'Kamu tidak bisa menjatuhkanku begitu saja, Zee! Lihatlah, aku tetaplah Syah Reza yang mereka inginkan.'
Di tempatnya berada, Syah tersenyum sinis ke arah Zee. Dia tidak peduli dengan keberadaan Zee, yang dulu hampir saja dia dapatkan.
'Mungkin suatu hari nanti, aku bisa mendapatkanmu, Zee.' Syah membatin dengan niatnya.
Dari kejauhan, Zee bisa merasakan senyuman mengejek yang diberikan Syah untuknya. Tapi dia tidak lagi mempedulikan Syah. Yang dua pikirkan adalah bagaimana bisa memperingatkan teman-temannya supaya tidak lengah dan jatuh ke perangkap seorang Syah.
Tapi Zee juga tidak bisa berbuat banyak. Dia sudah berusaha untuk memberikan memperingatkan, namun para fans Syah benar-benar tidak memperdulikannya. Jadi, Zee hanya bisa menghela nafas panjang kemudian meninggalkan tempatnya berada, sebab penilaian akan segera dilakukan.
"Hahhh, sudahlah. Aku tidak mau berurusan dengannya lagi."
Prok prok prok
"Ayo, semuanya kumpul!" Guru olahraga memberikan instruksi pada semua anak muridnya.
Tak lama kemudian, penilaian lari pun tiba. Namun saat tes lari akan dilaksanakan, tiba-tiba terjadi keributan di depan gerbang sekolah. Hal ini membuat guru olah raga undur diri sejenak untuk melihat apa yang terjadi.
"Kalian semua tenang di sini dulu. Bapak mau pergi ke luar sebentar untuk melihat, ada apa sebenarnya yang terjadi di sana."
Akhirnya penilaian diundur karena guru olahraga ada keperluan.
"Ada apa, sih?"
"Gak tahu, ihh! Bikin lama."
Anak-anak sudah menggerutu karena rasa lelah, haus dan lapar setelah pelajaran olahraga.
Mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi di luar gerbang sekolah, yang ternyata, di depan pintu gerbang sekolah ada 33 orang berdiri dengan membawa tongkat bisbol yang ditancapi paku.
Selain itu, tampak beberapa orang membawa pistol dan juga pedang katana.
Hal ini membuat petugas keamanan dan para guru ketakutan karena terlihat mengerikan, dengan keberadaan senjata-senjata tersebut tentunya membuat suasana tegang dan terancam.
"Apa yang terjadi? Siapa mereka?" tanya guru yang menggigil ketakutan.
"Mereka seperti preman yang tidak berpendidikan!" Ada seorang guru yang memberikan penilaian dengan kesal.
"Tapi, apa mau mereka? Siapa yang mereka cari?"
Pertanyaan demi pertanyaan mereka ajukan atas kedatangan 33 orang yang memaksa masuk. Mereka tidak tahu apa yang mereka semua inginkan.
Brokkm brokkk brokkk
"Cepat, robohkan saja!"
Mereka berusaha untuk mendobrak pintu pagar, karena tidak dibukakan oleh petugas keamanan.
"Keluar kalian!"
"Kami ingin membuat perhitungan!"
"Kalian semua akan mendapatkan hukuman jika tidak menyerahkannya!"
Mereka juga berteriak dengan memberikan ancaman, padahal pihak sekolah tidak tahu apa dan siapa yang mereka maksudkan.
"Cepat, buka!"
"Robohkan saja!"
"Iya, robohkan dengan segera!"
Brokkk brokkk brokkk
Krekkk krekkk Brukkk
Di tengah kekacauan tersebut, tiga pria berpenampilan mohawk, yang menjadi pemimpin kelompok tersebut. Dengan kepemimpinan mereka, gerbang sekolah berhasil dirobohkan, menambah intensitas situasi yang sudah tegang sebelumnya
Salah satu dari Pria Mohawk, berkata dengan lantang. "Kalian semua akan menyesal, karena telah berani melawan kami! Kami akan membuat sekolah ini hancur! Hahaha..."
Suaranya menggelegar, membuat siapa saja yang mendengarnya merasa ketakutan.
"Guru-guru dan petugas keamanan, kalian tidak akan bisa menghentikan kami! Kalian akan mendapatkan balasannya!" Satu lagi menyambung ucapan temannya.
"Hahaha... Anak-anak sekolah ini akan membayar mahal karena berani melawan kami! Mereka tidak akan pernah melupakan hari ini! Kami datang untuk membalas dendam!"
Mendengar perkataan dan ancaman mereka semua orang semakin ciut nyalinya.
Kepala sekolah baru saja datang, terkejut melihat pemandangan yang sudah kacau karena ulah para pria yang menyerang sekolahnya.
