"Apa yang kalian lakukan tadi? Apa kalian tahu, siapa mereka bertiga?"
Saat Thrisa dan Zee sedang berbincang-bincang dalam perjalanan mereka, tiba-tiba Ryan yang baru saja datang dengan motor Ducati miliknya, memberikan pertanyaan.
Ryan memberikan peringatan kepada Zee dan Thrisa tentang tiga pria bertampang mohawk yang sebelumnya telah mereka hadapi dan dikalahkan Zee. Ryan merasa perlu untuk memperingatkan mereka karena ia menyadari bahwa tindakan yang dilakukan Zee telah menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi mereka sendiri.
"Kalian harus tahu tentang bahaya yang mungkin terjadi dengan perseteruan kalian dengan tiga pria mohawk itu juga. Kalian harus berhati-hati dengan mereka!"
Thrisa dan Zee saling pandang mendengar peringatan yang diberikan oleh Ryan.
"Terima kasih sudah memberi tahu, Ryan. Apa yang salah dengan mereka?" Thrisa bertanya karena merasa penasaran dengan mereka.
"Ck! Mereka adalah anggota geng yang cukup berbahaya di daerah ini. Mungkin saja mereka mencari masalah atau melakukan tindakan kriminal. Aku khawatir kehadiran mereka bisa mengundang bahaya yang lebih besar. Apalagi..."
Ryan tidak melanjutkan kalimatnya, tapi justru melihat ke arah Zee dengan tatapan sinis.
Mendapatkan tatapan seperti itu, Zee memejamkan matanya dan menggeleng cepat. "Aku tidak takut dengan mereka! Aku sudah menghajar mereka tadi. Mereka tidak akan berani lagi."
Ryan kembali tersenyum mengejek. "Kamu harus berpikir sebelum bertindak! Menghajar salah satu dari mereka bisa memicu balas dendam atau tindakan lebih berbahaya. Kamu, yang seperti tadi justru seperti T-rex!"
Zee mengerutkan keningnya kaget, mendengar perumpamaan yang diberikan oleh Ryan padanya.
"Apa kamu menyebutku T-Rex tanpa berpikir? Aku tidak takut pada mereka!" Zee tetap pada pendiriannya, merasa kesal atas sikap dan perkataan Ryan.
"Dasar bad." Zee menggerutu dengan bergumam sendiri.
Thrisa berusaha menenangkan keadaan. "Tenang-tenang, kalian berdua. Ryan, terima kasih atas peringatannya. Zee, kita harus menghadapi situasi ini dengan hati-hati dan tidak mengundang masalah yang lebih besar, dan lebih baik kita cepat pulang."
Ryan bersiap pergi dengan motornya, setelah memberikan peringatan tentang bahaya yang akan terjadi dari tiga pria mohawk tersebut kepada Thrisa dan Zee.
Zee, yang terlibat dalam insiden sebelumnya, merasa percaya diri dan mengabaikan peringatan Ryan.
Ryan sendiri terlihat acuh, bahkan mengejek Zee, setelah mencoba menekankan pentingnya berpikir secara bijak dan menghindari tindakan impulsif yang bisa berdampak buruk. Tapi selain memberikan peringatan, Ryan juga menghina Zee dengan menyebutnya sebagai dinosaurus T-Rex yang bertindak tanpa berpikir. Hal ini dia katakan karena mengacu pada tindakan Zee yang terlalu impulsif atau tanpa mempertimbangkan konsekuensi dari tindakannya terhadap pria-pria mohawk tersebut
Sementara itu, Zee sudah terlibat dalam kejadian tersebut dan telah menghajar salah satu dari pria-pria mohawk tersebut. Tindakan ini mungkin merupakan respons Zee terhadap tindakan atau perilaku yang tidak diinginkan dari pria tersebut.
Sedangkan Thrisa berusaha menenangkan situasi dan mengajak mereka untuk tidak berdebat dan segera pulang.
***
Di suatu rumah mewah, ketiga pria yang sebelumnya dihajar oleh Zee berada di suatu rumah mewah. Mereka berlutut di hadapan seorang pria gundul yang memakai kalung emas tebal di lehernya.
Pria tersebut ternyata adalah Lex Luther, seorang pengedar narkoba terkenal asal Amerika yang telah lama menetap di Indonesia. Dia dikenal sebagai raja narkoba di kawasan Asia Tenggara.
Setelah mendengar cerita dari ketiga pria tersebut tentang kekalahan mereka oleh seorang wanita (Zee), Lex merasa malu. Dia merasa terhina karena anak buahnya kalah dalam pertarungan dengan seorang wanita. Sebagai pemimpin dan bos mereka, Lex mengambil tindakan tegas.
