Setelah berhasil membuat mertuanya tercengang, Ira segera pergi menuju ke rumah Bundanya dengan menaiki ojol. Dan setelah tiba di sana, keduanya sangat bahagia karena bisa kembali berjumpa.
"Sayang, Bunda seneng kamu kembali ke sini lagi. Kalau kamu tidak mau kembali tinggal di rumah ini, Bunda harap kamu setiap hari main ke sini ya buat tengok Bunda," ujar Novi kepada putrinya.
"Iya Bun, Ira pasti menyempatkan diri untuk datang kesini meski sebentar. Oh iya Bun, sebenarnya ada yang ingin Ira sampaikan sama Bunda, dan Ira mau butuh bantuan Bunda," ujar Ira.
"Bantuan apa sayang? Katakan saja," sahut Novi.
"Bunda tahu kan perusahan XXXX, suamiku kerja di sana. Dan kini dia di percaya untuk memegang project baru. Kalau bisa, aku ingin tahu informasi tentang perusahaan itu lebih detail. Terutama tentang atasannya yang bernama Agnes. Satu yang mau aku lakukan, yakni menggagalkan project itu agar kinerja mereka di ragukan oleh perusahaan, sehingga mereka tidak di beri kepercayaan itu lagi," ungkap Ira dengan rinci.
"Baiklah, Bunda ada menyuruh Pak Aris, orang kepercayaan Bunda di perusahaan untuk mencari informasi tersebut. Sebenarnya Bunda ingin kamu sendiri yang memimpin perusahaan kita,, agar ada penerus mendiang Ayah kamu." sahut Novi. Beliau sangat berharap putrinya bersedia menduduki kursi kepemimpinan di berbagai perusahaan milik mendiang suaminya.
"Sabar Bun, aku pasti akan segera memimpin di sana. Tapi aku perlu mengatur siasat dulu untuk mengelabuhi mertua dan juga suamiku." jawab Ira.
Mencari tahu informasi tentang perusahaan tempat Bima bekerja tidak lah sulit bagi Ira, karena perusahaan yang di miliki oleh mendiang Ayahnya jauh lebih besar di banding perusahaan tempat Bima bekerja. Bukan hanya memegang satu bidang bisnis, tetapi ada banyak bidang bisnis yang di jalankan oleh keluarga Ira. Dari mulai bisnis properti, kuliner, fashion, perhotelan hingga batu bara. Dan Ira menjadi pewaris satu satunya dari semua bisnis keluarganya tersebut.
Saat itu juga Novi mengirimkan titah kepada Aris, untuk menjalankan tugasnya. Dan untuk hasilnya, Aris meminta waktu sekitar dua hari guna mendapat informasi yang akurat.
"Dua hari lagi informasi itu akan segera kamu dapatkan sayang. Bunda tidak sabar menunggu kamu kembali tinggal di rumah ini agar kita bisa berkumpul bersama sama lagi seperti dulu. Bunda begitu kesepian," cakap Novi dengan mata berkaca kaca.
"Maafkan Ira Bun, Ira belum bisa menemani Bunda. Tapi Ira akan pikirkan cara agar Ira bisa lama berada di rumah ini tanpa harus pindah. Karena sesuai dengan apa yang Ira katakan, bahwa Ira ingin melihat kehancuran karir Mas Bima dan juga atasannya tersebut. Barulah Ira akan menunjukkan identitas Ira yang sebenarnya, lalu tinggal bersama lagi bareng Bunda," jawab Ira sembari menggenggam tangan Bundanya.
"Baiklah, Bunda mengerti. Bunda hanya bisa berdoa yang terbaik untuk putri semata wayang Bunda. Semoga apapun yang kamu cita cita kan akan tercapai," sahut Novi seraya memanjatkan doa untuk Ira.
"Terima kasih Bun, kalau begitu Ira pamit dulu. Bunda jaga diri baik baik ya," ucap Ira berpamitan.
Setelah pulang dari rumah Bundanya, Ira segera pergi ke pasar untuk berbelanja. Seperti halnya hari kemaren, hari itu Ira pulang terlambat dari pasar. Dan hal itu tentu kembali memancing emosi mertuanya.
"Dari mana saja kamu? Semakin hari tingkah laku kamu semakin tidak punya aturan! Mau alasan apa lagi kamu?"cecar Ratna ketika baru saja Ira memijakkan kaki di rumah.
"Maaf Bu karena Ira pulang terlambat. Ada yang menawari Ira pekerjaan, jadi Ira terpaksa duduk sejenak untuk membicarakannya. Semoga saja Mas Bima memberiku izin untuk bekerja," jawab Ira dengan wajah memelas. Dia sengaja memasang wajah seperti itu agar mertuanya mau mendengar penjelasannya. Padahal, saat itu dia tengah merencanakan sesuatu.
Bukannya menjawab, Ratna justru tertawa mendengar ucapan Ira. "Apa? Bekerja? Hanya orang gila yang mau menawari kerja pada orang macam kamu? Tidak ada pengalaman kerja serta tidak mempunyai pendidikan tinggi, mau kerja apa kamu kalau bukan bersihin WC?" Ha....ha...ha...
"Tidak apa apa Bu, membersihkan WC juga pekerjaan yang mulia asal di kerjakan dengan tulus dan sungguh sungguh. Dari pada mendapat pekerjaan nyaman tapi harus menjilat atasan seperti Mas Bima!"
Sontak jawaban itu membuat mulut Ratna yang awalnya terbuka lebar karena tertawa, mendadak tertutup rapat dengan aura wajah yang menyeramkan. Dia begitu geram dengan setiap ucapan menantunya yang semakin berani dan menjadi jadi.
"Makin kurang a-jar kamu ya! Kamu lihat saja, tidak akan menunggu lama lagi, Bima pasti akan segera menceraikan kamu!" seru Ratna sambil menunjuk nunjuk ke arah wajah Ira. Sementara Ira hanya menanggapi ucapan ibu mertuanya dengan kalimat yang begitu ringan.
"Saya rela di cerai Bu, asal saya tidak sampai menggugat cerai duluan!" celetuk Ira sembari melangkah meninggalkan sang mertua yang semakin di buat panas hatinya oleh kata katanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Wirda Lubis
si Ira tenang membalas mertua
2023-10-19
1
andi hastutty
bagus bagus lanjut Ira
2023-10-08
1