"Assalamualaikum,. mas."
Hafiz yang sedang berada di ruangannya, dikejutkan oleh pesan WhatsApp.
Hafiz segera menelpon Rara.
"Kamu kenapa? Ada yang ganggu lagi?"
Entah sejak kejadian itu, Hafiz jadi takut kalau sesuatu terjadi pada Rara.
"Aku ganggu gak?"
Sebenarnya Rara bingung harus bagaimana, Ia ingat mengenal Hafiz, sosok yang ia rasa baik.
"Gak sih, nanti aja aku mau rapat. Ada yang bisa aku bantu?' tanyanya
Rara menceritakan semua kejadian yang terjadi dan pesta ulang tahun UB, dimana ia mencari ilmu.
"apa? Aku harus pura-pura jadi tunangan kamu" suara Hafiz mengagetkan asistennya.
"Status palsu aja mas, tolong Rara mas, kalau tidak, laki-laki misterius itu akan menghampiri aku. Tolong Rara mas,
Dasi yang tadinya sudah dirapikan, kemudian ia mengendurkannya kembali.
"Aku gak janji deh. Aku punya schedule lain. Kalau bisa, aku akan mengabari kamu nanti. tapi jangan ngarep ya"
Ada rasa kecewa di hati Rara. Tak ada saudara,tak ada tunangan, apalagi pacar. Ia hanya pasrah dengan apa yang akan terjadi.
Sabtu yang mendebarkan itu datang. Dress code pesta itu, kemeja putih. Untung saja Rara mempunyai nya. dan memang, ia sangat suka dengan warna putih.
"Ra.. ayo.. pestanya udah mau di mulai loh. Jangan lupa loh" teriak Ita.
Rara masih ada di depan meja riasnya. Ia hanya menggunakan bedak tabur bayi dan lip balm saja. Ia tidak mau terlihat mencolok.
Hafiz, kenapa dia tidak ada berita.
"Sok sibuk sekali, apa sih kerjaannya"
umpat Rara dalam hati.
"Ra, kamu dimana? Pestanya mau mulai." pesan singkat Dimas, mengingatkan kembali.
Rara memakai sepatu sneaker biru mudanya.
Ia melangkah menuju Lapangan tempat pesta diadakan.
Ponselnya bergetar, ia berharap itu adalah Hafiz.
"Benar kataku, kamu sendiri, aku senang sekali. Tenang, aku akan selalu di belakang kamu, dan pada saatnya kita akan bertemu"
Rara menoleh ke belakang, kanan, kiri, banyak orang, dan dia tidak tau, yang mana orang yang menerornya itu.
Ia ingin cepat-cepat hari Minggu, karena, ia akan pulang ke Jakarta. Libur semester ini, ia tidak ingin di Malang. Tiket pulang pun sudah dikirim oleh mas Rangga.
"Ra.. isi daftar dulu gih" ucap Dimas yang melihatnya dan mengarahkannya ke tempat pendaftaran, karena nomornya akan di undi, dan akan mendapatkan hadiah bila bernasib
"Hi, kamu Rara kan? Anak jurusan MIPA, sudah lama sekali kami ingin berkenalan. Aku Roni, ini Mario, dan ini Marcel." Rara terkejut dengan sentuhan kecil dan perkenalan yang mengagetkan itu.
Ponselnya bergetar
"Kamu kira itu aku, aku ada di belakang kamu"
Seketika, Rara melihat sekeliling, dan ia mulai ketakutan. Ia berlari menjauhi kerumunan itu. Ia menundukkan kepalanya dan menutupnya dengan kedua tangannya.
Sesekali ia menabrak mahasiswa lain.
"Maaf" hanya ucapan itu, dan ia berniat untuk kembali ke dalam kamarnya. Ia berlari. Untung saja dia memakai sepatu sneaker, kalau dia memakai sepatu berhak, pasti akan jatuh.
Dug.
"Aw.. maaf" Ia menabrak seseorang lagi.
Laki-laki itu menarik tangan Rara.
"Lepaskan, siapa kamu sebenarnya" ucap Rara sambil berteriak.
Laki-laki itu menutup mulut Rara.
"ini aku"
Rara mendongakkan mukanya.
Tiba-tiba tanpa ia sadari, ia memeluk laki-laki itu.
"Mas.. aku takut."
Hafiz makin mengasihani perempuan di hadapannya itu.
"Sudah, tenang. Aku sudah di sini. Maaf tidak memberimu kabar."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Nisha Husnul
hmmmmtttt
2021-01-16
0