Tidak Tersegel

Siapa sangka bahwa Julio masih tidak mau melepaskan dan masih sangat mempermalukan diri Eden.

"Bajingan kau, Ju!" seru Eden sambil mengambil tas louis vuitton usang yang di belinya saat diskon memakai tabungan gaji selama beberapa bulan. Dengan tas itu Eden memukul tubuh Julio.

Kemudian, Eden mendorong Julio dengan penuh emosi dan berjalan dengan cepat seperti ingin segera menghilang dari tempat itu.

Melihat punggung Eden yang akan menjauh, Julio berkata dengan enteng.

"Berarti uangnya tidak jadi?"

Eden berhenti ketika mendengar itu, meskipun dia berpikir untuk segera pergi dari situ, dia tidak bisa mengangkat kakinya untuk terus berjalan.

Saat ini Eden merasa kakinya menempel di tanah.

"Apa yang kau inginkan dariku? Apakah tidak cukup kau merendahkanku terus menerus!" seru Eden marah sambil berbalik menatap Julio,

Beberapa orang yang lewat melihat ke arah mereka dan mulai bergosip sambil berbisik bisik karena mendengar suara Eden yang sedikit keras.

"Eh, lihatlah, aku belum pernah melihat orang bertengkar seperti itu."

"Sepertinya ini adalah masalah cinta sepasang anak muda."

"Iya benar, aku sudah sangat tua untuk bertengkar dengan istriku."

"Apakah anakku juga seperti itu saat bertengkar dengan kekasihnya?"

Satu persatu dari mereka bubar dengan cepat dan berjalan pergi setelah Julio berteriak mengusir mereka dan kini tidak ada orang yang memperhatikan dua anak muda ini.

Melihat Eden yang akan menyerah, Julio tahu bahwa hal ini seharusnya hampir selesai sekarang dan itu akan menjadi gagal jika terus mengerjai Eden lebih lanjut.

Jadi Julio memandang Eden dengan wajah serius dan berkata dengan cepat.

"Seratus juta dollar?"

"Hem." jawab Eden dengan suara yang hampir tak terdengar dan mengangguk.

Julio yang mendengar jawaban itu langsung berjalan mendekati Eden. Dia mengangkat dagu Eden dengan tangan kanannya.

Julio mendekatkan wajahnya dengan wajah Eden dan berbisik di telinganya.

"Naiklah sekarang, bersihkan tubuhmu dan jangan sampai kau memakai pakaian di tempat tidurmu."

Setelah selesai berbisik, Julio juga sedikit menghembuskan nafas ke telinga Eden.

Eden berbalik dan berjalan cepat menuju ke tangga dengan wajah merona merah. Melihat hal itu, Julio tertawa penuh kemenangan.

"Ternyata uang bisa membeli harga diri seseorang."

Seorang wanita yang selalu memandang rendah kepada Julio, kini harus mengaku kalah padanya karena uang.

Pertama Julio pergi ke tempat tinggal pemilik rumah sewa yang berada di lantai satu dan mengatakan pada pemilik untuk melunasi uang sewa dan pindah.

Lalu Julio pergi ke supermarket terdekat untuk membeli beberapa makanan dan minuman yang sekiranya bisa memulihkan stamina dengan cepat.

Julio juga pergi ke mesin atm di sana dan mengambil uang tunai sebanyak 20 ribu dollar lalu kembali ke rumah sewa lamanya. Dia masuk ke gedung kecil itu dan menatap 3 pintu kamar yang berjejer. Dia mendatangi salah satu pintu dan mengetuknya.

"Siapa?"

Setelah Julio mengetuk pintu, seorang pria muncul sambil membuka pintu kamarnya.

Julio meraih tangan pria itu dan meletakkan uang 20 ribu dollar di telapak tangan pria itu.

"Ambil uangnya, pergilah bersama istrimu hari ini dan jangan kembali sampai besok."

Julio berkata dengan enteng.

"Waah, oke oke! Terima kasih Ju!"