"Ahhh! Ada apa ini? Apa yang terjadi?" tanyanya gemetaran, kemudian melanjutkan perkataannya lagi dengan memberikan instruksi. "Ayo, cepat panggil polisi saja!"
Kepala sekolah yang baru saja muncul berteriak melihat situasi yang tegang, dengan kondisi gerbang sekolah yang sudah roboh dan tentunya rusak parah.
Ketidakamanan dan kekacauan yang terjadi menyebabkan suasana di sekitar sekolah menjadi panik dan cemas. Para siswa dan staf sekolah, yang kebetulan mengetahui situasi ini, berusaha mencari tempat berlindung atau menghindari konfrontasi dengan kelompok tersebut. Situasi ini membutuhkan tindakan cepat dan penanganan dari petugas keamanan dan pihak berwenang untuk mengendalikan situasi, melindungi keselamatan semua orang, dan memulihkan ketertiban di sekolah.
Dalam situasi ancaman para pria yang datang menyerang sekolah, suasana di sekitar sekolah menjadi kacau dan penuh kepanikan.
"Ayo kabur! Kita bersembunyi mencari tempat yang aman."
"Iya, aku takut!"
"Hiks, gimana ini?"
Siswa-siswa berhamburan mencari tempat berlindung. Para siswa yang berada di sekitar area serangan segera berusaha mencari tempat berlindung untuk melindungi diri mereka. Mereka berlari ke dalam kelas, toilet, atau mencoba menutupi diri di bawah meja atau furnitur yang tersedia.
Ada juga yang menangis, karena tidak tahu apa yang harus dilakukan.
"Kalian semua, carilah tempat yang aman. Cepat!"
"Lewat sini, ayo sini!"
Begitu juga dengan para guru dan staf sekolah, yang sama-sama merasakan kepanikan dan ketakutan. Mereka berusaha memastikan keselamatan siswa dan mencoba mengatur evakuasi yang aman.
Beberapa dari mereka juga berusaha melakukan berkomunikasi dengan pihak keamanan atau petugas berwenang untuk meminta bantuan.
Kepanikan yang terjadi memicu teriakan dan tangisan dari siswa dan staf sekolah yang merasa terancam. Terutama dari para wanita. Suara-suara ini justru menambah suasana kekacauan dan ketidakpastian di sekitar sekolah.
"Huwaa... apa yang sebenarnya terjadi? Aku ingin pulang! Huuu..."
"Mama... aku tidak mau berlama-lama di sini. Aku mau pulang! Hiks hiks hiks..."
Ketakutan dan kepanikan merajalela, membuat kerumunan orang-orang yang berusaha mencari jalan keluar atau mencari informasi terbentuk.
"Ada apa, sih?"
"Kurang tahu. Aku juga baru keluar dari kelas."
Tapi ternyata, siswa-siswi yang berada di dalam kelas juga merasa penasaran saat mendengar teriakan. Mereka ikut keluar karena ingin tahu.
Keadaan ini menimbulkan kebingungan dan membuat situasi semakin sulit untuk dikendalikan.
Untungnya, ada beberapa siswa yang sigap, berusaha menghubungi keluarga mereka untuk memberitahu tentang situasi yang sedang terjadi dan meminta bantuan. Tapi hal ini menyebabkan penumpukan panggilan telepon dan meningkatkan kepanikan secara keseluruhan.
Selain kepanikan secara umum, beberapa orang juga mengalami reaksi fisik seperti gemetar, detak jantung yang cepat, dan kesulitan bernapas. Emosi seperti ketakutan, cemas, dan kebingungan juga dapat dirasakan oleh banyak orang dalam situasi ini.
Mereka semua berharap, petugas keamanan dan pihak berwenang yang dihubungi segera mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan melindungi semua yang berada di dalam sekolah.
"Di mana dia? Gadis yang kemarin. Aku tahu, dia sekolah di sini!"
Semua orang saling pandang dengan raut wajah ketakutan, saat satu dari mereka menyampaikan maksud kedatangannya.
"Siapa yang mereka maksudkan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Reo Hiatus
Kalau dipikir-pikir Zee jangan cantik dulu. Jika diurutkan bisa seperti di bawah ini:
1. Berat badan berkurang, tidak langsung kurus.
2. Kuat dan menolong teman-teman.
3. Beberapa teman mulai menghargai Zee secara diam-diam.
4. Berat badan berkurang lagi, Ella jadi makin kesal sebab teman Zee tidak lagi takut ikut dibully jika dekat dengannya di sekolah.
5. Lalu datanglah masalah seperti di bab ini.
Thor: Hmmm
Reo : 🙈🙈🙈🙏🙏🙏😷😷😷
2023-07-07
1
Elisabeth Ratna Susanti
aku bawa iklan 👍
2023-07-03
0
Yoni Hartati
lanjut semangat
2023-06-27
0