Bab 17. Sosok Zee yang Berbeda

Melihat kedatangan gadis cantik seperti Zee, ketiga pria mohawk itu langsung bersemangat.

"Tidak usah ikut campur urusan kami! Atau, lo mau ikut juga bersama dengan kami?"

Satu dari mereka, mencoba untuk memberikan pertanyaan tapi dengan nada lembut bermaksud untuk menggoda, supaya bisa mengubah keputusan Zee.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?" Zee, justru memberikan pertanyaan yang tidak sesuai dengan pertanyaan mereka.

"Apa urusanmu, cantik? Kami hanya sedang berbicara dengan temanmu, itu saja." Satu dari mereka menjawab dengan mengelak.

"Tapi dia tampak ketakutan. Saya ingin memastikan bahwa semuanya baik-baik saja."

Zee dengan penuh kehati-hatian mencoba menenangkan situasi tanpa menggunakan kekerasan. Dia berbicara dengan suara lembut dan memperlihatkan sikap yang empatik. Tapi semua itu tidak mempengaruhi pria-pria yang ada di depannya.

Pria Berambut Mohawk yang paling besar tersenyum mengejek. "Dasar tukang ikut campur aduk! Kamu mau apa, hahhh?!"

Zee tersenyum dan menggeleng mendengar nada suara yang tidak bersahabat dari pria tersebut.

"Saya hanya ingin memastikan bahwa semuanya bisa sabar sehingga menyelesaikan masalah ini dengan cara yang baik. Mungkin ada kesalahpahaman di antara kalian dengan teman saya ini. Apakah kita bisa berbicara dengan tenang dan mencari solusi yang saling menguntungkan?"

"Siapa sih, lo?! Berisik sekali!" tanya satunya lagi, yang memakai jaket denim kumal.

Suaranya terdengar berat, keras dan kasar. Membuat siapa saja yang mendengar tentunya bergidik ngeri, dimaksud untuk memberikan intimidasi.

Tapi sepertinya, Zee tidak takut dan tergoyahkan oleh intimidasi ketiga pria tersebut. Dia tetap berdiri dengan tegar di hadapan mereka, memberikan jawaban demi jawaban dan siap untuk melindungi Trisha.

"Dia adalah teman sekelas saya, dan saya tidak akan membiarkan kalian menyakiti dia atau siapa pun. Jika kalian ingin tetap mencari masalah, kalian harus berhadapan denganku!" tantang Zee tanpa rasa takut.

"Ciuhh!"

Satu lagi, membuang ludah kesal.

Ketegasan dan kepercayaan diri yang terpancar dari Zee memberikan efek yang tak terduga bagi pria berambut mohawk tersebut.

"Gak usah banyak bacot, lo!"

Perkelahian yang tidak seimbang tidak bisa dihindari. Namun Zee yang sekarang bukanlah Zee yang dulu, karena yang sekarang ini dia sudah memiliki kekuatan System.

Dia tentu saja berhasil melawan mereka dengan pukulan demi pukulan yang hanya asal, kaku dan sembarangan. Tapi pada kenyataannya itu berdampak besar karena memiliki kekuatan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh ketiga pria tersebut.

Perkelahian yang terjadi antara ketiga pria tersebut dengan Zee, merupakan sebuah kejadian yang tidak pernah diduga sebelumnya.

Ketika lawan semakin serius dan tidak mau diberikan kesempatan, Zee hanya bisa menghindar dan menghindar dari serangan demi serangan mereka. Tapi Zee juga bisa membalasnya sesekali, dengan tendangan dan pukulan yang cepat dan tepat pada sasaran, gerakannya kaku karena belum pernah berkelahi.

Bug bag bug

Tag dag dug

Zee meluncur ke depan dengan cepat, memanfaatkan kecepatannya berlari untuk menghindari serangan. Dia membuat pukulan ke salah satu dari mereka.

"Argh..."

Salah satu dari pria, yang berbadan besar itu membalas dengan serangan balik, tetapi Zee dengan sigap menghindar dan membalas dengan tinjunya.

Trisha yang menyaksikan perkelahian tersebut menjadi terkesima dan kagum, karena dia tidak pernah menyangka akan kemampuan Zee ini. Selama ini, Zee tidak pernah menampakkan kemampuannya. Bahkan, Zee lebih banyak diam dan menyingkir daripada berinteraksi dengan teman-temannya yang lain.

Dua pria sudah tumbang. Satu lagi melihat kesempatan untuk menyerang Zee, dengan tangannya yang mengeluarkan pisau lipat dari balik jaketnya untuk menyerangnya. Tetapi Zee dengan cepat bergerak menghindar dan melompat, kemudian menyerang dengan tendangannya yang kaku.