Pria itu adalah tetangga kamar Eden, dia sangat gembira menerima uang sebanyak itu dan langsung bergegas menarik istrinya untuk pergi berlibur, mereka berdua pergi dengan sangat cepat.

"Hehehehe."

Julio semakin menikmati manfaat menjadi orang kaya.

Julio membawa sekantong belanjaan ke pintu kamar Eden, setalah tahu pintu itu tidak di kunci, dia membuka pintu dan langsung masuk begitu saja.

Ini pertama kalinya Julio masuk ke kamar Eden. Walau ukuran kamar itu sama dengan ukuran kamar sewa Julio, ruangan berukuran sepuluh meter persegi itu bisa di dekorasi dengan indah oleh Eden. Ruangan ini di dominasi warna pink. Warna umum seorang gadis yang cantik dan hangat.

Julio melangkah mendekati tempat tidur yang di kelilingi tirai kasa berwarna merah muda yang ada di sudut ruangan.

Melalui tirai kasa transparan itu, Julio melihat Eden berbaring di sana sambil menutup mata.

Tubuh Eden di tutupi dengan selimut tipis yang bergerak teratur sesuai dengan hembusan nafasnya.

"Hai nona Stiles, aku datang."

Julio melepas sepatunya dan langsung naik ke tempat tidur Eden.

Saat Julio mendekat, dia bisa merasakan bahwa nafas Eden menjadi sedikit lebih cepat.

Julio duduk di sebelah Eden, mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah mungil Eden yang halus lalu kemudian perlahan mulai turun.

Kemudian Julio meraih sudut selimut dan ketika akan menarik selimut itu, tiba tiba Eden membuka matanya.

"Kau harus memberiku uang dulu, aku khawatir kau hanya menipuku." kata Eden dengan tatapan kosong.

Julio menatap Eden dan bertanya dengan ekspresi aneh di wajahnya.

"Mengapa aku harus memberi uang dulu? Bahkan jika aku mencari wanita nakal pun di bayar setalah selesai bekerja."

Wajah Eden menjadi marah ketika Julio membandingkan dirinya dengan wanita nakal di luaran sana.

"Bajingan kau!"

Julio mengeluarkan ponselnya dan berkata.

"Oke oke, melihat dirimu yang sangat menyedihkan itu, aku akan memberikan uangnya terlebih dahulu, mana nomor rekeningmu."

Saat selimut tersibak sedikit, lengan seoutih salju muncul di depan Julio menunjukkan deretan nomor di layar ponsel yang di pegangnya.

Julio memasukkan nomor nomor itu dan sibuk sebentar dengan ponselnya.

"Sudah."

Julio berkata sambil melemparkan ponselnya ke samping.

Melihat notifikasi di ponselnya, Eden bertanya dengan curiga.

"Kenapa hanya 50 juta dollar?"

Julio berkata dengan senyuman di wajahnya.

"Anggap itu uang muka, sisanya aku kirim setelah kau selesai bekerja. Adil bukan?"

"Bagaimana? Apakah aku bisa mulai, nona Stiles?"

Julio mengulurkan tangannya ke arah selimut.

Eden melirik Julio, menutup mata dan memiringkan kepalanya.

"Hehehe, tidak masalah kalau kau tidak mau menatapku sekarang, lihat saja nanti."

Setelah Julio selesai bicara, dengan sentakkan kuat, selimut yang tadinya menutupi Eden di buang oleh Julio.

Nafas Julio tiba tiba menjadi berat dan memburu.

Melihat tubuh seputih salju di depannya, tubuh yang sangat sempurna. Julio berubah menjadi monster ganas dalam sekejap, melepas pakaiannya dan menyerang dengan cepat.

Setelah sesi pemanasan, Julio akhirnya memasuki tubuh Eden, tetapi raut wajah Julio berubah dengan sekejap.

Julio menatap Eden dan berkata dengan kesal.

"Sialan! Kau tidak tersegel!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!