Bab 16. Kebaikan dan Kebaikan

Setelah menyadari bahwa proses upgrade sistemnya memakan waktu selama 7 hari, Zee tetap bersemangat. Apalagi sistem juga memberitahu untuk tetap melakukan kebaikan sebanyak mungkin agar dapat mempercepat progres upgrade tersebut.

"Aku pasti bisa melakukannya dengan baik." Zee menyemangati dirinya sendiri.

Zee akhirnya memutuskan untuk memulai dengan membantu Bunda Amy seperti biasanya. Membersihkan area panti asuhan, dengan merawat serta menyiram tanaman saat pagi-pagi sekali.

Zee juga memutuskan untuk pergi ke sekolah lebih awal dari biasanya. Dengan penuh semangat, Zee akan berbuat baik sesuai anjuran sistem.

"Pagi, Pak."

"Eh, pagi Neng."

Tukang kebun sekolah, yang sudah terbiasa dengan Zee, menyambut sapaannya dengan ramah.

"Saya bantu ya, Pak."

"Ya, Neng. Terima kasih."

Bersama tukang kebun, Zee mulai menyiram tanaman dengan cermat, memastikan bahwa setiap tanaman mendapatkan air yang cukup. Dengan setiap tindakan kebaikan yang dilakukan, Zee merasa senang dan berharap dapat mengurangi waktu upgrade sistemnya.

Setelah selesai membantu tukang kebun, Zee melihat progres bar pada sistem upgrade dan melihat bahwa waktu yang tersisa telah berkurang dari 6 hari menjadi 5 hari lebih.

Sekarang Zee mulai menyadari bahwa, satu kebaikan telah berhasil mengurangi waktu upgrade sebesar satu hari juga.

"Ternyata seperti ini."

Akhirnya, semangat Zee semakin bertambah untuk melanjutkan aksi kebaikannya.

Selama beberapa hari berikutnya, Zee terus melakukan perbuatan baik di panti. Menolong anak-anak panti dengan tugas-tugas sekolah, mengajak bermain bersama, memberikan dorongan dan dukungan kepada mereka, serta membantu Bunda Amy dalam kegiatan sehari-hari.

Di sekolah, saat Zee melihat seorang guru yang kesulitan membawa banyak buku ke ruang kelas, tanpa ragu dia menghampiri dan menawarkan bantuannya.

Zee dengan penuh tanggung jawab mengambil sebagian beban buku dan membantu guru tersebut menuju ruang kelas. Zee tidak hanya memberikan bantuan fisik, tetapi juga menunjukkan sikap empati dan perhatian terhadap kebutuhan orang lain yang membutuhkan bantuan.

Saat sedang istirahat di halaman sekolah, Zee melihat seseorang yang tiba-tiba terjatuh dan tampak kesulitan bangkit. Tanpa ragu, Zee berlari mendekati orang tersebut dan dengan lembut membantu orang tersebut berdiri kembali. Zee menawarkan bantuan dan memastikan bahwa orang tersebut baik-baik saja sebelum melanjutkan kegiatannya.

Tindakan Zee ini menunjukkan kepedulian dan kesiapan untuk membantu orang lain dalam situasi sulit, sehingga banyak orang yang bersimpati dengannya.

Di dalam kelas, saat sedang dalam pelajaran, teman sebelah Zee tampak kebingungan karena kehilangan pulpen. Zee yang peka dan perhatian langsung menawarkan bantuannya dengan meminjamkan pulpen kepada temannya. Zee tidak hanya membantu teman sebelahnya menyelesaikan tugas, tetapi juga menunjukkan sikap kedermawanan dan kemurahan hati dalam berbagi dengan orang lain.

"Terima kasih, Zee."

"Sama-sama."

Melalui tindakan-tindakan kebaikan ini, Zee semakin mendekati pencapaian tujuan untuk menuntaskan upgrade sistem.

Dengan setiap kebaikan yang dilakukan, Zee merasa semakin terhubung dengan nilai-nilai positif dan memberikan dampak positif pada orang-orang di sekitarnya. Zee menjadi teladan bagi yang lainnya dengan sikap empati, perhatian, dan kesiapan untuk membantu.

Setiap tindakan kebaikan yang dilakukan oleh Zee, entah itu kecil maupun besar, mempengaruhi progres bar upgrade sistemnya. Zee merasa senang dan bersemangat melihat waktu yang semakin berkurang, menyadari bahwa setiap tindakan kebaikan memberikan dampak yang nyata.

Apa yang tercapai, menciptakan momen yang penuh semangat, kebaikan, dan perubahan positif dalam kehidupan Zee.

Dalam proses mempercepat waktu upgrade sistem, Zee juga merasakan kepuasan dan kebahagiaan di saat bisa membantu orang lain. Setiap tindakan kebaikan yang dilakukan oleh Zee tidak hanya membawa manfaat bagi orang lain, tetapi juga memberikan keuntungan langsung bagi dirinya sendiri.

