'Gelang dan cincin itu, sepertinya aku pernah lihat. Tapi...dimana?'
Pikir bu'Veronika melihat gelang dan cincin Vina.
Vina meninggalkan Dave yang sedang bergabung dengan teman-temannya, lalu mengajak Bella menghampiri Rangga dengan berjalan perlahan dan memegang lengan Bella karena tak terbiasa dengan high heelsnya.
"Rangga, gimana kuliah kamu?" Tanya Vina setelah berada didepan Rangga.
"Ya gitu aja Vin, tapi aku mo pindah ke kampus kamu kok. Soalnya Rumah bonyok yang di bandung udah dijual, kita lagi nyari rumah disini" Jawab Rangga menjelaskan.
"Wah, kenapa kamu ngga pernah cerita? ach...ngga asyik kamu" Ucap Vina meninju pelan dada Rangga.
"Sorry...soalnya aku tau kamu juga lagi ada masalah, jadi tadinya aku mau ngasih kamu surprise gitu. tau-tau aku udah kuliah di kampus kamu. tapi, karena kamu tanya ya udah. aku kan ngga bisa bohong sama kamu" Jawab Rangga menjelaskan.
"Oya Ga, kenalin ini sohib aku dikampus" Ucap Vina mengenalkan Bella.
"Gue Bella" Ucap Bella memperkenalkan diri dan menawarkan diri menjabat tangan tanda perkenalan pada Rangga.
"Rangga" Jawab Rangga membalas jabat tangan Bella.
Kevin yang memperhatikan Bella tiba-tiba menghampiri Bella dan melepas jabatan tangan Bella dan Rangga.
"Jabatannya jangan kelamaan, nanti gatal-gatal" Ucap Kevin ketus.
"Apa...! lo kira tangan gue punya penyakit kulit apa? ich...jahat kamu nih" Ucap Bella kesal dan cemberut lalu menjitak belakang kepala Kevin saking kesalnya.
"Ich...songong lo, main jitak aja. Gue balas cium nih yaaa" Jawab Kevin mengelus kepala sendiri lalu memonyongkan bibirnya seperti hendak mencium.
Bella menempelkan dompet tangannya ke bibir Kevin.
"Makan nih dompet" ledek Bella memeletkan lidahnya.
"Udah ah, kalian nih ya. Lagian kamu tuh ya Kevin, kalo muncul kenapa suka tiba-tiba kaya setan tau" Ucap Vina kesal.
"Eh...si cantik Vina lagi ngomong nih, Biar gue setan tapi ganteng kaaaaan? hahaha" Jawab Kevin menggoda dan tertawa, lalu Kevin kembali menghampiri Dave dan Gilang.
Bella berpamitan pada Vina dan pulang dengan Nyokapnya, Vina kini sedang duduk sendiri karena Rangga dipanggil orang tuanya dan Vina melihat para tamu sudah berkurang.
"Hoooam...kayanya udah ngantuk nih" Gumam Vina menguap.
Dave yang melihat Vina mengantuk, lalu pamit pulang duluan kepada kakak dan keluarganya. Dan menghampiri Vina yang sendiri.
"Eh ada es balok, kenapa tiba-tiba duduk disini?" Tanya Vina heran dengan nada bicara yang lelah.
Dave lalu berdiri, lalu menarik tangan Vina keluar.
"Aduuuh, kebiasaan deh. kenapa sih, doyan banget narik-narik tangan aku? sakit tau, untung aku manusia kalo boneka barbie udah putus kali nih tangan. Pelan-pelan aku ngga bisa jalan cepet pake high heels ginian" Gerutu Vina kesal.
Dave hanya terdiam dan tetap menarik tangan Vina, tetapi melambatkan langkahnya, membawa ke area parkir dan berhenti tepat disamping pintu mobilnya, lalu membuka pintu mobil.
"Masuk! kita pulang" Ucap Dave membuka suara.
"Aduuuh, aku belum pamit. Kebiasaan buruk juga nih, main kabur aja ngga pamit, Hadeeeuuuh." Ucap Vina kesal menepok jidatnya.
Sesampainya dirumah Vina langsung masuk kamar membersihkan diri dan tidur karena sudah sangat lelah dan mengantuk.
Pagi hari disaat sarapan Vina tidak melihat keluarga Dave dan Rangga, hanya ada Dave dan dirinya.
"Ko sepi sih, semua belum pada bangun?" Tanya Vina.
"Mereka nginep di hotel" Jawab Dave.
"Irit banget ngomongnya?dasar es balok." gerutu Vina pelan.
Dave yang mendengar itu hanya terdiam dan tersenyum tipis.
"Oya, nanti pulang kampus aku mau nengok Beni ya" Ucap Vina.
