Kemunculan Zee dengan penampilan barunya membuat heboh seluruh penghuni sekolah. Orang-orang pun penasaran dengan identitas Zee yang tidak mereka ketahui.
"Ada anak baru?"
"Good looking, gak?"
"Cantik. Ella aja kalah kayaknya."
Mereka justru membandingkan dengan Ella, siswi yang cukup populer. Karena selain cantik, Ella juga anak kepala sekolah SMA High School ini.
"Tapi... itu tas punya si burik!"
"Masa sih? Eh iya, itu tas yang biasa dipakai Zee?"
Zee hanya menganggukkan kepalanya, melewati beberapa orang yang membicarakan dirinya. Tak lupa, dia juga tersenyum manis dengan sedikit rasa canggung melihat reaksi teman-temannya yang menganga dengan mata membulat. Mereka merasa terkejut dan tidak percaya anggukan yang diberikan Zee.
"Gak mungkin dia, Zee!"
"Iya, gak mungkin."
"Gue gak bisa percaya dengan perubahan, Zee!"
Ella dan kedua sahabatnya, tentu saja tidak percaya. Mereka bertiga tetap kekeh, tidak percaya, jika yang sedang dibicarakan oleh orang-orang itu adalah Zee. Teman sekelasnya, yang biasanya berpenampilan buruk, karena berat badannya yang gemuk dengan rambut kriwil gimbal, ditambah dengan kulitnya yang gelap.
Untuk membuktikan benar atau tidaknya, semua orang pun mengikuti langkah Zee yang berjalan masuk ke kelas. Begitu ia duduk di tempat biasa yang diduduki Zee, Ella dan kedua sahabatnya, yang juga mengikuti Zee seperti yang lainnya, membelalakkan mata terkejut.
"Ini beneran, Zee?"
"Kamu siapa?"
"Gak mungkin!"
Ella tetap tidak percaya begitu juga dengan kedua sahabatnya, Lina dan Berta.
Tapi setelah dilihat-lihat lagi, ternyata wajah siswi yang kini duduk dengan tenang di tempatnya Zee, m memang mirip dengan Zee, tapi ini versi jika dia kurus dan putih.
Sayangnya, Ella tetap tidak mau percaya. Sampai akhirnya, salah satu teman sekelas Zee, Trisha bertanya apakah dia anak baru. Dan ternyata dia Zee. Ini membuat heboh seluruh sekolah.
"Jadi, ini beneran kamu, Zee?" tanya Trisha dengan mulut ternganga.
"Wahhh, cantik juga ya jika penampilannya seperti ini."
"Iya. Kalah tuh, yang biasanya merasa paling cantik."
"Huuu... ada saingan nih!"
Teman-teman yang sedikit tidak menyukai tingkah dan perilaku Ella, berbicara tentang penampilan Zee yang baru. Mereka bermaksud untuk menyindir Ella, yang biasanya memang sok kecantikan.
Ternyata rasa penasaran tidak hanya dimiliki oleh siswi-siswi, tapi juga para siswa-siswa yang ingin tahu siapa sebenarnya siswi yang sedang dibicarakan pagi ini, karena penampilannya yang berbeda.
Dari luar kelas, trio boyband melihat semua ini dengan ekspresi yang berbeda-beda.
Syah tampak tertarik dengan penampilan baru Zee, sedangkan Karma tampak biasa saja, dan Ryan tampak cuek seakan ia tidak ingin mengenal Zee seperti yang lain.
"Gue mau kenalan ma tuh cewek," ujar Syah pada kedua sahabatnya, sambil berjalan menuju ke dalam kelas Zee.
Karma tampak mengerutkan keningnya, dan Ryan hanya tersenyum sinis melihat tingkah temannya yang tidak pernah berubah.
Syah memang selalu penuh percaya diri. Dia memutuskan untuk mendekati Zee, yang duduk di tempat duduknya. Ketika Syah melangkah maju dengan percaya diri, para murid lainnya secara tidak sadar menghindarinya dan membentuk sebuah jalan yang terbuka, seolah-olah mengakui kekuasaan atau pentingnya Syah di sekolah tersebut. Hal ini memberikan kesan bahwa Syah dianggap seperti seorang raja di sekolah itu.
Mata para siswi pun berbinar-binar melihat Syah lewat, kecuali Ella, sebab Ella hanya menyukai Ryan.
"Wah, Syah memang luar biasa! Lihat bagaimana dia berjalan dengan percaya diri. Dia seperti sosok seorang pangeran!"
"Aku selalu suka cara Syah memikat perhatian semua orang. Dia benar-benar menonjol di antara kita! Ini memang kelebihannya."
"Syah benar-benar menunjukkan kekuasaannya. Dia seperti raja di antara murid-murid lainnya."
Semua siswi yang mengagumi sosok Syah, saling berbicara dari sama lain. Tapi semua itu tidak mempengaruhi Syah sama sekali.
