System Of Beauty
Kring kring kring
Bel sekolah berbunyi. Jam istirahat sekolah di mulai, waktu yang menjadi favorit anak-anak sekolah tentunya.
Mereka semua berhamburan keluar menuju ke kantin sekolah, atau ke taman sekolah untuk menikmati bekal yang mereka bawa dari rumah. Tapi, ada yang masih bertahan di dalam kelas karena malas untuk berdesakan di kantin maupun makan di taman, sehingga mereka lebih memilih untuk menikmati bekal yang mereka bawa di dalam kelas saja.
Zee juga bermaksud untuk keluar dari dalam kelasnya saat jam istirahat. Dia ingin ke perpustakaan, tempat nyaman saat istirahat untuknya. Tapi sebelum dia keluar dari kelasnya, Ella memanggilnya untuk ikut bersama dengannya.
"Zee! Ikut gue!"
Zee bingung saat Ella memanggilnya. Ella adalah teman sekelasnya yang paling tidak menyukai dirinya. Jadi, wajar jika Zee bingung saat Ella justru memanggil untuk ikut bersamanya. Perasaannya jadi cemas dengan ketidakpastian dan kekhawatiran tentang kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya.
Karena Zee tidak langsung merespon ajakannya, Ella terlihat geram dan berjalan mendekat ke tempat duduknya Zee, kemudian menarik rambut Zee yang kriwil.
"Budeg lu ya! Ikut gue!"
Teman perempuannya itu menarik Zee ke belakang sekolah tanpa memberikan penjelasan apa pun. Zee merasa tidak bisa melawan atau menolak ajakannya Ella, sehingga ia hanya mengikuti mereka tanpa benar-benar tahu apa maksud di balik tindakan temannya itu.
Ella sebenarnya merasa jijik saat menarik rambut si gendut, Zee, yang seperti terlihat tidak keramas selama satu bulan. Penampilan rambutnya yang kriwil, tampak tidak terawat dengan disisir rapi.
Zee yang kebingungan, hanya ikut keluar dari kelas mengikuti langkah Ella yang lebar dan tergesa-gesa. Dia merasa tidak nyaman, bahkan khawatir karena tidak mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Zee berpikir tentang alasan mengapa Ella menariknya ke belakang sekolah dan berharap akan ada penjelasan lebih lanjut.
"M-mau kemana, Ella?" tanya Zee takut.
"Hei Zee, ikut saja sih! Gue ada sesuatu buat lo. Ini adalah kejutan karena gue tau lo sedang ulang tahun, kan? Apalagi ini adalah ulang tahun lo yang ke-17 jadi pastinya akan sangat spesial!"
Zee terkejut mendengar jawaban yang diberikan oleh Ella. Dia tidak pernah menyangka jika temannya yang paling jutek justru sangat perhatian dengannya. Dia sendiri tidak pernah mengingat jika hari ini adalah ulang tahunnya yang ke-17. Tapi Ella, gadis tersebut justru mengingatnya. Apalagi saat ini Ella tidak lagi menarik rambutnya dengan paksa, tapi hanya memintanya untuk berjalan di samping bersama dengannya.
"Sini! Gue gak mau dikira nyulik lo."
Zee menunduk malu. Dalam hati dia juga membenarkan perkataan Ella. Tapi mau bagaimana lagi, keadaan memaksanya untuk tidak bermimpi mendapatkan apapun pada saat ulang tahun, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi, ini adalah sebuah kejutan yang tidak pernah dia sangka-sangka sebelumnya.
"T-api, ada apa? K-enapa kamu membawaku ke belakang sekolah?" tanya Zee lagi, dengan penuh kekhawatiran.
Sepertinya, Zee merasakan sesuatu yang tidak beres akan segera terjadi.
"Hehehe, itu rahasia! Lo, akan segera tahu. Namanya juga surprise, masa gue harus jawab pertanyaan lo dulu sih!"
Ada 2 teman Ella, Berta dan Lina, yang sudah menunggu kedatangan mereka berdua di lorong menuju ke belakang sekolah. Kedua temannya Ella tersenyum sambil mengacungkan kedua jempol mereka. Ini membuat Zee semakin ketakutan, tapi dia tetap diam dan melangkah.
Di belakang sekolah telah disiapkan sebuah kejutan untuk Zee, karena hari ini adalah ulang tahunnya yang ke-17. Ulang tahun dengan angka 17 merupakan momen yang umumnya dianggap istimewa, dan Zee berharap kejutan tersebut akan memberikan kegembiraan dan kebahagiaan.
"Hei, sudah siap dengan hadiah spesial kita untuk Zee?" tanya Ella pada kedua temannya.
"Ya, gue udah menyiapkan semuanya. Kita akan membuatnya menangis seperti bayi, karena terharu. Hehehe..." Berta tertawa renyah, memamerkan deretan giginya yang putih.
Tapi Zee justru semakin merasa was-was.
Zee, ditarik Ella untuk mendekat ke meja yang ada di tengah-tengah kebun belakang sekolah. Di atas meja, hadiah ulang tahunnya telah tersedia dengan kue ultah yang tampak cantik dengan lilin angka 17.