"Ok sekarang kita ke kampus" Ucap Dave yang segera berdiri dari duduknya dan hendak menghampiri Vina.
"Eits...ngga usah pake narik-narik tangan. Aku bisa sendiri" Ucap Vina berdiri dan berjalan mendahului Dave.
Dave yang melihat itu tersenyum dan langsung melangkah cepat dan berhasil menarik tangan Vina hingga masuk ke dalam mobil.
'Sabar...sabar Vina, kamu harus sadar diri. karena kamu numpang dirumahnya.'
Pikir Vina menenangkan dirinya sendiri didalam hati.
Sesampainya dikampus dan belajar seperti biasanya, hingga jam kelas pun berakhir.
"Vin, kamu pulang bareng gue ngga?" tanya Bella.
"Kayanya ngga deh Bell, tuh liat diluar?" Jawab Vina dan menunjuk arah pintu yang sudah ada Dave menunggu.
"Cie...cie, makin deket aja nih" Ledek Riska.
"Ich, sembarangan. Kita ada perlu mau nengok Beni di Rumah Sakit, terus ke kantor polisi mau nanya'in kelanjutan kasusnya" jawab Vina membela diri.
"Iya-iya deh, cuma ada perlu. Tapi...inget lho, karena sering berdua nanti susah lepas, terus benih-benih cinta pun tumbuh" Goda Bella meledek.
"Aduuuh, udah ach. kalian ni ngomongnya pada ngelantur, ya udah aku duluan ya? daaah" Jawab Vina dan berlalu menghampiri Dave.
Dirumah sakit Vina dan Dave segera ke lantai 2 menuju ruang perawatan Beni.
"Hai Ben, gimana kabar kamu. udah baikan?" Tanya Vina.
"Gue dah baikan Vin, thanks ya lo udah nyelamatin gue. Kalo ngga... gue ngga tau, mungkin gue udah ngga ada disini" Jawab Beni.
"Santai aja atuh Ben, kamu sabar ya. Mulai sekarang kamu harus hati-hati, kayanya untuk sementara kamu harus pulang kampung deh. Disini udah ngga aman" Ucap Vina.
"Iya Vin, balik dari Rumah Sakit gue mau ngungsi ke rumah nenek gue di Padang. Tapi, gue juga khawatir sama lo. Mereka kayanya juga bakal ngincar lo deh, gue harap lo harus lebih berhati-hati" Terang Beni menjelaskan.
Vina dan Dave saling berpandangan tampak jelas muka kecemasan diantara Dave dan Vina.
"Ah, insa'allah Ben aku bisa jaga diri kok. Asal ngga keroyokan dan berimbang sama kemampuan aku" Jawab Vina.
"Eh, tapi gue ngga nyangka lho, ternyata lo pinter bela diri. Gue jadi malu sama lo? sekali lagi thanks ya, lo udah nyelamatin gue." Jawab Beni.
"Ok, kalo gitu. Aku pamit ya, kalo ada apa-apa lo kontak gue aja. Ini no hp baru gue" Ucap Vina menyerahkan kertas berisi nomer ponsel barunya.
Saat dilift, Vina dan Dave bertemu Bu Veronika mamanya Dave.
"Lho, mama dari mana? Mama sakit?" Tanya Dave penasaran dan khawatir.
"Ooh, mama sehat ko. Mama habis nengok temen mama yang dirawat disini" Jawab Mama Dave tersenyum dan melirik ke arah gelang dan cincin di tangan Vina.
"Oya Mah, mo pulang bareng Dave?" Tanya Dave.
" Ngga Dave, mama bawa mobil sendiri. lagian mama mau ke butik lagi" Jawab mama Dave.
"Oya Vina kalau kamu mau, kamu bisa bekerja di butik tante. Kebetulan tante lagi butuh orang" Ucap mama Dave menawarkan.
"Serius tante, iiih mau banget atuh. Vina kan sekarang ngga punya kerjaan" Jawab Vina bahagia.
"Ya udah mah, Dave duluan ya.?" Ucap Dave pamit.
Vina pamit mencium punggung tangan Bu Veronika dan segera masuk kedalam mobil Dave.
Dave dan Vina mendapat kabar dari polisi yang menangani kasus Beni, bahwa Pak Wisnu dan anak buahnya masih buron, jadi polisi berharap Vina dan Beni lebih berhati-hati.
Hai readers...Jangan lupa Rate 5, Like, Comment, Jadikan bacaan Favoritmu dan juga Votenya ya...Mari kita saling mendukung para Author.
Lanjuuut.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Ev-
semangat terus🎉
2020-09-17
1
Ilham Rasya
jejak
2020-09-17
1
Mei Shin Manalu
Lanjut
2020-08-25
1