Zee akhirnya semakin termotivasi untuk terus melakukan kebaikan dan menjalani perjalanan yang berharga ini. Proses upgrade sistem menjadi lebih dari sekadar peningkatan teknologi, tetapi juga perjalanan pribadi Zee untuk tumbuh dan mengembangkan diri melalui perbuatan-perbuatan baik.

***

Di sisi lain, Ella sedikit canggung untuk mem-bully Zee lagi. Dengan penampilan baru Zee, jika Ella tetap mem-bully, maka ia pasti akan mendapat banyak protes dari murid-murid lain, terutama kaum pria yang sekarang mengidolakan Zee.

Dia iri dengan Zee, yang berhasil mendapatkan perhatian dari banyak orang di sekolah, terutama kaum pria. Ella merasa terancam oleh popularitas dan pengakuan sebua orang yang sekarang.

"Aku harus membuat rencana yang matang untuk menyingkirkannya!"

Ella kemudian membuat sebuah rencana yang dapat membuat Zee keluar dari sekolah. Ella kemudian mulai mempengaruhi para Fans Syah yang juga membenci Zee.

Dalam upaya untuk mengatasi rasa iri dan menghapus Zee dari sekolah, Ella membuat rencana licik. Dia memutuskan untuk mempengaruhi cewek-cewek Fans Syah, supaya membenci Zee, dan mencoba membuat mereka semakin bermusuhan dengan Zee.

Ella tahu bahwa jika cewek-cewek Fans Syah mendukung rencananya, dia bisa membentuk kekuatan yang dapat mengusir Zee dari lingkungan sekolah.

Ella memanfaatkan kecemburuan dan ketidakpuasan Fans Syah terhadap Zee untuk memperkuat pengaruhnya. Dia mulai meracuni pikiran mereka dengan kata-kata yang merendahkan Zee, memutarbalikkan fakta, atau menyebarkan gosip yang negatif.

Ella berusaha untuk memposisikan dirinya di belakang layar, dengan harapan Fans Syah akan melaksanakan rencananya tanpa menimbulkan kecurigaan pada dirinya sendiri.

"Aku tidak akan bermain sendiri sebagai pemainnya. Aku hanya akan berdiri di balik layar, menikmati permainan yang aku ciptakan."

Dalam keadaannya yang sekarang, Ella merasa semakin terperangkap dalam perasaan iri dan kecemburuan. Dia menginginkan agar Zee merasakan ketidaknyamanan dan menderita, bahkan jika itu berarti harus keluar dari sekolah. Ella merasa bahwa dengan menyingkirkan Zee dari sekolah, dia akan mendapatkan kembali perhatian dan popularitas yang dimilikinya selama ini.

***

Kring kring kring

Bel pulang berbunyi. Semua siswa-siswi, hamburan keluar dari dalam kelas dengan berebut supaya bisa menjadi yang terdepan.

Dengan tenang, Zee baru melangkah keluar saat keadaan kelas sudah sepi. Dia terus berjalan menuju ke gerbang sekolah.

Di saat ia berjalan dari sekolah ke panti, Zee melihat Thrisa, teman sekelasnya, sedang dikelilingi 3 orang pria berambut mohawk.

Thrisa tampak sangat ketakutan, dah terpojok dengan keberadaan ketiga pria tersebut.

"Siapa mereka, dan apa yang mereka inginkan?" gumam Zee dengan memperhatikan.

Tapi karena Zee melihat sesuatu yang tidak baik akan segera terjadi pada Trisha, membuatnya segera memutuskan untuk bertindak.

Dengan keyakinan akan kekuatannya yang memiliki STR (kekuatan fisik) sebesar 20, Zee tanpa ragu berdiri di hadapan Thrisa.

"Trisha, siapa mereka?" tanya Zee, dengan menarik tangan Trisha supaya berlindung di belakangnya.

"Zee?"

Trisha justru terkejut dan tidak percaya dengan keberadaan Zee, yang sekarang ini melindungi dirinya.

Sekarang Zee terlihat memancarkan aura kepercayaan diri yang tenang dan tegar, siap melindungi dan membantu teman sekelasnya dari situasi yang mengancam.

Pria berambut mohawk itu melirik Zee dengan pandangan skeptis. Mereka terkesan oleh kekuatan yang Zee tunjukkan. Zee dengan tegas berbicara kepada mereka.

"Hentikan! Apa yang sedang kalian lakukan? Ini tidak benar!" Zee bertanya dan memperingatkan ketiga pria tersebut.

Pria berambut mohawk, terpana oleh keberanian dan ketegasan Zee, sempat terdiam sejenak. Namun, salah satu dari mereka mencoba mengintimidasi Zee dengan sikap yang agresif.

"Apa urusanmu, bocah ingusan? Jangan ikut campur!" bentak salah satu dari mereka.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***