"Maaf ya Nak Agnes, atas kelakuan Jessi. Mungkin karena belum kenal, jadi masih suka menghindar," ujar Ratna yang kepalang malu dengan sikap cucunya.
"Tidak apa apa Bu, namanya juga anak anak." jawab Agnes dengan senyum ramah, meski dia sedikit kesal dengan ucapan Jessi. Apalagi ketika dia melihat penampilan Ira yang semakin cantik dan modis.
"Lihat saja, nanti kalau aku sudah nikah sama Mas Bima, aku tidak akan mau tinggal bareng sama anak itu. Aku kan bisa punya anak sendiri dengan Mas Bima!" ujar Agnes dalam hati. Gadis yang sudah tak perawan itu memang begitu tergila gila pada Bima yang pandai membuai dan membelainya. Dengan cara apapun dia akan tetap berusaha mengejar Bima karena kesuciannya sudah terenggut oleh suami Ira tersebut.
"Kamu duduk dulu ya, aku mau ganti baju dulu ke dalam," ujar Bima kepada Agnes sembari mengelus puncak kepalanya. Sebenarnya Agnes keberatan, karena di dalam kamar Bima tengah ada Ira yang mungkin juga sedang mandi setelah pulang dari kerja. Tetapi, Agnes tidak berani melarang karena Ratna ikut angkat bicara.
"Iya Bima, biar Ibu yang menemani Nak Agnes ngobrol," sahut Ratna dengan ramah. Dia terlihat begitu bahagia ketika kedatangan calon mantu yang dia idam idamkan.
Usai bercakap singkat dengan Agnes dan ibunya, Bima kemudian masuk ke dalam kamar. Dan benar saja, ketika Bima hendak masuk ke kamar mandi, di sana sudah lebih dulu ada Ira yang tengah mandi.
Ketika mendengar gagang pintu sempat di putar, mendadak Ira memikirkan sesuatu. Dia teringat raut wajah Agnes yang nampak kesal ketika berpapasan dengannya di halaman tadi. Dan sepertinya kekesalan itu terjadi karena Ira kini berubah penampilan.
"Aku akan membuat perempuan itu semakin kesal," ujar Ira sambil tersenyum. Dia tengah merencanakan sesuatu yang dia rasa akan mampu mengganggu keharmonisan mereka berdua.
Dalam keadaan tanpa busana, Ira mendekati pintu kamar mandi lalu membukanya. Tentu Bima terkejut melihat aksi istrinya yang tidak biasa itu, tetapi sebagai lelaki normal dan masih berstatus sebagai suami sah dari Ira, tentu otot syarafnya menegang ketika di suguhi pemandangan menarik tersebut. Apalagi Ira memberi tawaran dengan nada manja. " Mau mandi bareng Mas? Udah lama kita nggak pernah mandi bareng lagi seperti dulu,"
Susah payah Bima menelan saliva mendengar ajakan itu, apalagi tangan Ira dengan gemulai menarik dasi Bima hingga tubuhnya terseret masuk ke dalam kamar mandi. Bima tak berdaya dengan keadaan, sehingga dia hanya diam terpancing dengan permainan istrinya. Sore itu Ira memang nampak berbeda, dia terlihat begitu liar dari biasanya. Meski Bima sedikit heran, tetapi dia suka pada perbedaaan Ira sore itu. Ira yang biasanya hanya menjadi pemain pasif, mendadak dia menjadi pemain aktif yang sedikit brutal. Sehingga tanpa Bima sadari, ada banyak tanda cinta berwarna merah gelap di lehernya yang sengaja Ira tanggalkan untuk memanasi hati Agnes. Bahkan Ira memperpanjang durasi permainan mereka agar Agnes semakin gelisah menunggu. Bima yang saat itu tengah larut dibuai oleh belaian sang istri, mendadak lupa pada atasannya yang tengah menunggunya di luar.
"Mas Bima kok lama banget nggak keluar keluar ya Bu?" tanya Agnes kepada Ratna. Dia sudah tidak mampu menyembunyikan kegelisahannya.
"Ibu juga nggak tahu Nak, mungkin saja sedang buang air," jawab Ratna mencoba menerka.
"Tapi Mbak Ira kok juga nggak keluar keluar Bu?" tanya Agnes lagi. Dia semakin gelisah karena terlalu lama menunggu.
