Bab 14. Siapa Ryan?

Setelah Syah berusaha membekap mulut Zee, yang tidak disangka adalah kekuatan STR Zee yang cukup tinggi, lebih kekuatan STR manusia, membuatnya terlempar dengan ke tembok kamar.

Dug brukk

"Argh!"

Situasi ini menciptakan kejutan dan kebingungan di antara keduanya.

Syah terkejut dengan kesakitan atas kejadian ini. Kini dia tergeletak di lantai, terluka dengan tubuhnya yang mengalami rasa sakit akibat benturan dengan tembok.

Zee, setelah menyadari apa yang terjadi, merasa terkejut dengan kekuatannya sendiri dan menyadari bahwa dia harus berhati-hati agar tidak melukai orang lain tanpa sengaja. Dia merasa bersalah dan cemas melihat Syah terluka.

Zee berteriak dengan tidak percaya akan apa yang sudah dilakukannya.

"Oh tidak, Syah! Maafkan aku! Aku tidak bermaksud melukaimu!"

Syah berusaha bangkit, dengan rasa sakit. "Ahhhh, ergh... T-idak apa-apa, Zee. Itu tidak disengaja. Aku baik-baik saja."

Tapi setelah itu, Syah tidak lagi bergerak. Dia tidak sadarkan diri.

"Syah, Syah!"

Teeettt teeettt

Zee yang hampir mendekati tempat Syah tergeletak tidak sadarkan diri, menoleh ke arah pintu. Dia takut dengan keadaan yang terjadi.

Zee belum sempat membuka pintu, tapi pintu pintu kamar hotel sudah terbuka dari luar. Masuklah Karma dan Ryan, membuat Zee mundur dengan takut.

Mereka berdua, Karma dan Ryan, memasuki kamar dengan tergesa-gesa karena curiga. Mereka sudah merasa ada yang tidak beres dengan perilaku Syah terhadap Zee. Mereka memiliki kecurigaan yang kuat terhadap sahabat mereka dan memutuskan untuk mengikuti Syah untuk memastikan keamanan Zee.

Namun, ketika mereka memasuki kamar, Karma dan Ryan tercengang melihat Syah terkapar pingsan sementara Zee masih dalam keadaan baik-baik saja. Ini benar-benar di luar dugaan mereka, karena mereka berpikir Zee berada dalam bahaya.

"Apa yang terjadi di sini? Mengapa Syah yang terkapar?" tanya Karma bingung pada Ryan.

Mereka berdua saling pandang, mengisyaratkan kebingungan atas apa yang terjadi pada Syah Reza, sahabat mereka.

Ryan kemudian memandang keadaan dengan sama bingungnya. "Ini tidak masuk akal. Kita justru berpikir Zee dalam bahaya, bukan Syah."

Zee menghampiri Karma dan Ryan dengan gemetaran. Dia takut jika disalahkan keduanya.

"Aku baik-baik saja. Ternyata Syah memiliki niat yang tidak terduga. Ini, ini buruk dan dia... aku tidak tahu bagaimana dia bisa jatuh sehingga pingsan seperti itu."

Zee merasa lega, sebab Karma dan Ryan datang untuk memastikan keamanannya. Tapi dua juga takut jika keduanya menyalahkannya atas apa yang terjadi pada Syah Reza, sahabat mereka berdua.

Karma dan Ryan yang sangat mengenal bagaimana kebiasaan Syah, tentu saja mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Tapi mereka tidak mau Zee kembali ketakutan jika mengetahui bagaimana Syah yang sebenarnya.

"Karma, bisakah kamu mengantarkan Zee pulang? Aku yang akan membereskan kekacauan ini," pinta Ryan pada Karma.

"Tentu, Ryan. Aku bisa mengantarkan Zee pulang. Kamu pastikan semuanya bisa terkendali. Aku tidak mau jika Syah berpikir yang macam-macam tentang kita, saat dia sadar nanti."

Ryan mengangguk mengiyakan.

"Zee, kamu pulanglah bersama Karma. Kamu tidak perlu memikirkan Syah yang ada di sini. Dan ingat, kamu tidak perlu membicarakan kejadian ini pada siapapun."

Zee mengangguk cepat, meskipun dia tidak bisa menjamin bisa tenang dan tidak memikirkan peristiwa ini. Tapi Zee juga tidak mau berlama-lama ada di kamar hotel yang membuatnya ketakutan. Dia terus terbayang apa yang akan terjadi, seandainya kekuatan sistem tidak ada dan memberikan pertolongan.

Dalam diam, Zee berjalan mengikuti Karma dari belakang. Dia berjalan dengan kepala menunduk, mengutuk kekerasan hatinya yang tidak mempedulikan peringatan dari sistem sejak Syah datang mendekatinya.

