Begitu Julio memasuki ruangan, yang pertama dia lihat adalah aula yang luas. Ada beberapa sofa mewah dan televisi layar lebar di sana. Banyak barang barang canggih yang tidak bisa dipahami Julio tetapi terlihat sangat menawan. Tiga jendela besar dari lantai ke langit langit terpasang di dinding yang menghadap langsung ke pintu ruangan. Dari sana Julio bisa melihat pemandangan kota di luar.
"Tuan ini alat untuk memanggil kami, jika anda membutuhkan sesuatu cukup tekan tombol ini maka kami akan segera datang untuk melayani anda."
Pelayan mengeluarkan benda kecil yang mirip dengan remote control dan memberikannya kepada Julio, lalu melangkah mundur.
Julio menginjakkan kaki di karpet lembut di bawahnya, Julio berjalan ke arah jendela besar yang bergaya modern.
Golden Star Hotel adalah salah satu gedung tertinggi di pusat kota, dan presidental suite berada di lantai teratas hotel itu. Melihat ke arah luar dari kamar itu, Julio dapat melihat hampir seluruh sudut kota Fesen.
Julio berdiri di depan jendela besar itu tiba tiba merasa seperti memandang rendah semua manusia.
"Perasaan ini sangat nyaman. Aku menikmati ini, seperti semua orang berada di bawah telapak kakiku sekarang."
Di luar sana terlihat berbagai lampu yang di pancarkan dari bangunan yang tak terhitung jumlahnya, lampu dari berbagai kendaraan di jalanan, lampu lampu yang membentuk seperti gambar indah di kegelapan malam.
"Aku bukan lagi pemuda rendahan! Dan aku ini sangat kaya!" gumam Julio.
***
Setengah jam kemudian, Sherry sudah sampai di pintu masuk Golden Star Hotel. Dia berjalan ke dalam lobi, Sherry juga sedikit terkejut dengan kemewahan di dalamnya, pada dasarnya dia memang tidak pernah punya kesempatan untuk datang ke tempat seperti ini.
"Halo, saya punya janji dengan orang di presidental suite nomer 1. Bisakah anda menghubunginya?" tanya Sherry di depan meja resepsionis.
"Baik nona, boleh saya tahu nama anda?"
"Saya Sherry."
"Baik, saya akan memeriksanya dahulu."
Resepsionis segera menelpon Julio di kamarnya, setelah mendapatkan persetujuan darinya mereka mengantar Sherry menuju lift.
Sherry sangat gugup saat ini karena dia sendiri tidak tahu seperti apa sosok yang akan ditemuinya ini. Entah dia tua, muda, tampan atau jelek. Sherry benar benar tidak tahu karena akun Julio pun tidak memakai foto profil. Sherry duduk di sofa di dalam lift menatap nomor jumlah lantai yang terus berubah sambil berpikir gelisah.
TING!
Saat lift terbuka, Sherry pertama tama dengan hati hati merapikan pakaiannya, dan kemudian mengikuti pelayan berjalan keluar. Keduanya datang ke pintu kamar presidental suite, dan pelayan itu menekan bel di samping pintu.
TING TONG!
Julio membuka pintu dan melihat keluar.
"Tuan, tamu anda telah tiba." kata pelayan sambil membungkuk ke arah Julio.
"Oke! Kau boleh pergi."
Setelah memberi perintah kepada pelayan, Julio dengan hati hati menatap Sherry di depannya. Dia melihat Sherry yang sangat cantik berdiri di pintu saat ini. Sherry mempunya tinggi badan sekitar 160 cm, rambut hitamnya menutupi bahu dan wajah kecilnya yang halus memerah.
Sherry memakai baju ketat merah muda yang memperlihatkan sosok yang sempurna, rok pendek hitam menutupi setengah paha, di kakinya dia memakai sepasang stoking hitam dan memakai sepasang sepatu hak tinggi berwarna cokelat.
"Ternyata lebih cantik aslinya daripada di layar live." kata Julio dalam hati memberikan evaluasi.
Julio menatap Sherry dan Sherry juga menatap Julio.
"Penampilan biasa, pakaian biasa, tubuh juga biasa. Orang ini benar benar orang biasa! Kalau dia tidak memberiku hadiah besar, aku tidak akan menyangka dia ini kaya raya."
Kesan pertama Julio membuat Sherry sedikit kecewa. Itu bukan seseorang pria yang tinggi tegap dan tampan dengan tubuh di penuhi barang barang merek terkenal seperti yang di bayangkan. Orang ini benar benar biasa saja.
"Halo Juju, Julio Cesar kan?" kata Sherry menyapa Julio terlebih dahulu.
"Yap,, ternyata kamu lebih cantik daripada di video. Masuklah!" kata Julio mengangguk dan mempersilahkan Sherry.
"Waaw! Indah banget!" seru Sherry langsung kagum dengan dekorasi ruangan yang mewah itu ketika melangkah masuk.
Sherry berjalan ke arah jendela besar dan menyaksikan pemandangan malam kota yang indah di luar sana.
"Apa menurutmu begitu? Menurutku ada yang lebih indah sekarang ini."
Pria dan wanita tinggal berdua di sebuah kamar hotel. Keduanya sudah dewasa. Julio sedikit ragu berjalan ke arah Sherry dan memeluknya dari belakang.
"Aaah... Jangan buru buru dong, aku belum mandi." kata Sherry lembut sambil sedikit mendorong Julio dengan malu malu.
