Bab 13. Hampir Saja

Restoran yang dipilih Syah, memiliki dekorasi yang megah, dengan lampu-lampu kristal yang memancarkan cahaya lembut, furnitur mewah, dan detail arsitektur yang menawan. Mereka duduk di meja yang dihiasi dengan sempurna, dan pemandangan dari jendela memperindah suasana malam mereka.

Zee merasa canggung pada awalnya karena suasana yang mewah dan pertemuan ini di luar panti, tetapi perlahan-lahan dia merasa lebih rileks dan menikmati perhatian yang diberikan oleh Syah. Mereka saling tertawa dan berbagi momen menyenangkan sepanjang makan malam mereka.

Tak lupa, Syah juga memuji Zee.

"Wow, Zee, kamu terlihat luar biasa malam ini. Gaunmu sangat cocok sekali denganmu, sederhana tapi tetap menawan."

Zee senyum malu-malu mendengar pujian tersebut. "Terima kasih, Syah. Kamu juga terlihat sangat tampan malam ini."

"Terima kasih, kamu membuatku merasa istimewa. Aku senang bisa menghabiskan malam ini bersamamu," ucap Syah dengan suara lembutnya.

"Aku juga senang bisa keluar bersamamu, Syah. Tempat ini begitu mewah, tapi aku merasa canggung."

Syah, tersenyum simpul mendengar pengakuan polos Zee. "Tidak perlu merasa canggung, Zee. Kamu pantas mendapatkan semua ini. Aku ingin memberikan pengalaman yang istimewa untukmu."

"K-amu begitu perhatian. Aku sangat menghargainya, Syah."

Syah kembali tersenyum melihat wajah Zee yang memerah, ditambah suaranya yang gugup. Memberikan tanda pada Syah, jika ini adalah pengalaman pertama untuk Zee.

"Kamu layak mendapatkan yang terbaik, Zee. Kau adalah orang yang luar biasa dan aku senang bisa mengenalmu lebih baik."

Zee kembali tersipu-sipu malu. "Aduh, kamu membuatku malu. Tapi terima kasih, Syah."

"Kamu tidak perlu malu. Aku hanya berbicara apa yang aku rasakan. Dan aku ingin kamu tahu bahwa kamu sangat istimewa bagiku."

Saat berkata demikian, Syah mengambil tangan Zee untuk dua genggam.

Zee terkejut dengan perlakuan Syah, tapi dia senyum bahagia.

"Terima kasih, Syah. Aku merasa beruntung bisa bersamamu malam ini. Tapi, apakah tidak ada yang marah?" tanya Zee khawatir.

"Marah? Maksudnya?" tanya Syah pura-pura tidak tahu. Padahal sebenarnya, dia sangat tahu apa yang dimaksud Zee.

Tapi perasaan egois di membuatnya menggeleng, membuang ragu yang ada di dalam hatinya. Dia tidak mau mengacaukan suasana yang tercipta romantis dan mewah.

Syah berusaha membuat Zee merasa istimewa dan nyaman, sementara Zee, meskipun canggung pada awalnya, mulai menikmati momen ini bersama Syah.

Ketika mereka sedang asyik mengobrol, makan, dan minum, tiba-tiba Zee merasakan kepala yang pusing dan semakin menjadi.

"Aduh," keluh Zee dengan memegangi kepalanya.

Brukk

Rasanya begitu kuat sehingga Zee tidak bisa menahannya dan pingsan secara tiba-tiba. Kejadian ini membuat Syah terkejut dan khawatir.

Namun, itu tidak berlangsung lama. Alih-alih menunjukkan kekhawatiran atau kepanikan, Syah dengan tenang mengambil tindakan. Dia segera memanggil pelayan yang ada di sekitar mereka untuk memberi tahu tentang situasi yang terjadi.

"Tolong bantu saya, angkat dia ya!"

Syah dengan cepat memberi instruksi kepada pelayan untuk membawa Zee ke kamar hotel yang telah dia booking sebelumnya. Syah memberitahu nomor kamar dan instruksi tambahan kepada pelayan dengan percaya diri, menunjukkan bahwa dia telah merencanakan semua ini sebelumnya.

Pelayan dengan sigap menyanggupi permintaan Syah dan segera membantu Zee yang pingsan. Mereka membopong Zee dengan hati-hati, memastikan keselamatan dan kenyamanannya dalam pemindahan ke kamar.

Selama proses ini, Syah tetap tenang dan terkendali, memberikan panduan yang diperlukan dan memastikan bahwa Zee dalam keadaan yang baik. Dia berjalan mengikutinya dengan hati-hati, memastikan semuanya berjalan dengan lancar.

