"Hehehe."
Eden tertawa kecil lalu membuka mata dan melihat Julio dengan tatapan merendahkan sekaligus sombong yang tinggi di matanya.
"Sialan."
Melihat Eden yang menatapnya dengan cara seperti itu lagi, Julio benar benar kesal.
Sebelum Eden bisa bereaksi, Julio bergerak cepat.
Julio menggunakan seluruh kekuatan di tubuhnya dengan penuh amarah di hatinya.
Dari jam 2 siang sampai jam 12 malam, Julio hampir tidak istirahat dan terus menggempur Eden. Kecuali pada jam setengah 7, Julio berhenti untuk makan makanan yang sudah di siapkannya bersama Eden. Julio melanjutkan kegiatannya tanpa berhenti setelah makan sedikit.
Selama waktu itu, suara Eden yang awalnya keras perlahan berubah menjadi serak dan kemudian pada akhirnya dia tidak bisa bersuara sama sekali.
Selain itu, Eden sempat pingsan beberapa kali hingga keadaan koma. Untung saja Julio memberikan obat perbaikan tubuh di toko sistem seharga 10 poin. Jika tidak, bisa di pastikan Eden tidak akan mampu bertahan hidup.
Setelah pelepasan terakhir, Julio mengampuni Eden yang sudah lemas seperti balon kempes, Julio membiarkan Eden terkapar dan tertidur lelap di satu sisi tempat tidur.
Julio menyadari bahwa bahkan dengan fisiknya yang dua kali lipat lebih tinggi dari manusia biasa, Julio agak merasa kelelahan setelah melakukan pertempuran sengit selama hampir 10 jam.
***
Hari berikutnya.
Ketika Julio bangun, dia tidak melihat Eden di tempat tidur.
Julio sedikit tidak percaya ketika melihat tempat tidur yang berantakan dengan sprei yang hampir seluruhnya basah itu adalah mahakarya nya.
Setelah itu, Julio bangkit untuk melihat lihat keadaan sekitar kamar dan dia menyadari bahwa kamar Eden ini hampir tidak ada barang barang lagi. Lemarinya juga kosong tidak ada pakaian satu pun. Julio berpikir mungkin Eden sudah meninggalkan kota.
Julio hanya tersenyum tak berdaya sambil mengambil pakaiannya yang kemarin di lemparkan dan memakainya kembali.
Ketika dia mengambil pakaian, secarik kertas terjatuh perlahan ke lantai.
Julio mengambil dan melihatnya. Tiba tiba dia merasa sedikit tidak enak. Dia melihat tulisan besar yang di tulis menggunakan lipstik merah di kertas itu,
'AKU BENCI KAMU'
Di sekitar kertas itu terlihat bercak bercak tetesan air mata yang tampak sudah mengering.
"Kenapa?"
Julio tidak tahu apa yang harus di lakukan, dan akhirnya memasukkan selembar kertas itu ke dalam dompetnya.
Kemudian, Julio mengambil ponselnya dan mengirim uang 50 juta dollar lagi ke rekening Eden.
Julio pergi dari tempat itu dan mencari restoran untuk sarapan.
Setelah sarapan, Julio segera meluncur menuju ke Circle Square Mall.
Saat terakhir kali ke mall ini, Julio hanya membeli sepasang pakaian untuk dirinya, selebihnya dia hanya menemani Sherry untuk membeli barang barang.
Dan kali ini, karena dia baru saja membeli vila dan tidak membawa pakaian pakaian lamanya. Jika dia tidak membeli pakaian baru, lalu dia akan memakai apa untuk sehari hari.
Julio mendatangi toko Armani yang pernah dia kunjungi, pelayan di sana jelas masih mengingatnya dan langsung menyambut dengan antusias.
"Halo tuan, selamat datang lagi di Armani."
Julio sangat malas jika harus memilih satu persatu pakaian yang akan di belinya, jadi dia meminta tolong pelayan di depannya.
"Cari pakaian yang cocok untukku, bantu aku memilih 30 setelan."
"Baik tuan, silahkan duduk dan menunggu di sini."
Pelayang itu sangat gembira ketika mendengar Julio membutuhkan 30 setel pakaian. Setelah menyediakan teh untuk Julio, dia bergegas memilih pakaian untuk Julio.
Julio duduk di sofa dan meneguk tehnya dengan santai.
Akhirnya dia melihat sekeliling karena merasa bosan.
"Selamat datang di Armani."
Terdengar suara pelayang lain dari arah pintu masuk, Julio spontan menoleh ke asal suara itu.
'Wah wah!' seru Julio dalam hati dan tidak bisa memalingkan pandangannya.
Julio melihat ada tiga orang masuk, seorang pria dan dua wanita. Pria itu memakai jas dan kacamata hitam yang tampak mewah.
Sedangkan yang wanita, satu dewasa dan satunya seorang gadis, keduanya cantik.
Wanita itu terlihat berusia sekitar 28 tahun, memakai gaun terusan ungu yang memperlihatkan bahunya yang putih dan menggoda.
Wajahnya cantik dengan riasan tipis dan rambut yang bergelombang terurai sampai bahu.
Sedangkan yang gadis berusia sekitar 15 tahun, memakai gaun putih.
Wajah mungil yang terlihat imut dan cantik membuat Julio sedikit linglung.
'Sistem nilai dia.'
Julio pertama tama memandang yang wanita dan meminta sistem menilainya ketika keluarga di depannya itu sedang memilih pakaian.
[Skor 85,9. Kriteria kelas C. 100 poin untuk bonus penaklukan.]
'Bagaimana dengan yang gadis?' tanya Julio dalam hati.
[Skor 87,8. Kriteria kelas B. 1000 poin untuk bonus penaklukan.]
'Brengsek! Ternyata kelas B, pantas saja sangat cantik.'
Julio sedikit bersemangat, ini adalah kelas B pertama yang dia temui selama dia memiliki sistem.
Seiring waktu berjalan, Julio sudah sedikit paham tentang sistemnya.
Standar sistem sangat tinggi. Banyak orang yang terlihat cantik di mata Julio tapi semuanya tidak memenuhi syarat dari sistem.
Oleh karena itu, Julio tidak akan meminta penilaian sistem kecuali dia bertemu dengan wanita yang sangat cantik.
Julio melirik tiga orang yang berada di depannya itu, lalu berpikir dalam hati.
'Jika aku bisa menaklukan kedua wanita cantik ini, aku bisa dapat 1.100 poin.'
Jelas hal itu beresiko untuk menghancurkan rumah tangga orang lain.
Gadis itu bernila 1000 poin. Julio ingat bahwa di toko sistem, ada armada kapal induk yang harganya 2000 poin.
Dengan kata lain, gadis itu bernilai setengah armada kapal induk.
Selain itu, Julio juga sangat menyukai gadis belia.
Hanya saja dulu, Julio tidak memiliki modal untuk menggoda seorang wanita, apalagi gadis belia yang sangat berharga di sebuah keluarga. Siapa yang akan menikahkan anak gadisnya dengan seorang pecundang.
Saat ini, wanita itu memegang jas pria dan bertanya pada gadis itu.
"Apakah ayahmu terlihat bagus jika memakai ini?"
"Kelihatannya pas, ayah terlihat bagus dengan apapun yang dia pakai." kata gadis itu, suaranya merdu dan sangat nyaman di telinga.
Ketika pria itu mendengarnya, dia mengulurkan tangan dan mengusap rambut gadis itu dengan lembut.
"Terima kasih gadis kecilku, aku sangat menyayangimu."
Gadis itu menepis tangan ayahnya dan berkata dengan ekspresi cemberut di wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments