"Maksudnya?" tanya laki-laki di hadapannya itu.
"Cepat tolong bawa saya dari sini. Cepat" ucap Rara menutup mukanya di bawah badan laki-laki yang berawakan tinggi itu, yang Rara tau, dia bisa pergi dari tempat itu.
"Cieee mbak Rara" ucap Ayu meledeknya.
Rara melempakan senyum tipisnya ke Ayu.
Mereka tergesa-gesa.
"Tapi.. kendaraanku di sana, buka disitu" laki-laki itu menunjuk motornya yang berwarna hijau.
"Ayo cepat" Rara langsung memakai helm itu, dan naik motor itu.
Mereka pergi dari toko itu.
"Kita kemana?" tanya Rara
"Apa?" tanya laki-laki itu.
Suara Rara kalah dengan knalpot motor laki-laki itu.
Laki-laki itu menghentikan motornya di taman Kota.
"Turun" perintahnya.
Rara menarik nafas lega. Ia ketakutan dengan cara laki-laki itu mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.
Rara menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Kamu kenapa sih? Seperti habis melihat hantu saja"
"Bukan hantu, tapi lebih menakutkan. Ini sama sekali tidak menampakkan wujudnya"
Laki-laki itu tertawa terbahak-bahak, sampai orang yang lewat melihat ke arah mereka. Rara menutup mulut laki-laki itu walau harus menjinjit kakinya.
"Kita duduk di sana saja."
Rara tetap memegang kaos yang dikenakan laki-laki itu.
Ponselnya berdering, ia ingat kalau itu nomor Dimas.
"Ra, dimana? Aku udah sampai di toko buku"
"Maaf Dimas, aku sudah pergi dari sana. Ada keperluan mendadak" ucap Rara ke Dimas. Dan mereka mengakhiri pembicaraan itu.
"Maaf harus merepotkan. Aku merasa sangat takut tadi". Ia menyerahkan ponselnya, dan memperlihatkan isi pembicaraan via WhatsApp itu ke laki-laki yang belum di kenalnya.
Laki-laki itu tertawa lagi.
"Bagaimana kalau itu adalah aku?" dia lanjutkan tertawa lagi.
Rara mulai ketakutan. Melihat muka Rara, laki-laki itu terdiam, ia merasa kasihan dengan muka takut perempuan yang ada di hadapannya itu.
"Sudah, tidak usah mengeluarkan muka itu. Aneh. Kalau aku berniat buruk, pasti aku akan membawa kamu ke hutan, dan..."
Rara bangun dari tempat duduknya.
"Ibuuu..." teriak Rara dalam hati.
"Sudah, duduk lagi. Nanti orang curiga kalau aku akan melakukan hal aneh padamu" laki-laki itu memegang pundak Rara dan mengajaknya duduk.
Rara termasuk gadis bertubuh tinggi, tapi, dibanding dengan laki-laki itu, dia hanya sebahunya saja.
"Jadi nama kamu, Rara?" Ia mengembalikan ponsel Rara ke tangan Rara.
"Sebaiknya kamu jangan bertindak seperti tadi, ya, ketemu aku, kalau kamu ketemu dengan laki-laki bejat, bagaimana? Namaku Hafiz. Tapi, sepertinya umur kita tidak sama, kamu dibawah aku. Pasti seumuran adik sepupuku. Kalau begitu panggil aku mas Hafiz" Dengan pedenya ia mengenalkan dirinya.
"Fakhira, tapi biasa dipanggil Rara."
"Kamu mahasiswa UB ya? Jurusan apa?"
"Ya mas, aku ambil jurusan MIPA."
"Oh ya. Ini nomorku, kalau ada apa-apa, kamu bisa hubungi aku"
Hafiz menyimpan nomornya di ponsel Rara. Dan ia memanggil nomornya lewat ponsel Rara.
Rara terdiam, dan melihat sosok laki-laki itu.
"Ternyata di kota kecil ini, ada laki-laki tampan seperti ini" batinnya berkata.
"Ya sudah, aku antar kamu pulang. Aku rasa tidak ada yg mengikutimu lagi."
Kalimat itu mengagetkan lamunannya.
"Oh. ehm.. gak usah mas, biar Rara pulang naik oplet saja"
"Kalau di dalam oplet itu ada lagi yang mengikutimu bagaimana? Lagian kan aku laki-laki bertanggung jawab. Aku akan mengantarmu pulang." Ia menarik Rara ke dekat motornya.
"Pakailah" perintahnya.
Rara masih terdiam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
.SiapaAku.
lanjut kak
2020-06-26
1