Ketika mereka mencapai kamar yang telah dipesan, pelayan menempatkan Zee dengan lembut di tempat tidur. Syah tetap berada di samping Zee, mengawasinya dengan penuh perhatian dan senyum kemenangan.

Setelah para pelayan yang membantu membaringkan tubuh Zee di kasur, Syah memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Dia meninggalkan tubuh Zee sendirian di kamar, sementara dia pergi ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Syah bersiul dan bernyanyi, bersenandung kecil.

Selama mandi, Syah memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya terhadap Zee.

"Tidak ada yang bisa nolak pesonamu, Syah Reza. Hahaha..."

Syah berbicara dengan dirinya sendiri. Memuji pesonanya yang selama ini dia banggakan.

Selama Syah mandi, dia tidak tahu apa yang terjadi dengan Zee di tempat tidur. Dia berpikir bahwa Zee tetap dalam keadaan seperti tadi, yaitu pingsan.

Tapi ternyata pemikiran Syah salah besar. Nyatanya, efek obat yang diberikan oleh Syah tidak bertahan lama karena atribut VIT pada System milik Zee tinggi. Ini membuat Zee segera sadar dan bangun.

"Eghhh..."

"A-ku, ini di mana?"

Zee merasa bingung dengan semua yang terjadi, mencoba berpikir untuk memahami situasi di sekitarnya.

Clek

Mendengar suara pintu yang terbuka, Zee cepat menoleh. Ternyata Syah keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang dililitkan di sekitar pinggangnya. Tentu saja ini membuatnya terkejut.

"Syah..."

"Eh, Zee... k-amu?"

Syah juga sama terkejutnya. Dia pernah menyangka jika Zee sudah sadar dari efek obat yang dia berikan untuk bisa mengerjai, Zee.

"Oh, Zee, kamu sudah bangun! Maafkan aku.Aku pikir kamu masih pingsan, sehingga aku pergi mandi terlebih dulu sebelum memanggil dokter untuk memeriksamu."

Zee mengernyitkan dahi. "Apa yang terjadi? Mengapa aku pingsan? Dan..."

Mata Zee memandang keadaan Syah yang hanya memakai handuk di sekitar pinggangnya.

Melihat Syah dalam keadaan baru saja selesai mandi dengan hanya menguntungkan handuk seperti itu, Zee langsung berteriak.

"Aaa...."

"Ehhh, cukup!"

"Mengapa kamu..."

Zee tidak melanjutkan kalimatnya, membuat Syah tergagap. Namun, Syah yang panik segera merespons dengan cepat, menggerakkan tangannya dengan cepat untuk menutup mulut Zee dan menghentikan teriakan tersebut.

"Maaf, aku baru saja mandi. Aku khawatir denganmu dan ingin segera kembali untuk membantu. Tapi sepertinya kamu sudah bangun."

[Ting]

[Bukan teman, Nona Zee.]

Zee yang masih terkejut dan canggung kondisi mereka yang hanya berdua saja di dalam kamar, lebih panik lagi saat notifikasi sistem kembali memberikan peringatan.

"Apa mau mu, Syah?" tanya Zee cepat. Dia melihat dengan panik ke seluruh penjuru ruangan.

Dia semakin ketakutan karena dia menyadari bahwa kamar ini adalah kamar hotel.

"Hahaha... tentu saja aku mau kamu. Apa lagi yang terjadi dengan dua orang berbeda jenis dalam satu kamar?" tanya Syah seakan-akan menantang.

"Tidak! Kamu tidak bisa lakukan ini padaku!"

Zee bangkit dari tempat tidur. Dia ingin segera pergi dari kamar hotel ini, tapi dengan cepat Syah menangkap dan menarik tangannya.

Srett

"Awas!"

Dug bug

Brukk

"Argh..."

Entah apa yang terjadi selanjutnya, karena tak lama setelah itu terdengar teriakan yang cukup keras, setelah sesuatu yang sepertinya jatuh kemudian mengenai sesuatu yang keras.

Terpopuler

Comments

Reo Hiatus

Reo Hiatus

Kalau baca novel yang peran utamanya seperti ini, Reo jadi berharap dia sial sesial-sialnya.
Reo jadi bingung thor mau buat Zee bodoh atau pintar sebenarnya? 🤔🤔🤔😷😷😷

2023-07-06

0

neng ade

neng ade

semoga See selamat sari cengkeraman Syah

2023-06-26

1

Yoni Hartati

Yoni Hartati

lanjut semangat ...

2023-06-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!