"Hei, Zee! Selamat ulang tahun! Kami memiliki hadiah spesial untukmu."
Berta berkata dengan riang, sambil tersenyum senang dan bertepuk tangan.
"T-erima kasih, kalian tidak perlu repot-repot memberikan hadiah." Zee merasa sungkan.
"Oh, percayalah, ini adalah hadiah yang tidak akan terlupakan!" Ella menyahut cepat.
Lilin dinyalakan Ella, mereka bertiga bernyanyi memberikan ucapan selamat ulang tahun pada Zee. Mereka juga permintaan Zee untuk meniup lilin. Setelahnya, mereka memaksa Zee untuk membuka hadiah yang sudah dipersiapkan.
Plok plok plok
"Ayo buka! Ayo buka!"
"Buka Zee!"
"Ayo, buka Zee!"
Zee membuka kemasan hadiah dan melihat apa yang ada di dalamnya, setelah dipaksa oleh ketiga temannya Namun, sayangnya, kejutan tersebut tidak sesuai dengan harapan Zee.
"A-pa ini?! K-alian... mengapa kalian melakukan ini padaku?" tanya Zee terbata-bata dan ketakutan.
Sepertinya, Zee sudah bisa membayangkan sesuatu yang akan terjadi padanya sebentar lagi. Ini adalah sesuatu yang sangat buruk.
Tapi kini dia merasa terpukul dan marah, ia merasa kecewa dengan kejutan tersebut. Zee merasa bahwa ulang tahunnya tidak dihargai dengan baik, dan teman-temannya adalah orang-orang yang sangat jahat dengan kejutan tersebut. Mereka tidak memperhatikan keinginannya. Rasa marah dan kecewa muncul karena ekspektasi yang tidak terpenuhi dengan diabaikan.
"Kami hanya memberikan hadiah yang sesuai dengan kepribadianmu. Kamu memang tidak ada artinya bagi kami." Ella tersenyum dengan sinis, kemudian menguyur Zee dengan hadiahnya tadi.
Byuuurrr
"Uwekk!"
"Uhuk-uhuk! Iyuh... jijik!
"Pantes, kan? Hahaha..."
Zee berlari menjauh sambil menangis. Dia tidak pernah menyangka jika Ella bersama dengan kedua sahabatnya tega melakukan semua ini padanya.
'Mengapa mereka tega melakukan semua ini padaku? Mengapa?!' teriak Zee dalam benaknya.
Hati Zee sangat begitu sakit dengan perlakuan Ella dan kawan-kawannya. Ingin sekali Zee membalas perlakuan mereka, tapi Pesan dari Ibu Panti, orang yang telah merawatnya, untuk senantiasa selalu berbuat baik, membuat Zee tidak bisa melakukannya.
Zee telah mendapat penghinaan seperti ini sejak hari pertamanya masuk SMA. Karena penampilannya dan juga statusnya sebagai murid yang masuk melalui jalur beasiswa, membuat murid-murid lainnya, yang notabene adalah kaum elit, merasa jijik melihat Zee.
Dengan perasaan yang kalut, Zee terus berlalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia menangis tersedu-sedu dengan semua kejadian ini.
Namun, tanpa Zee ketahui, ternyata kamar mandi terdekat telah dimodifikasi secara sengaja oleh teman-temannya tadi. Hal ini menyebabkan Zee terpeleset dan jatuh dengan keras hingga pingsan.
Dug brukkk...
"Aughhh.."
Tak lama kemudian.
"Hahaha! Lihatlah betapa lemahnya dia. Dia pantas mendapatkan ini semua."
"Ya, semoga dia belajar untuk tidak menjadi pusat perhatian lagi. Dia tidak layak mendapatkan teman sejati."
Ella dan Berta puas dengan hasil yang mereka lakukan pada Zee.
***
Setelah beberapa saat pingsan, Zee bangun. Dia merasa lega tapi juga bingung mengetahui bahwa tidak ada tanda-tanda penganiayaan atau intimidasi dari teman-temannya seperti yang terjadi tadi.
Namun, mendadak Zee mendengar suara yang tidak dikenali.
Tanpa peringatan, sebuah layar hologram muncul di depan mata Zee. Layar tersebut menampilkan sebuah figur virtual yang memperkenalkan dirinya sebagai "Sistem of Question."
[Ting]
[Hai, Nona Zee. Aku adalah Sistem of Question.]
"Huh?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
sasip
baru mulai baca.. kaget ada beberapa penghuni saung author di sini.. ✌🏻 tapi kog Ella jadi antagonis yak? 😅
mau lanjut baca neh thor, meninggalkan jejak dulu biar lebih terasa.. wkwkwkwk..
2023-08-31
2
Cresentia KKT
Bab ini sudah direvisikah?
2023-07-10
2
Cresentia KKT
Mereka juga permintaan...
Harusnya
Mereka juga meminta, ya kan thor?
2023-07-10
1