Lex Luther berkata dengan wajah marah dan penuh amarah. "Kalian... kalian bertiga! Aku tidak percaya mendengar kabar kalian kalah hanya oleh seorang wanita? Bagaimana bisa?! Aku malu memiliki anak buah yang lemah seperti kalian!"
"Maaf, Tuan Lex, dia... dia sangat kuat! Kami tidak bisa melawannya."
Satu diantara mereka menjawab dengan gugup. Wajahnya yang penuh lebam tampak jelas jika sedang dalam keadaan ketakutan.
Lex Luther kembali menatap mereka dengan pandangan tajam.
"Kalian harus mengerti, kekalahan itu tidak dapat diterima! Aku adalah Lex Luther, raja narkoba di Asia Tenggara! Tidak boleh ada orang yang berani mencela atau menghina kelompokku. Jika kalian tidak bisa menyelesaikan masalah ini, maka kalian tidak ada artinya bagiku!"
"Tuan Lex, dia tidak seperti yang kita kira. Dia memiliki kekuatan luar biasa dan..."
Lex Luther memotong perkataan mereka dengan suara yang meninggi. "Tidak ada alasan! Aku tidak peduli dengan kekuatannya. Kalian harus membunuh wanita itu sekarang juga! Aku ingin kehormatan dan kekuasaaku diakui, dan itu berarti kalian harus menyingkirkan ancaman ini sekali dan untuk semua!"
Lex memerintahkan ketiga pria tersebut untuk membunuh Zee sebagai bentuk balas dendam dan untuk memulihkan kehormatannya. Jika mereka menolak atau gagal melaksanakan perintah tersebut, Lex mengancam akan mengeluarkan mereka dari kelompoknya. Selain itu, Lex juga memerintahkan ketiga pria tersebut untuk membawa 30 anak buahnya, yang kemungkinan besar adalah anggota kelompok atau bawahan Lex, yang tentunya sama ganasnya.
Situasi ini sangat serius dan berbahaya. Lex Luther, sebagai pengedar narkoba yang berkuasa, memiliki kekuatan dan pengaruh yang signifikan. Ancaman dan perintahnya tidak boleh diabaikan, dan kehidupan Zee berada dalam bahaya yang nyata.
Ketiga pria yang dihajar oleh Zee harus memutuskan bagaimana mereka akan menghadapi situasi ini, sambil mencari cara untuk melindungi diri sendiri dan menghindari konsekuensi yang lebih buruk dari Lex dan kelompoknya.
"Ta-pi, tapi Tuan Lex. Dia... dia tidak sendirian. Dia memiliki teman-teman yang..."
Saat satu dari mereka ingin memberikan penjelasan tentang kekuatan Zee, Lex Luther justru mengangkat tangannya dan berteriak marah.
"Apa aku pernah mengajarkan kalian untuk meragukan perintahku?! Apakah kalian lupa siapa yang memberi kalian kekuasaan dan kemewahan ini?! Jika kalian tidak mampu menyelesaikan tugas ini, maka kalian akan segera menemui akhir yang mengerikan!"
Melihat Tuannya marah, ketiganya kembali menunduk.
"B-aik, Tuan Lex. Kami akan menyelesaikan tugas ini. Kami tidak ingin mengecewakan Anda."
"Bagus! Kalian harus berusaha melakukan itu. Pastikan tidak ada yang tersisa. Dan bawa 30 anak buah lainnya bersama kalian. Aku ingin pesan jelas dikirimkan kepada siapapun yang berani melawan kita. Sekarang, pergilah!"
Lex Luther yang tidak biasanya dikalahkan dan diremehkan, menunjukkan kemarahan dan ketegasannya kepada ketiga anak buahnya. Dia tidak menerima alasan atau penjelasan mengenai kekalahan mereka.
Lex memaksa mereka untuk segera membunuh Zee atau siapa saja yang telah mencampuri urusannya, sebagai cara memulihkan kehormatan kelompoknya.
Ancaman dan intimidasi Lex menegaskan posisinya sebagai pemimpin yang kuat dan tak kenal ampun. Ketiga anak buah tersebut merasa terpaksa dan takut, dan mereka menyadari pentingnya melaksanakan perintah tersebut untuk mempertahankan tempat mereka dalam kelompok Lex. Sebab mereka juga tidak mau celaka jika tidak patuh pada Lex Luther.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Yoni Hartati
semoga zee hancurkan semua nya
lanjut semangat
2023-06-27
0