Bab 4. Hinaan Teman-teman

Kring kring kring

"Sudah, Neng. Sudah waktunya masuk dan belajar. Terima kasih, ya!"

Di saat yang sama, bel masuk sekolah memang berbunyi bersamaan dengan pemberitahuan hadiah yang diterimanya dari Sistem of Question. Zee pun mengangguk saja para tukang kebun kemudian bergegas masuk ke kelas.

Tanpa menyadarinya, Zee memasuki kelas dengan seragam yang basah oleh keringat dan berbau tidak sedap. Ketika Zee masuk, Ella, yang merupakan anak kepala sekolah, langsung mengejeknya di hadapan guru yang sedang mengajar.

"Hei, lihat siapa yang baru datang! Tampaknya ada yang kehabisan deodoran hari ini. Hahaha..." tawa Ella menggema.

"Hahaha..."

"Huuuuu..."

Semua teman sekelas pun tertawa melihat perlakuan Ella pada Zee, yang menurut mereka sangat menyenangkan.

Sayangnya, Guru yang sedang mengajar tidak mengambil tindakan untuk mengatasi situasi tersebut dan memilih untuk melanjutkan mengajar seolah-olah kejadian tersebut tidak pernah terjadi. Guru tersebut ingin menjaga kelancaran pembelajaran dan berharap bahwa situasi tersebut akan segera terlupakan.

Namun, teman-teman sekelas Zee merespons situasi ini dengan tawa. Mereka menertawakan perlakuan Ella terhadap Zee, karena mereka menemukan kejadian tersebut seperti sesuatu yang menggelikan atau lucu.

Tawa teman-teman sekelas tersebut menambah rasa malu dan rasa bersalah yang dialami oleh Zee, membuatnya merasa tidak nyaman di depan semua orang.

"Mari kita fokus pada pelajaran kita, Ella. Zee, duduklah di tempatmu."

Sang guru hanya bisa bersikap bahwa kejadian ini tidak pernah ada dan terus mengajar dengan normal, sebab guru tersebut sudah mengetahui kebiasaan buruk Ella, jadi tidak begitu peduli.

Zee merasa malu, kemudian meminta maaf. "Ya. Maaf, s-aya terlambat."

"Hahaha, Zee, seragammu basah sekali! Apa kamu baru berlari maraton?" tanya Ella lagi, bermaksud menghina.

"Kau bisa mengendalikan bau keringatmu, kan, Zee? Ini sangat menggelitik hidungku!" Pandangan jijik diberikan Lina, dengan tangannya yang menutup hidung.

"Ini pasti akan menjadi cerita yang akan kita ingat selamanya, Zee. Jangan khawatir, kita tidak akan lupa kejadian ini!" Berta ikut menambahi dengan pandangan jijik.

"Hahaha..."

Ella terus tertawa dan menunjuk-nunjuk Zee.

"Tolong tenangkan diri, semua orang. Mari kita kembali ke pelajaran. Zee, apakah kamu siap untuk belajar?" tanya guru yang berusaha menenangkan anak didiknya.

Situasi ini menciptakan momen yang memalukan bagi Zee di depan teman-teman sekelasnya. Meskipun guru mencoba untuk melanjutkan pelajaran seperti biasa, situasi tersebut masih tetap menarik perhatian dan mempengaruhi proses belajar mengajar di dalam kelas.

Akhirnya Zee hanya mengangguk, berusaha mengatasi rasa malu karena ejekan teman-temannya.

Tapi Ella tidak berhenti sampai di sini, dia terus menerus berusaha mengganggu dan membuat Zee marah. Sayangnya Zee bisa menahan diri, hanya diam saja dengan apa yang dilakukan Ella padanya.

"Hihihi... ini lucu!"

Ella menunjuk wajah Zee yang dia corat-coret dengan pensil warna. Dia terlalu percaya diri dan tidak serius mendengarkan penjelasan guru di depan kelas.

"Awas! Jangan pernah kamu hapus," ancam Ella saat Zee merasa tidak nyaman.

Mendengar ancaman tersebut, Zee hanya menundukkan kepalanya tanpa bisa memberikan bantahan apapun.

Zee merasa terisolasi dan diabaikan oleh teman-teman sekelasnya, dan bagaimana perlakuan jahat Ella yang merusak kepercayaan dirinya. Ia merasa sendiri dan sangat sedih, karena merasa tidak dapat melawan apapun yang sudah dilakukan Ella padanya selama ini.

"Tidak usah menangis! Makin jelek tau!"

Sekali lagi Ella memperingatkan dengan ancaman, di saat Zee menitikkan air mata kesedihan.

***

Jam istirahat pun tiba. Wajah Zee kini penuh dengan coretan pensil warna. Namun, tak satupun teman sekelasnya peduli, sama seperti biasanya. Bahkan mereka terkikik geli melihat bagaimana wajahnya yang sekarang.

