Menjaga Batasan

Dengan hati yang membara, Ira kembali ke ruang tamu untuk menyuguhkan minuman kepada wanita yang menjadi selingkuhan suaminya.

"Maaf merepotkan mbak Ira," ujar Agnes dengan menebarkan senyum manis yang menusuk hati Ira.

"Tidak repot kok. Saya yakin anda sendiri yang akan repot jika sering sering datang kemari," sahut Ira dengan sinis. Mendengar jawaban istrinya yang mengandung kalimat sindiran, Bima pun tidak tinggal diam.

"Ira, jaga bicara kamu. Kamu benar benar melampaui batas!" bentak Bima sembari membulatkan kedua bola matanya.

"Oh, melampaui batas? Maaf Mas, kalau begitu ajari aku cara menjaga batas. Karena apapun yang kamu lakukan itu akan jadi panutanku, karena kamu adalah suamiku. Jika kamu menjaga batas, aku akan ikut menjaga batasanku. Tapi, jika kamu sendiri tidak bisa menjaga batasan, pasti aku...." belum sempat Ira melanjutkan, Bima pun lekas menyela.

"Cukup Ira! Kamu semakin lancang!" Seru Bima seraya berdiri dan hendak melayangkan kelima jarinya ke arah wajah Ira. Tetapi, dengan tangkas Agnes menepis tangan Bima, sekaligus mencari perhatiannya.

"Jangan Mas, kamu nggak boleh kasar gitu sama istri kamu,"

Mendengar kata kata Agnes, Bima pun menurunkan tangannya dengan kasar.

"Makasih Bu Agnes, semoga Bu Agnes kelak tidak akan mendapat perlakuan yang sama seperti perlakuan Mas Bima pada saya. Permisi," cakap Ira dengan santai, lalu segera masuk ke kamarnya. Dan lagi lagi, kalimat itu berhasil membuat dada Bima kembang kempis menahan amarah.

"Sudah Mas, sudah. Kamu jangan emosi begitu," ujar Agnes, mencoba menenangkan Bima.

Meski nampak begitu tenang dan santai di hadapan Bima, ternyata Ira tidak sanggup menyembunyikan lukanya ketika sudah masuk ke dalam kamarnya. Dia menangis sesenggukan melampiaskan beban di hatinya. Luka batin yang dia terima bukan untuk pertama kalinya, melainkan berkali kali. Selama ini memang dia selalu di pandang lemah oleh keluarga suaminya. Sempat terpikir olehnya untuk mengakhiri semuanya dengan meminta cerai, tetapi mendadak dia teringat pada orang tuanya.

"Ayah, Bunda... Maafkan aku. Seharusnya dulu aku menurut apa kata Ayah dan Bunda. Sekarang Ira kesakitan, Ira tidak tahu harus kemana dan bagaimana?" lirih Ira dalam tangis.

Setelah merasa lelah dengan tangisnya, mata Ira pun terpejam. Dia sempat tertidur sejenak, tetapi dia mendadak terbangun ketika dia mendengar teriakan seseorang.

"Heh, bangun kamu! Dasar istri tidak tahu diri! Berani beraninya kamu mempermalukan aku di depan Bu Agnes!"

Dalam keadaan yang belum sadar sempurna, Ira berusaha memperbaiki duduknya, lalu mencari asal suara dengan membuka kedua kelopak matanya. Dan rupanya suaminya sudah berdiri di hadapannya dengan wajah yang berapi api.

"Apa sih Mas teriak malam malam? Apa tidak bisa besok pagi saja?" sahut Ira.

"Tidak. Bahkan kalua bisa, besok pagi aku sudah tidak melihatmu tinggal di rumah ini lagi!" Sontak kesadaran Ira mendadak terkumpul ketika mendengar dirinya di usir oleh suaminya.

"Apa maksud kamu Mas? Kamu mengusir ku?" tanya Ira memperjelas.

"Aku rasa kamu sudah paham. Aku tahu kamu anak yatim dan tidak punya tempat tinggal, jadi jika kamu memang masih ingin tinggal disini serta mendapat kehidupan layak, jangan sekali kali kamu berani melawan ku seperti tadi!"

Sejenak Ira mematung mendengar ucapan itu. Hatinya terasa begitu sakit, marah dan tidak terima. Tetapi, dia seakan tidak punya daya untuk melawan. Andai saja saat itu dia punya tempat tujuan untuk dia singgahi, mungkin dia akan keluar dari rumah suaminya malam itu juga. Mengingat akan semua hal itu, Ira pun tidak mau bertindak gegabah. Dia memang sakit hati, tetapi dia tidak mau salah melangkah hingga membuatnya semakin terperosok. Hingga pada akhirnya dia menemukan satu gagasan baru di kepalanya,

"Sepertinya aku harus menyusun rencana lebih matang. Besok, aku akan menemui Ayah dan Bunda untuk meminta maaf. Aku yakin mereka pasti mau menerimaku, karena aku satu satunya putri mereka. Dan jika aku sudah kembali kepada mereka, baru aku akan mulai membalas perilaku Mas Bima padaku!"

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut..

2023-10-19

0

andi hastutty

andi hastutty

lanjut penasaran

2023-10-08

2

Hidayati Sumaningsih

Hidayati Sumaningsih

menarik...lanjut..

2023-09-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!