Wanita Sombong

Alasan mengapa Julio mengatakan bahwa Eden memanggilnya dengan sebutan cabul adalah ketika Eden berganti pakaian, dia tidak menutup pintu, jadi Julio yang kebetulan lewat itu tak sengaja melihatnya.

Sejak saat itu, Eden tidak memiliki sikap yang baik setiap kali dia bertemu Julio.

Julio menjawab kata kata Eden dengan seringai penuh arti dan meminta sistem untuk menilai poin kecantikan Eden yang berdiri di depannya.

[Skor 83,5. Kriteria kelas C. 100 poin untuk bonus penaklukan.]

'He He He.'

Melihat skor sistem, senyum Julio semakin lebar.

Eden mengerutkan keningnya dan bertanya dengan tidak percaya.

"Ka-kamu orang kaya?"

"Ya, kenapa memangnya? Apa kau butuh sugar daddy?"

Julio tahu bahwa Eden bekerja sebagai seorang pelayan, tetapi dia selalu memimpikan menjadi seorang wanita yang kaya raya.

Keinginan terbesar Eden adalah mencari orang kaya untuk di jadikan sugar daddy. Dia yang hanya bekerja sebagai pelayan di sebuah kedai kopi, dalam perjalanannya mencari seorang sugar daddy, dia selalu berdandan ketika bekerja agar di sukai oleh pelanggan pelanggan yang kaya.

Eden merasa tidak nyaman ketika mendengar kata kata Julio dan secara tidak sadar berkata.

"Tunggu, kamu tidak menyewanya kan? Bisa saja kamu hanya menyewa barang barang itu."

Setelah selesai berbicara, Eden mulai bereaksi. Dia melihat Julio hanya makan mie instan beberapa hari dan sekarang tiba tiba menjadi kaya raya hari ini. Kesimpulan paling masuk akal adalah Julio hanya menyewa barang barang itu.

Apalagi di jaman sekarang ini, seorang pacar saja bisa di sewa, apalagi cuma beberapa pakaian dan mobil.

Jika barang barang ini adalah sewaan, tidak akan memakan terlalu banyak biaya.

Lagi pula, Eden masih tidak mau percaya kalau Julio yang hidup di lapisan masyarakat bawah seperti dia tiba tiba berubah menjadi orang kaya.

"Hehehe, barang sewaan, kenapa kau tidak menyewa pakaian juga untuk ku tonton saat ganti."

Julio melihat ekspresi Eden dan ada sebuah kelegaan tersendiri di hatinya karena sudah bersikap brengsek.

Hanya karena tidak sengaja melihat Eden berganti pakaian, dia selalu sinis setiap kali melihat Julio.

Dengan demikian, Julio sedikit kesal. Yang salah siapa yang marah siapa.

Memikirkan hal ini, julio memutuskan untuk menggodanya sekalian.

"Bukankah aku tidak sengaja melihatmu telanjang? Aku juga tidak memanfaatkan apapun, atau jangan jangan kamu kesal karena aku lari begitu saja tanpa melakukan apapun kepadamu?"

Kemudian Julio mengulurkan tangan kirinya ke depan Eden.

Eden melihat tangan Julio yang terulur kedepan dan dengan cepat mundur beberapa langkah dan berteriak pada Julio.

"Apa yang ingin kau lakukan hah!"

"Tidak ada, apa yang  kau pikirkan memangnya? Aku hanya ingin memperlihatkan sesuatu padamu."

Julio berkata sambil menarik lengan baju kirinya untuk memperlihatkan sebuah jam tangan bernilai lebih dari 20 juta dollar, jam tangan itu memantulkan beberapa cahaya yang menyilaukan di bawah sinar matahari.

"Ah, apa apaan ini?"

Eden yang merasa silau, dengan cepat menutupi mata dengan tangannya. dan kemudian dia melihat jam tangan yang berkilau di tangan Julio.

"Ja-jam tangan ini---,,,"

Eden ragu ragu untuk mengatakan tetapi tetap berhenti berbicara.

"Patek Philipe Annual Calendar, hanya ada lima buah di dunia ini, jam ini bernilai lebih dari 20 juta dollar, memangnya ada yang menyewakan barang seperti ini?"

Julio menggerakkan tangan kirinya dengan ekspresi puas di wajahnya.

"Hm? Walaupun kamu menjadi kaya. Bagaimana bisa kamu sangat percaya diri mendekatiku? Kamu ingin aku mendapatkan uang darimu? Mimpi!"

Eden berkata dengan ekspresi menghina lagi.

Tentu saja yang di katakan Eden berdasarkan realita. Berdasarkan kecantikan Eden, jika dia hanya menginginkan uang dari seorang yang kaya, maka itu tidak akan sulit dan sangat mudah untuk di lakukannya.

