Sabtu itu, merupakan hari bersejarah diantara 2 orang yang mempunyai sifat dingin. Tapi entah kenapa, Rara maupun Hafiz merasa cocok 1 sama lain.
Umur mereka terpaut 5 tahun, umur Hafiz sama dengan Rangga, kakaknya Rara. Jadi, Rara merasa nyaman dekat Hafiz.
"Sudah malam, mas. Pasti sekarang menjelang malam puncak. Ada pesta kembang api. Aku tidak perlu kesana, cukup melihat dari kamarku saja. Apa mas Hafiz tidak keberatan mengantar aku pulang?" tanya Rara.
Hafiz mengangguk. Mereka berjalan menuju mobil. Seperti tadi, ia membukakan pintu mobil untuk ku. Biasanya yang melakukan itu hanya sopir pribadiku saja. Sekarang, ada mas Hafiz malam itu.
Setibanya mereka di depan asrama, mereka duduk di teras. Biasanya, ada jam malam di asrama. Pintu ditutup jam 10 malam. Tapi tidak tentunya untuk malam ini. Karena ada pesta di dalam kompleks kampus, apalagi Ulang tahun kampus.
Dar.
Aku terkejut, dan terduduk lemas, sambil menutup telingaku.
"Ra.. itu cuma kembang api. Bangun" Hafiz tertawa melihat tingkah laku manusia yang ada di depannya itu, sambil mengangkat pundaknya. " Lihat, bagus kan" Hafiz menutupi telinga dan mengarahkan muka Rara ke atas langit.
Rara melihat ke atas langit, penuh warna di sana. "Wow" muka takjub itu memperlihatkan wajah asli Rara yang cantik. Sesekali ia merapikan rambutnya, karena tertiup angin malam. Hafiz bukan melihat aksi kembang api yang cantik, tapi melihat sosok Rara yang cantik ada di hadapannya. Hatinya merasa bahagia. Baru kali ini ia melihat sosok yang polos, tidak menor dan sangat sederhana memikat hatinya. Pantas saja, ia mendapat teror dari orang yang tidak di kenalnya.
Ponsel Rara bergetar. Ia merogoh saku celananya.
"Hai cantik. Kamu sudah pulang ya. Kalau kamu terpana dengan warna warni di langit, maka aku selalu terpana melihat kamu."
Rara terdiam.
Hafiz mendekati dan mengambil ponsel Rara.
"Kamu siapa? Kalau kamu lihat kami, ya, kami sudah bertunangan. Jangan ganggu tunangan saya lagi, atau kamu akan berhadapan dengan saya."
Hafiz menoleh ke segala penjuru arah,
"Ra, ayo masuk ke mobil sebentar." Hafiz menarik tangan Rara.
Di mobil, ia memegang tangan Rara.
"Mas. Jangan berlaku tidak sopan. Ingat, status kita hanya status Palsu. Jangan lebih dari itu." teriak Rara kaget dengan perlakuan Hafiz.
"Pelankan suara kamu, nanti orang itu tau kalau kita hanya pura-pura. Lagian aku hanya membantumu. Mana tanganmu."
Hafiz meletakkan tangan mereka di depan mereka.
cekrek.
Foto jari mereka dengan cincin yanh melingkar di jari mereka, Hafiz mengambil beberapa foto. Mulai hanya foto jari, sampai foto mereka tampak bahagia dengan foto itu.
"Nah.. selesai." ia meletakkan kembali ponsel miliknya.
"Ayo aku antar kamu, itu sudah ada yang masuk ke asrama, kamu tidak akan sendiri. Kalau ada apa-apa, teriak saja. Ponselku akan stand by, kalau ada apa-apa, kamu cepat kabari aku, paham?"
Rara mengangguk.
Pintu mobil sudah dibuka oleh Hafiz. "Masuklah" Ia mengantarkan Rara ke depan pintu asrama, dan menunggunya menaiki anak tangga.
Baru saja sampai di kamar, ponselnya bergetar. Nama Hafiz tertera dengan wallpaper, foto mereka berdua sedang mengenakan cincin.
Rara tersenyum, apa-apaan ini.
"Ya mas, aku sudah di dalam kamar. Ini mau aku kunci." ucap Rara.
Rara menuju jendela kamarnya, ia melihat mobil itu masih terparkir di sana. Tempat yang sama.
"Pulanglah. Aku lupa pamit, besok aku berangkat ya."
"Jam berapa kamu ke bandara?" Hafiz menuju mobilnya, tapi mobil itu belum lagi berlalu dari sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Yuli Yulyanti
seruuu
2020-09-09
0