumu." gumam Julio dengan santai meremas catatan itu menjadi bola dan melemparkannya ke tempat sampah.

Setelah itu, Julio mampir ke restoran di hotel ini untuk sarapan sekalian makan siang, dia kemudian pergi ke tempat dia parkir tadi malam untuk mengambil mobilnya.

Tentu saja, Julio ingin pindah setelah dia membeli vila, sekarang Julio masih harus pergi ke rumah sewa untuk mengemasi barang barangnya dan segera pindah.

Julio mengendarai mobilnya menuju rumah yang dia sewa.

Setengah jam kemudian, Julio sampai di lantai bawah rumah sewaan itu.

Ketika Julio baru saja keluar dari mobil, dia tiba tiba melihat seorang wanita cantik berjalan menuruni tangga rumah sewa itu.

Wanita itu melihat Julio beberapa meter dari atas tangga. Seorang wanita yang terlihat berusia sekitar 20 tahunan, sangat cantik, memiliki sosok tinggi yang seksi dan mengenakan setelan hitam putih, menuruni tangga dengan hati hati karena memakai sepasang sepatu hak tinggi.

"Baru tidak bertemu dengannya beberapa hari saja, dia terlihat makin cantik." gumam Julio dalam hatinya.

Eden Stiles, Julio kenal wanita ini karena dia adalah salah satu dari dua orang yang menyewa di gedung ini. Julio tidak hanya mengenalnya, tetapi hubungan mereka juga tidak terlalu baik.

"Eh? Apakah kamu Julio?"

Eden yang menuruni tangga juga melihat Julio berdiri di samping Land Rover, yang sedang memegang pintu mobil dengan satu tangan.

Melihat Julio yang memakai setelan merek terkenal dan Land Rover di sebelahnya, Eden merasa tidak percaya.

"Ya benar, tumben nona Stiles tidak memanggilku Cabul hari ini."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!