"Nggak tau juga Nak. Apa perlu Ibu panggilkan?" Ujar Ratna. Dia berusaha menenangkan hati calon mantunya yang terlihat begitu gelisah. Awalnya Agnes menolak tawaran itu, tetapi setelah di pikir pikir lagi, dia memilih menerima tawaran tersebut.
"Baiklah Bu, coba Ibu panggilkan Mas Bima. Soalnya kalau memang dia masih repot, aku mau pulang saja dari pada kelamaan nunggu!" cakap Agnes dengan wajah yang tidak segar. Tentu Ratna panik mendengar ucapan Agnes, dia tidak ingin calon mantu idamannya itu kesal lalu pulang gara gara Bima lama tidak keluar dari kamar bersama dengan Ira.
"Jangan Nak. Jangan pulang dulu. Baik, Ibu akan menggedor pintu kamar Bima agar dia segera keluar," sahut Ratna. Beliau kemudian lantas berdiri dan berjalan menuju ke kamar Bima.
Sementara pada saat itu, sepasang suami istri tersebut masih asyik menikmati permainan. Hingga pada akhirnya, suara ketukan pintu dari luar sempat membuyarkan konsentrasi mereka.
Tok..tok...tok..
"Bima, kamu ngapain aja di dalam? Ayo keluar, kasihan Nak Agnes kelamaan nunggu!" teriak Ratna dari luar kamar, tetapi terdengar di telinga Bima dan Ira.
"Ayo Mas, sedikit lagi. Nanggung kan kalau di tinggal?" bisik Ira di telinga Bima yang saat itu mulai sadar jika di luar sana ada yang menunggunya. Berbeda dengan Ira, dia semakin bersemangat memberi rayuan kepada suaminya ketika dia tahu target sasarannya mulai kelabakan. Bima ingin segera mengakhiri permainan tersebut lalu keluar menemui Agnes, tetapi langkahnya di tahan oleh Ira.
"Kamu di sini aja Mas, kamu mandi lalu pakai baju kamu dulu. Biar aku yang temui Ibu dan bilang kalau kamu masih mandi. Masak kamu mau nemuin atasan kamu dengan telanjang begini?" cakap Ira kembali memberi jebakan yang terdengar membantu Bima. Dan sayangnya, suaminya itu kembali termakan oleh jebakannya.
Setelah mendapat persetujuan dari suaminya, Ira lekas mengenakan handuk kimononya dengan rambut yang basah terurai. Dia lantas keluar dari kamar mandi untuk segera membukakan pintu yang sedang di gedor gedor oleh mertuanya.
Ceklek, perlahan gagang pintu mulai terbuka dan di balik pintu itu Ratna sudah bersiap untuk ngomel kepada putranya. Namun sayang, yang di temui Ratna bukan Bima, melainkan Ira.
"Ada apa sih Bu?" tanya Ira dengan santai.
Ratna tercengang sesaat ketika dia melihat penampilan Ira yang hanya menggunakan handuk kimono, dengan rambut yang basah. Meski tidak di jelaskan, tetapi sebagai wanita dewasa beliau pasti paham tentang apa yang baru saja terjadi di kamar tersebut.
"Mana Bima?" tanya Ratna dengan nada yang begitu kasar.
"Masih mandi Bu, ada apa sih Ibu kok marah marah begitu?" Ira balik bertanya seakan benar benar tidak mengerti maksud mertuanya.
"Nggak usah berlaga bodoh, di luar ada tamu. Tidak sopan sekali kalian malah berlama lama di dalam kamar dan membiarkan seorang tamu lama menunggu!" caci Ratna kepada Ira, berharap menantunya akan sakit hati mendengarnya. Akan tetapi, jawaban Ira justru membuat Ratna semakin membuka lebar kedua kelopak matanya.
"Loh, bukannya yang tidak sopan itu, justru ketika ada sepasang suami istri sedang berada di dalam kamar, tetapi ada orang yang sengaja menggedor gedor pintu. Bagaimana jika seandainya pemilik kamar sedang melakukan hubungan suami istri? Kan jadi terganggu?"
Degh, hati Agnes seketika terbakar mendengar ucapan Ira, karena Ira memang sengaja meninggikan volume bicaranya agar di dengar oleh Agnes.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
andi hastutty
hahahaha
2023-10-08
2