"Aku takjub dengan pesona Syah. Semua mata tertuju padanya saat dia melangkah maju."
"Syah benar-benar menawan. Aku tidak heran banyak siswi yang terpesona dengan keberaniannya. Dengan hanya melihatnya saja, hatiku terasa deg-degan. Ada gak kesempatanku untuk dekat dengannya?"
"Aku juga ingin bisa dekat dengan Syah. Dia memiliki kepercayaan diri yang luar biasa! Aku merasa ingin berada dalam pelukannya."
"Syah memang memiliki aura yang menarik. Setiap kali dia bergerak, semuanya terlihat begitu lancar."
Suara-suara yang memuji tentang dirinya, semakin membuat Syah melangkah dengan tegak dan percaya diri. Seakan-akan mempertegas posisinya.
"Aku selalu kagum dengan sikap Syah. Dia seolah-olah dilahirkan untuk menjadi pemimpin," puji seorang siswi dengan senyumnya yang dibuat semanis mungkin supaya lebih menarik.
"Syah adalah sosok yang menginspirasi. Aku selalu terpesona dengan segala yang dia lakukan."
"Setiap kali Syah berjalan, aku merasa seperti sedang melihat seorang selebriti. Dia begitu karismatik!"
Perkataan-perkataan mereka menggambarkan kekaguman terhadap Syah, karena kemampuannya menarik perhatian dan memiliki kepercayaan diri yang kuat, sehingga membuatnya lebih menonjol dibandingkan dengan dua sahabatnya yang lain.
Syah lalu berhenti tepat di depan Zee, yang tentu membuat Zee bingung.
Saat Syah sudah berhenti tepat di depan tempat duduk Zee, Zee justru merasa bingung dan sedikit terkejut.
"Hai," sapa Syah pada Zee.
Zee tidak mengerti mengapa Syah secara tiba-tiba mendekatinya dengan sikap percaya diri yang begitu kuat. Kehadiran Syah di depannya menarik perhatian banyak siswi di sekitar, dan mereka dengan penuh minat memandang Syah yang justru melewati mereka.
Akhirnya Zee hanya tersenyum canggung. Apalagi selama ini dia tidak pernah dekat dengan siswa manapun, karena selama ini mereka semua menjauh darinya.
Tapi apa yang terjadi antara Zee dan Syah, tentu saja ini tidak berlaku untuk Ella. Dia yang sedari dulu tidak terlalu terpengaruh siapapun, apalagi dengan hanya dengan kedatangan Syah yang begitu dikagumi oleh semua siswi.
Hal ini karena Ella sudah memutuskan, bahwa perasaan hatinya khusus hanya untuk Ryan. Itulah dia tidak terlalu memperhatikan Syah seperti yang dilakukan siswi lainnya.
"Apaan sih, si Syah itu aneh?" cibir Ella dengan melengos.
"CK, udah sih El!"
Berta berusaha untuk menasehati Ella, supaya tidak usah memasukkan ke dalam hati soal perubahan sikap Syah pada Zee.
Lina, mengangguk setuju dengan nasehat Berta. Tapi karena dia juga tidak menyukai Zee, dengan penampilan barunya, Lina Ella.
"Oh ya, sebaiknya usir saja semuanya yang ada di sini! bikin sumpek kelas, ya kan?"
Dengan memberikan saran serupa pertanyaan, Lina berusaha membuat Ella bangkit kembali dan menjadi sosok Ella yang disegani dan ditakuti. Dia tidak mau jika semua orang berpihak pada Zee. Apalagi saat ini kelasnya menjadi penuh, sebab yang berada di dalam kelasnya bukan hanya teman-teman sekelasnya saja, tapi ada banyak juga yang dari kelas lain.
"Pergi deh kalian semua! jam masuk sebentar lagi," teriak Ella dengan kencang.
Dan tak lama kemudian, bunyi bel masuk terdengar.
Kring kring kring
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Reo Hiatus
Reaksi di sekolah lebih masuk akal. Tapi kenapa mereka cepat ya terima kalau itu Zee? Soal tas? Wajah?
Mungkin jika itu benar-benar terjadi, akan ada pembahasan baru.
-Apakah Zee anak orang kaya yang pura-pura miskin dan operasi plastik.
-Apakah Zee anak haram pejabat yang dititipkan di panti asuhan lalu meminta uang untuk tutup mulut. Agar tidak memberitahukan siapa dia ke publik, lalu uangnya untuk oplas?
-Tapi jika pun oplas butuh waktu juga untuk pemulihan.
Dan masih banyak lagi pembahasan lainnya yang akan terjadi jika itu di dunia nyata. 😷😷😷
2023-07-06
0
Reo Hiatus
Ini reaksi terbaik yang Reo harapkan. 👍👍👍😷😷😷
2023-07-06
0
Elisabeth Ratna Susanti
makin keren 👍
2023-06-30
0