"Kalau gitu, ayo mandi bersama." kata Julio sambil eraih tangan dan memandang tubuh seksi Sherry lalu tersenyum jahat.
"Tidak tidak... aku akan mandi sendiri, tunggu saja aku di kamar tidur." kata Sherry dengan cepat sambil melepaskan diri dari tangan Julio dan berjalan ke kamar mandi dengan wajah memerah karena malu.
"Hais, bukankah sekarang atau nanti juga sama saja. Kenapa dia malah malu."
Melihat pintu kamar mandi yang tertutup, Julio menggaruk rambutnya tanpa berkata kata dan kemudian berjalan menuju kamar tidur. Julio masuk ke kamar tidur, ternyata di sana juga ada kamar mandi, jadi dia memutuskan untuk mandi juga.
Dalam beberapa menit Julio selesai mandi dan keluar, Julio memakai handuk mandi dan berbaring di tempat tidur besar di sana. Setengah jam kemudian, Julio sudah sedikit tidak sabar menunggu dan berencana untuk menyusul Sherry.
Belum sempat beranjak, Sherry muncul di pintu kamar tidur. Melihat sosok Sherry di pintu, Julio diam diam menelan ludahnya. Sherry berdiri di luar pintu hanya menggunakan handuk besar. Kulit yang tidak tertutupi handuk tampak putih dan halus di bawah cahaya lampu. Rambutnya yang panjang basah menghiasi wajahnya yang sedikit memerah.
Sherry datang ke arah Julio dengan sepasang paha ramping seputih salju melangkah dengan lembut.
"Hahaha,,, wanita ini milikku sekarang." seru Julio dalam hati.
Julio tidak sabar untuk menarik Sherry dan merebahkannnya di tempat tidur. Julio menekan tubuh Sherry di tempat tidur.
"Ju, tolong pelan pelan ya, ini pertama kali untukku, aku takut sakit." kata Sherry sedikit cemas.
"Baiklah.." jawab Julio samar samar.
"Bisakah kamu matikan lampu, aku malu."
Julio menuruti permintaan Sherry. Ruangan seketika menjadi gelap. Beberapa saat kemudian suara suara lenguhan terdengar di ruangan itu.
***
Sinar matahari yang mempesona menyinari wajah Julio melalui sela sela jendela. Julio membuka matanya dengan linglung.
"Hm? Di mana aku?"
Melihat matahari yang sudah tinggi di luar jendela, Julio tidak bisa bereaksi untuk sementara waktu.
"Eh? Ini?"
Julio merasa sedang memegang benda lunak di tangannya. Ketika dia menoleh dia melihat wajah kecil Sherry yang lembut. Melihat itu Julio tersenyum penuh kemenangan.
Julio, seorang pemuda dengan penampilan biasa biasa saja dan dari keluarga sederhana, mencicipi hal terlarang untuk pertama kalinya tadi malam. Dia dan Sherry melakukan hal itu tujuh kali dari jam 11 malam sampai jam 3 pagi.
Dengan daya tahan yang dimilikinya di atas rata rata orang normal, Sherry sempat beberapa kali memohon untuk istirahat. Mengingat kejadian semalam membuat tubuh Julio bereaksi lagi dan tangannya mulai meraba raba tubuh Sherry.
"Ah Juju, jangan sekarang... aku sangat lelah..." kata Sherry sambil mendorong tubuh Julio tanpa tenaga.
"Hei pemalas, lihat ini udah siang, kamu belum mau bangun?" kata Julio sambil menepuk pipi Sherry dengan lembut.
"Tidak,, kamu semalam seperti monster, aku sangat lelah, aku mau tidur sebentar yaa..."
Sherry menarik selimut dan menutupi tubuhnya, dia menutup matanya dan memutuskan untuk tidur lagi.
"Beneran gak mau bangun? Padahal aku mau ngajak ke Circle Square Mall untuk berbelanja apapun yang kamu suka, tapi sepertinya kamu tidak mau, ya sudahlah lupakan saja." kata Julio dengan nada menyesal seolah olah sedang berbicara pada dirinya sendiri.
Tiba tiba Sherry melompat dari tempat tidur ketika dia mendengar itu, dia tidak perduli tubuhnya yang benar benar telanjang.
"Jujuuuu, kamu gak bohong kan? Circle Square Mall? Belanja apapun yang aku suka?"
Bukan salah Sherry karena begitu bersemangat, tetapi Circle Square Mall adalah pusat perbelanjaan paling besar di kota Fesen, berisi banyak hal yang menarik perhatian wanita.
Banyak wanita yang rela naik ke tempat tidur bersama pria yang mau membelanjakan barang di mall itu. Dan sekarang Julio benar benar mengatakan bahwa Sherry dapat membeli apapun yang dia suka di sana.
Kata kata yang Julio ucapkan tadi bisa membuat kebanyakan wanita menjadi gila ketika mereka mendengarnya.
"Tentu saja." jawab Julio dengan santai. Mata Julio terbuka lebar dan dia menatap tubuh polos Sherry yang indah.
"Lihat apaan sih! Apa kurang puas melihatnya semalam suntuk." kata Sherry santai, sambil berjalan tertatih tatih ke kamar mandi. Tanpa menutup pintu Sherry dengan santainya mandi di depan mata Julio,
"Sekali seorang wanita memberikan tubuhnya, dia tidak akan tahu apa arti rasa malu itu di depanmu." kata Julio dalam hati mengingat wajah malu malu Sherry semalam saat mereka melakukannya pertama kali. Julio hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
king vilain
bagus cuman sayang adegan tidak ada
2023-08-27
1