Tapi Eden mencari sugar daddy ini tidak hanya mereka harus kaya, tetapi mereka harus tampan juga, hal ini lah yang membuat Eden tidak pernah menemukan targetnya.

Julio melirik sosok ramping Eden dan sebuah ide muncul di pikirannya.

"Kau bilang aku sangat percaya diri? Jika aku bisa menaklukkanmu, mari kita lihat apa yang akan kau katakan nanti."

Setelah mengambil keputusan, Julio berjalan beberapa langkah ke depan dan mendekati Eden.

Julio menatap wajah putih Eden, mencium aroma harum di tubuhnya, dan berkata dengan senyuman nakal.

"O iya, jika orang yang terlalu percaya diri ini memberimu satu juta dollar, apakah kamu mau tidur denganku?"

Eden memutar bola matanya malas dan berkata dengan dingin.

"Kamu ingin aku tidur denganmu hanya dengan satu juta dollar?"

"Sepuluh juta dollar?" kata Julio sambil tersenyum mesum.

Eden menoleh, melangkah mundur dan berkata dengan sedikit keraguan di matanya.

"Hah! Jangan pernah memikirkan hal itu!"

"He he he he."

Julio melihat keraguan di mata Eden, sudut bibir Julio tersenyum kecil. Kemudian melanjutkan berbicara.

"Bagaimana dengan lima puluh juta dollar? Apa kamu mau?"

"Aku---,,,"

Eden mundur beberapa langkah lagi, punggungnya sudah menempel di pegangan tangga. Eden melirik Julio dengan ekspresi rumit di wajahnya, tapi dia terdiam beberapa saat dengan mulut terbuka.

"Seratus juta dollar, mau tidak?" kata Julio dengan nada menekan.

Julio mengambil langkah ke depan dan langsung menempel pada tubuh Eden, dia merasakan sentuhan kulit yang lembut dan semburan aroma harum di tubuh Eden.

"Kenapa kau masih menolak? Kalau begitu, lupakan saja."

Melihat ekspresi kebingungan Eden, Julio tahu bahwa Eden sudah tamat, jadi dia berbalik dan pura pura pergi.

"Tunggu dulu!" kata Eden terburu buru.

Mendengar suara Eden, tiba tiba senyum jahat muncul di wajah Julio.

"Ada apa lagi nona Stiles?" tanya Julio berbalik dan menatap Eden dengan tatapan datar.

"Kamu, kamu benar benar mau memberiku seratus juta dollar?"

Eden tergagap.

"Eh? Kenapa aku harus memberimu seratus juta tanpa alasan?"

Julio tampak berpura pura lupa ingatan.

"Kamu tadi, bukankah kamu bilang kalau aku menemanimu, kamu mau memberiku seratus juta dollar."

Eden tiba tiba menjadi sedikit cemas dan wajahnya merona merah.

"Kenapa kamu menemaniku? Menemani apa maksudmu? Kalau kau tidak menjelaskannya bagaimana aku bisa tahu."

Julio masih berpura pura lupa ingatan, dia menggoda dengan senyum iblis di wajahnya, Emilia mulai merona merah dan kebingungan.

Eden mulai cemas ketika dia melihat bahwa Julio sedang mempermainkannya.

Lagipula, salah satu alasan dia menginginkan sugar daddy juga karena uang, dan sekarang, dia hanya perlu tidur dengan Julio saja bisa mendapatkan seratus juta dollar.

Buat apa dia harus mencari sugar daddy? Setiap hari dia akan melihat wajah pria mesum dan mereka juga tidak mungkin bisa memberi uang untuk dirinya sebanyak seratus juta dollar.

"Hei nona Stiles, apa sebenarnya maksudmu? Kamu seharusnya menjelaskan padaku. Aku benar benar tidak tahu maksudmu."

Julio sekarang sudah memahami obrolan inisiatif dan menggoda Eden dengan gencar.

"Aku akan tidur denganmu dan kamu memberiku uang seratus juta dollar. Apakah kamu senang sekarang? Hah!" seru Eden dengan mata sedikit memerah.

Julio menatap Eden dengan ekspresi pura pura terkejut dan berkata dengan berlebihan, terutama ketika Eden menambahkan kata kata menemani tidur.

"Oh, ternyata nona Stiles ingin tidur denganku, aku sebagai orang mesum sangat tersanjung."

Ketika Eden mendengar kata kata Julio, air mata mengalir di pipinya.

Awalnya, Julio adalah seseorang yang selalu dia pandang rendah dan sekarang Eden mengatakan bahwa dia akan tidur dengannya, hal ini membuatnya merasa sangat terhina.

Tapi demi seratus juta dollar yang menggoda, Eden meyakinkan dirinya sendiri di dalam hati, dia menganggap bahwa dirinya sudah di permainkan oleh pria brengsek ini.

Dengan seratus juta dollar, dia bisa meninggalkan tempat ini dan menjalani kehidupan yang dia inginkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!