"Hallo sayang.. lagi apa nak?" suara ibu dari ponsel Rara.
"Ya Bu.." suara Rara berat, dikarenakan hari Sabtu, dia memutuskan untuk tidur kembali setelah Sholah Subuh.
"Baru bangun? Astagaaa... Udah jam berapa ini nak? Anak gadis gak boleh bangun siang ah"ucap ibu.
"Ini kan libur Bu, lagian, Rara tidak ada kegiatan. Paling nanti mau keluar kampus, mau ke toko buku aja" ucap Rara.
"Ya sudah, jangan lupa makan ya nak" ucap ibu mengakhiri pembicaraan itu.
Jam di dinding menunjukkan pukul 9 pagi. Rara membereskan kamarnya, dan segera bergegas untuk ke toko buku. Ya, Rara memang suka menyendiri. Ia lebih senang dengan dunianya, daripada harus menghabiskan waktu buat pacaran seperti teman-teman di asrama itu. Weekend biasanya mereka habiskan dengan berjalan bersama pacar mereka masing-masing.
Rara memakai sendal jepit, celana jeans berwarna biru tua, dan kaos oblong berwarna putih. Orang tidak akan tau, kalau sebenarnya, Rara adalah anak dari pak Rahmat, yang mempunyai perusahaan di bidang farmasi.
Toko buku yang dituju sudah di depan mata,
"Pagi mbak Rara" sapa perempuan muda itu, Ya, Ayu adalah penjaga toko buku langganannya. Hampir setiap Sabtu atau Minggu, Rara menghabiskan waktu untuk membaca buku dan membeli keperluannya.
Ponselnya bergetar, Rara tidak suka dengan suara ponsel yang terlalu besar, bahkan kadang dia memakai mode silent, sehingga seringkali dia tidak mendengar suara ponselnya di keramaian kampusnya.
Di toko itu sunyi, sehingga, dia mendengar getaran ponselnya yang di letakkan di atas meja. Nomor yang tidak dikenalnya. Tapi nomor itu berulang kali menyapa di ponselnya siang itu.
"Siapa ya?" Dengan nada ragu-ragu, Rara menjawab panggilan itu.
"Hallo, Rara. Ini Dimas"
Dimas adalah ketua kelasnya di kampus.
Ia yang selalu memberi info tugas atau apapun tentang kampusnya.
"Oh, ya. Maaf Dimas, ada apa?"
"Kami dimana?"
"Aku di toko buku dekat kampus kita. Ada apa ya?"
"Aku nyusul kesana ya" kemudian Dimas mematikan ponselnya.
Rara tidak merasa aneh. Ia terus membaca dan memilih buku yang akan dibelinya sambil duduk bersila dan menyender di dinding, di toko buku itu menyediakan sudut baca.
Ponselnya kembali bergetar.
Sebuah pesan singkat WhatsApp dari nomor yang tidak dikenal lagi. Tapi tidak ada foto profil.
"Aku tau kamu dimana, aku tau kamu sedang membaca buku apa, aku tau kamu memakai baju apa hari ini."
Sontak Rara ketakutan.
Ponselnya kembali bergetar.
"kamu gak perlu grogi gitu, aku hanya seorang yang hanya akan memandang kamu."
Rara terdiam, melihat sekelilingnya.
"Siapa kamu?"
"Salah satu penggemar kecantikan kamu"
"Jangan ganggu aku, aku sedang menunggu tunanganku. Aku akan menceritakan kejadian ini ke tunanganku"
"Mana mungkin, aku tau kamu di sini seorang diri, jangankan tunangan, pacar saja kamu tidak ada.Tapi tenang. Aku siap kok jadi pacar kamu"
"Pede sekali kamu. Sekali lagi jangan ganggu aku"
Rara memutuskan untuk segera bangun dari tempatnya, dan bergegas keluar dari toko itu.
Ponselnya bergetar lagi
"Jangan lari, kemana kamu, aku tetap bisa melihatmu" ucap seseorang itu lagi.
Muka Rara makin pucat. Dia berlari sambil memakai sendalnya.
Dug
Rara menabrak seseorang.
Lelaki muda di depannya itu memakai warna baju yang sama dengannya.
"Sayang.. kok lama sekali, kita pergi dari sini"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Cing Cing
lanjut thor
2020-09-21
0