Hafiz membawa Rara ke sebuah mini market yang ada di area bandara itu untuk membeli sebotol mineral.
"Kenapa mas basah-basahan gini?" tanya Rara ketika sudah agak tenang. Mereka masih menunggu hujan reda.
#flashback
"Nak.. mau kemana? Udah mendung banget" tanya mama.
"Aku pergi dulu ya ma, ada perlu" kemudian ia mengambil kontak motornya. Ia tidak mau membawa mobilnya. Karena ia tidak mau ketauan Rara siapa dia.
"bawa mobil saja nak" raut kecemasan terpancar di muka ibu yang melahirkan Hafiz. Tapi entah bagaimana, ia sudah dibutakan oleh yang namanya perasaan sayang ke lawan jenis.
Hafiz mencari tau, pesawat yang akan dinaiki Rara, sudah bisa berangkat.
Ia melajukan motornya dengan cepat. Ia tidak mau melihat perempuannya menunggu, karena biasanya, taksi yang masuk ke bandara tidak banyak. Pasti akan mengantri.
Dan benar, saat ia sampai dan melihat Rara dengan muka ketakutan. Ia menghampiri dengan berlari. pasti sesuatu terjadi.
Mereka masih menunggu hujan reda. Tapi malam itu, sepertinya masih akan terus hujan.
Rara melihat Hafiz yang kedinginan, merasa iba.
"Sudah Rara bilang, gak usah jemput. Rara semakin merepotkan. Rara menyesal pernah meminta bantuan mas. Maafkan Rara, mas"
"Ra, mas minta maaf, mas bukan bermaksud berkata seperti itu, sebenarnya, mas keberatan tidak ketemu kamu 2 minggu."
Entah dari mana keberanian itu muncul begitu saja.
Rara tertawa,
"Haduh, drama deh. Hujannya sudah reda. Ayo mas" Rara menarik tangan Hafiz, dan mereka berlari menuju parkiran motor, walau hujan masih turun sekali-kali, mereka seperti tidak mengacuhkan.
Rara melepas jaketnya, dan memberikan ke Hafiz. Rara memang suka memakai baju longgar dan tidak terlalu menunjukkan pakaian cewek.
"Pakai mas, dingin kan. Atau ganti dulu aja dari pada sakit nanti. Kalau mas sakit, aku gak bisa ngerepotin mas lagi."
"Gapapa. Lagian aku laki-laki. Sudah biasa"
"Mending aku naik taksi, daripada basah gini"
Hafiz mengelus kepala Rara, dan mengikuti permintaan Rara.
Hafiz melihat Rara dengan senyuman, dia membuka bajunya di depan Rara, seketika Rara menutup matanya.
"Repot kalau mau ganti baju di toilet. nanti kamu diculik orang kalau aku tinggalkan" ucapnya sambil memakai jaket Rara.
Perjalanan malam yang dingin itu tidak terasa bagi Hafiz. Ia terasa hangat dengan jaket milik Rara.
"Mas, kita makan dulu ya, Rara laper" ucap Rara di telinga Hafiz ketika mereka melewati taman kota.
Hafiz menghentikan motornya.
"Di sini?" tanyanya
Rara mengangguk, dan masuk ke salah satu tempat pacel lele kesukaannya.
Tanpa ragu, Rara duduk bersila dan memesan makanan.
"Mas, mau makan apa?" tanyanya.
"Sama seperti kamu deh" ucap hafiz yang menggesekkan kedua tangan dinginnya.
"Saya mau air hangat 2 ya mbak" ucap Rara kepada pelayan itu.
Sambil mereka menunggu pesanan, ada pengamen masuk ke tempat itu, dan mulai memainkan dentingan gitar, pengamen itu menyanyikan lagi "Nyaman-Andmesh"
Tanpa sepengetahuan Rara, Hafiz mendengarkan suara Rara yang mengikuti nyanyian itu. Ia tersenyum melihat tingkah laku manusia yang ada di depannya.
Rara, nama itu yang mengisi ruang di hatinya.
Perempuan itu. Ia hanya tersenyum.
Tanpa sadar, Rara bertepuk tangan ketika lagu itu selesai dinyanyikan.
"Mas, iso lagu Selesai Glenn Fredly, ndak?" tanya Hafiz ke pengamen itu.
'Tak cobo Yo mas" ucapnya sambil mengambil nada dan kunci yang akan ia mainkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Weni Sadikan
kalo di Malang anak cowok di panggil Le, anak cewek di panggil Nduk.
2020-10-05
0
Dani Seakin
nduk itu panggilan ke anak cwek thor..le itu baru bner krn LE panggilan buat anak cwok
2020-09-15
0
sahabat kayu
cerita seru kok yg baca dikit ya
2020-09-09
2