"Hihihi..."

"Ada badut mau ngamen!"

Sekarang Zee berjalan cepat menuju ke kamar mandi sekolah, dengan menutupi wajahnya dengan dari tangan sedangkan tangannya yang lain membawa kotak bekal yang dibuat oleh ibu panti untuknya.

Begitulah setiap hari, Zee akan selalu ke kamar mandi untuk menikmati bekalnya.

Bagi Zee, kamar mandi adalah tempat yang paling menenangkan di sekolah. Di sana, ia dapat merasa sedikit terlindungi dan mendapatkan sedikit ruang pribadi. Zee memilih untuk makan bekalnya di salah satu bilik toilet dengan harapan dapat menikmati makanannya tanpa gangguan.

Akhirnya Zee menikmati makanannya dengan lahap tanpa merasa terganggu oleh apapun.

Sampai akhirnya, samar-samar Zee mendengar percakapan Ella dengan teman-temannya di kamar mandi. Mereka baru saja masuk dan langsung membicarakan dirinya.

"Gue heran deh, kenapa mama sebagai kepala sekolah SMA Higs Shool, mau menerima Zee yang buruk rupa itu di sekolah elit seperti ini?" tanya Ella pada kedua sahabatnya, Lina dan Berta yang selalu bersamanya.

Ella sedang membicarakan mengapa ibunya, yang menjabat sebagai kepala sekolah SMA Higs Shool ini mau menerima siswi yang buruk rupa seperti Zee di sekolah elit ini.

Pada kenyataannya, di sekolah SMA Higs Shool ini semua siswa dan siswinya memiliki wajah yang tampan dan cantik, sungguh kontras dengan penampilan Zee. Sebab kebanyakan mereka adalah anak-anak orang berada.

"Lo tanya aja mama Lo, Ella. Apa yang membuatnya menerima siswi jelek kayak Monster itu!"

"Iya, gue eneg liatnya! Hihhh... apalagi penampilannya kemarin saat air comberan mengenai seluruh tubuhnya. Iyuhhh... mirip kek tikus kejebur got!"

"Hihihi... iya lho! Gue aja jijik banget, hihhh!"

Mereka terus berbicara tanpa tahu, bahwa orang yang sedang mereka bicarakan sedang berada di dekat mereka. Ada di salah satu bilik kamar mandi ini.

Percakapan mereka bertiga membuat hati Zee sakit dan terasa hancur. Ia menyadari bahwa di sekolah ini, penampilan fisik sangat dihargai, sehingga Zee yang gendut dengan penampilannya yang tidak modis dianggap berbeda dan dianggap tidak cocok dengan standar kecantikan yang ada di sekolah.

Hal ini membuat hati Zee sakit.

Air mata mulai menetes dari mata Zee karena perasaan sakit hati yang mendalam. Ia merasa terpukul dan terluka oleh komentar Ella dan sadar bahwa penampilannya menjadi sorotan negatif di sekolah ini.

'Hiks hiks hiks... Seburuk itukah, aku?' tanya Zee dalam hati.

***

Sepulang sekolah, Zee yang terlihat rapuh berbicara dengan ibu panti. Sadar dengan identitas Ella, Ibu panti hanya bisa berkata agar Zee tetap sabar.

"Sabar ya, Zee. Kamu harus bisa bersabar dan tetap berbuat baik pada siapa saja, tanpa pilih kasih."

Zee hanya mengangguk saja mendengar nasehat dari ibu panti, bunda Amy, yang sudah merawatnya sejak bayi.

Saat sedang merenung di kamar, Zee teringat bahwa dia masih memiliki 10PS yang belum digunakan. Zee membuka kembali System, dan menempatkan semuanya pada atribut VIT.

[Ting]

Seketika itu juga, tubuh Zee diselimuti cahaya putih nan hangat.

Terpopuler

Comments

Reo Hiatus

Reo Hiatus

Di atas sudah dikatakan Zee sakit hati thor. Kurangilah kalimat yang bermakna serupa. 😷😷😷

2023-07-03

0

Reo Hiatus

Reo Hiatus

Bagian ini sudah dikatakan Zee sakit hati. Dan bawah juga diulang lagi kalimat yang isinya sama thor. 😷😷😷

2023-07-03

0

Reo Hiatus

Reo Hiatus

Isi bab ini bagus. Urutan ceritanya juga mudah dimengerti, jadi setelah dikatakan Zee merasa malu, tidak perlu lagi dikatakan dia merasa malu di paragraf berikutnya. Jelas apapun yang terjadi biasanya pembaca sudah tahu kalau Zee merasa malu. Kecuali ada pihak yang jadi pembelanya secara berani.😷😷😷

2023-07-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!