Dug sraaakkk

Perkelahian itu terus berlangsung dengan sengit, dan Zee terus mengimbangi serangan meskipun dia juga kesulitan karena memang gerakannya ini tidak menampakkan bahwa dirinya memiliki kemampuan sebagai seseorang yang menguasai ilmu bela diri.

Tapi dia tidak memberikan kesempatan pada mereka semua untuk membalas serangan-serangannya. Hingga akhirnya Zee berhasil mengalahkan ketiga pria mohawk tersebut.

Dalam sekejap, perkelahian ini dimenangkan oleh Zee. Ketiga pria mohawk tersebut pergi dengan tertatih-tatih akibat luka yang mereka derita.

Para pria itu kabur dengan wajah lebam dan babak belur, dihajar seorang gadis yang sempat mereka remehkan.

Setelah kepergian pria tersebut, situasi yang tadi tegang mulai mereda. Zee berbalik kemudian mendekati Thrisa yang masih tampak ketakutan di tempatnya sejak tadi.

"Apakah kamu baik-baik saja, Thrisa?" tanya Zee dengan memperhatikan keadaan dan kondisi tubuh Trisha.

Thrisa, dengan nada suara yang gemetar, mengangguk sambil meneteskan air mata.

"T-erima kasih, Zee. Hiks hiks hiks... K-amu benar-benar mau menolongku. Aku sangat takut dan tidak tahu, apa yang akan terjadi denganku jika tidak ada kamu?"

"Aku minta maaf, ya Zee. Aku sudah berlaku buruk padamu selama ini."

Thrisa langsung berterima kasih pada Zee. Ia juga meminta maaf atas perlakuannya selama ini.

Zee memberikan senyuman dan mengulurkan tangan untuk menguatkan Thrisa.

"Jangan khawatir, aku di sini untukmu. Kamu tidak sendirian. Kita akan pulang bersama-sama, aku antar kamu ke rumah, dan akan tetap menjagamu."

Thrisa, merasa lega dan tersentuh oleh keberanian dan kepedulian Zee. Dia meraih tangan Zee dengan erat, kemudian mereka berdua berjalan bersama-sama.

"Zee, terima kasih banyak. Aku juga minta maaf atas perlakuanku sebelumnya. Kamu benar-benar hebat dalam menyelesaikan masalah dengan cara yang baik."

Zee tersenyum dan mengulurkan tangan pada Thrisa.

Thrisa menerima uluran tangan Zee dengan tulus, dan kini mereka berjalan bersama sambil bergandengan tangan.

Apa yang sudah dilakukan oleh Zee, menunjukkan keberaniannya dalam melindungi dan membantu teman yang sedang dalam bahaya, tentu saja patut untuk mendapatkan apresiasi yang tinggi.

Tapi meskipun Zee kini sudah memiliki kekuatan fisik yang kuat, sikap tegar, kepercayaan diri, dan kepedulian terhadap orang lain adalah faktor yang lebih penting dalam menghadapi berbagai macam rintangan dan keadaan.

"Mereka sebenarnya siapa, Trisha?" tanya Zee ingin tahu.

Saat ini, mereka berdua menyusuri jalan menuju ke rumah Trisha. Rencananya, Zee akan pulang setelah mengantarkan Trisha, memastikan keselamatannya sampai di rumah.

"Zee, tadi kamu benar-benar keren!"

Trisha memuji keberanian Zee tadi, di saat menolong dirinya.

"Masa, sih? Aku pikir biasa saja."

Dengan cepat Trisha menggelengkan kepalanya beberapa kali. Dia tidak mengatakan sesuatu yang tidak benar, untuk saat ini dia memang benar-benar mengagumi sosok Zee.

"Hak, Zee. Tadi itu, kamu benar-benar bukan seperti Zee dan selama ini tampak. Aku sudah terkecoh dengan penglihatanku tentang dirimu, yang nyatanya istimewa."

Zee tersenyum simpul, di saat mendengar pengakuan Trisha yang menggebu-gebu, menceritakan kembali apa yang dilakukannya tadi.

"Tapi menurutku, siapa saja yang melihat tadi akan melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan, Trisha."

Zee tetap rendah hati. Dia tidak mau berlaku sombong.

Cieettt...

Cepat, Zee dan Trisha menoleh ke sumber suara.

Zee, segera menunduk saat melihat siapa yang datang dengan menggunakan motor Ducati.

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

semangat up 😍

2023-07-03

0

Yoni Hartati

Yoni Hartati

lanjut semangat ...

2023-06-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!