13

"Ra.. sebelum kamu pulang, mas mau kenalkan kamu sama teman dekat mas ya." suara mas Rangga,

"Nanti minta anter pak Eko aja ke kantor ya, sore jam 5, kamu sudah harus ada di kantor. Jangan kesorean," mas Rangga mengingatkan Rara.

Sekarang sudah hari Kamis, artinya masih tersisa 2 hari bersama keluarga. Rara selalu mendesak Rangga untuk mengenalkannya pada kekasih kakaknya itu.

Hafiz tidak dapat menahan rasa yang ada di dadanya. Ia ingin disibukkan dengan panggilan dari Rara. Pertemuan tidak sengaja itu, menjadi kenangan terindah untuknya.

"Ra.."

"Ya, mas.. Ada apa?"

"oh. eh.. gak.. cuma mau denger suara kamu aja."

Hafiz memandang pemandangan kota dari lantai 5 kantornya.

"Nomor misterius itu masih menghubungi kamu? Kamu ceritakan dengan keluargamu masalah itu?"

"eh, mas.. jangan ketauan sama keluargaku, bisa-bisa aku dilarang balik kuliah kesana"

"oh.. jangan kalau begitu. Nanti aku tidak bisa ketemu kamu" suara Hafiz mengecil

"Maksud mas?"

"Maksud aku nanti aku tidak akan direpotkan kamu lagi. hahaha"

"Oh.. maaf mas, aku janji gak bakal ngerepotin mas lagi kok. Ini aja aku biarin aja dia nge WhatsApp aku, aku gk buka motif nya kok. Mungkin nanti dia akan berhenti sendiri kalau aku cuekin" suara Rara seperti menahan kesal

"Bukan. bukan begitu. Aku senang kok kalau kamu buat repot. Oh ya, kamu pulang ke Malang, kapan? Jadi kan Minggu ini?"

"Jadi mas, aku ambil pesawat sore saja, jadi sampai di asrama, aku tidak memikirkan hal lain."

"Aku jemput ya."

"Gak usah mas, aku naik taksi saja. Aku gak mau merepotkan mas lagi."

"oh.. gak kok. Kamu marah?"

"gak kok.. udah dulu ya mas,aku mau pergi. Mau ketemu sama orang dulu"

"siapa?"

"Udah ya mas,lagian udah sore kan. Mas harus jam pulang. Aku pergi dulu. Assalamualaikum"

Hafiz terkejut dengan kelakuan Rara.

Dia tidak bermaksud seperti itu. Nanti dia akan menyelesaikan dengan Rara.

#Di kantor Rangga, semua melihat ke arah Rara.

"Siapa gadis itu?" tanya salah satu karyawan.

Rara tidak pernah ikut campur urusan kantor.

Sehingga mereka tidak tau siapa yang datang.

"Ada yang bisa saya bantu, mbak?" tanya seorang receptionis.

"Saya sudah janji dengan pak Rangga."

"Baik, mbak. Tunggu sebentar ya"

"Pak, ada yang menunggu bapak, apa saya antar ke meja bapak?"

"Tidak perlu, nanti biar saya yang turun, lagian saya sudah mau pulang juga."

"Tunggu sebentar ya mbak. Pak Rangga akan turun." jelas mbak yang ramah itu.

Rara membuka notif di WhatsApp.

Hafiz : Hi, masih marah? Maaf ya, kan kita baru bertunangan, baru juga 2 minggu.

Membaca notif itu, membuat Rara tersenyum lebar, sampai ia tidak menyadari kalau Rangga sudah ada di sebelahnya, memperhatikan adiknya yang sedang asik.

"Ehem"

dehaman itu mengagetkan Rara.

"Dek, siapa itu, kok tunangan?"

"Mas.. gak kok. itu becanda. Biasalah. Ayo jalan"

Deg, jantung Rara berdegup kencang.

Di perjalanan menuju restoran masakan Jepang.

"mas.. kapan rencana pernikahan mas? Jangan lama-lama, nanti aku salip loh" canda Rara.

"Dek.. jadi bener yang tadi mas lihat? Padahal kamu mau aku jodohkan dengan temanku" ucap mas Rangga.

"Gak jaman kaliiii" kemudian Rara tertawa.

"Tapi janji gak bilang sama ibu ya. Nanti aku cerita"

Terpopuler

Comments

DeDe Edis Edis

DeDe Edis Edis

lanjut

2020-10-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!