'Bodoh. Aku benar-benar bodoh!'

Zee menepuk-nepuk kepalanya sendiri, menyalahkan kebodohannya sendiri yang terbuai dengan sikap dan perilaku Syah Reza.

[Ting]

[Nona Zee mendapat teman baru.]

"Maaf. Aku abai dengan peringatan dan nasehat yang sudah diberikan. Aku menyesal."

"Apa kamu terluka?" tanya Karma menoleh, kemudian berhenti.

Zee juga akhirnya ikut berhenti.

Karma bertanya demikian karena mendengar gumaman Zee yang tidak begitu jelas di telinganya. Dia khawatir jika Zee tadi hanya pura-pura kuat, padahal sebenarnya ada sesuatu yang membuatnya ketakutan atau terluka.

"M-aaf, aku membuat kalian repot." Zee meminta maaf atas keadaan yang terjadi tadi.

Dia sendiri belum bisa percaya dengan apa yang baru saja dialaminya. Sesuatu yang hampir saja menghancurkan masa depannya, membuatnya masih merasa jika ini semua hanya mimpi.

"Tidak perlu meminta maaf padaku atau Ryan. Kami berdua justru meminta maaf atas apa yang dilakukan oleh Syah padamu. Kamu seharusnya berhati-hati dengan cowok yang biasanya acuh, tapi tiba-tiba menunjukkan perhatian yang berlebihan. Apa tidak melihat keanehan dan curiga?" tanya Karma.

Karma juga memberikan nasehat pada Zee, kemudian kembali mengajaknya berjalan. Tapi kali ini, Karma meminta pada Zee supaya berjalan di sampingnya. memastikan keselamatan gadis tersebut.

"Aku akan mengantarmu pulang. Tidak udah memikirkan soal Syah. Ryan akan mengurusnya lebih baik."

Zee mengangguk mengiyakan. Dia tidak bisa berpikir apa-apa tentang apa yang akan dilakukan Ryan pada sahabatnya, yang tadi masih tidak sadarkan diri.

Zee hanya berharap supaya cepat sampai di panti asuhan, kemudian beristirahat. Melupakan kejadian ini dari ingatannya.

***

Di kamar hotel.

Setelah karma dan zee pergi, Ryan mengeluarkan ponselnya dan melakukan panggilan pada seseorang.

Tak lama kemudian, sekitar sepuluh menit kemudian, masuklah 5 pria dengan pakaian jas hitam lengkap dengan pistol di pinggang masing-masing, yang tiba-tiba masuk tanpa halangan.

"Bereskan itu!" Ryan memberikan perintahnya dengan menuju ke tempat Syah terbaring.

"Siap tuan muda."

Yang lebih mengejutkan adalah, mereka semua memanggil Ryan dengan sebutan "tuan muda". Dengan segera, kelima orang berbadan besar dan kekar itu membawa tubuh Syah keluar.

Dug

"Sialan, kau!

Sebelum tubuh Syah dibawa pergi mereka, tak lupa Ryan menendang pangkal paha syah, kemudian bergumam dengan geram.

"Seandainya kamu bukan sahabatku, aku sudah akan membuatmu hilang dari dunia ini."

Setelah itu, orang-orang berjas hitam itu langsung memasukkan Syah ke dalam karung dan membawanya pergi.

"Awas kamu, Syah! Aku tidak akan pernah membiarkanmu mengusik Zee." Ryan kembali bergumam dengan rahang mengeras.

Selama ini, tidak ada yang tahu identitas sebenarnya Ryan. Orang-orang hanya tahu bahwa orang tua Ryan sama seperti kebanyakan orang, yaitu pekerja kantoran dengan pangkat tinggi.

Tapi, tentu tidak mungkin juga jika hanya pegawai kantoran biasa, memiliki akses luar biasa seperti orang-orang yang sudah membantunya tadi. Sebab kelima laki-laki yang dipanggil Ryan memiliki penampilan seperti para pengawal pribadi atau bodyguard yang sudah profesional.

Terpopuler

Comments

Reo Hiatus

Reo Hiatus

Yang paling berbahaya itu hati para readers thor. Bisa-bisa darah tinggi. 🤣🤣🤣😷😷😷

2023-07-06

0

Reo Hiatus

Reo Hiatus

Cuma bisa geleng-geleng kepala kalau Reo ada di situ. Mau Reo panggil Oscuridad biar si Zee dijadikan persembahan saja sekalian. 🤣🤣🤣😷😷😷

2023-07-06

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

aku bawa iklan 😍

2023-07-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!