Cerita Rama...
*Waktu kamu pergi dari rumahku dan dengan keadaan kamu sedang kesal, aku kawatir padamu jadi waktu kamu keluar menuju halte bus, aku putusin ngikutin kamu agar aku tau kamu sampe rumah dengan selamat, tadinya waktu aku melihatmu sedang menunggu bus aku ingin mengantarkanmu pulang tapi aku tau kamu pasti akan menolak, jadi aku putuskan untuk mengikutimu saja sampe rumahmu dan aku tidak sengaja melihat kejadian tadi aku langsung turun dari mobil aku tidak perduli kamu akan memaki-maki ku*
Seperti itu ana ceritanya.
"Terimakasih Tuan, saya tidak tau apa yang bakal terjadi tadi kalau Kamu tidak datang" ucap Ana dengan nada sedih.
Rama menghampiri Ana lalu duduk disamping Ana, Sambil memeluk bahu Ana.
"Tidak apa-apa selama ada Aku semuanya akan baik-baik saja" ucap Rama berusaha menenangkan Ana.
Ana langsung memeluk Rama dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Rama, Rama pun masih tetap berusaha menenangkan Ana sambil memeluk erat tubuh Ana.
"Biarpun Tuan Rama aneh dan suka mengancam tapi dihatinya tersimpan kehangatan, perhatian dan rasa peduli Sangat besar" Gumam ana dalam hati yang memuji Rama.
"Ana, menikahlah denganku" ucap Rama tiba-tiba yang membuat Ana kaget dan langsung melepaskan pelukannya dari tubuh Rama.
"Tapi Tuan?" ucapan Ana terhenti.
"Tapi apa Ana? Bibi dan Siska tau kalau Kamu ini calon istriku" ucap Rama mengikatkan kata-kata tadi.
"Ana terdiam mencerna omongan Rama, Ana pun memikirkan nasehat Ayu dan Bu Yuni apa mungkin ini takdirku untuk menikah dengan Tuan Rama Ardiyansyah, salah satu pengusaha terkaya dikota A ini, lagian Dia juga bukan laki-laki jahat, dia juga menginginkan aku menikah dengannya, jika tadi tidak ada Dia juga aku tidak tau apa yang akan terjadi" Gumam Ana dalam hati memikirkan semuanya.
"Baiklah Tuan, saya mau menikah denganmu, tapi dengan syarat?" ucap Ana dengan penuh keraguan.
"Katakan apa syaratmu?" tanya Rama semangat.
"Aku tidak mau melakukan begituan dulu denganmu" ucap Ana canggung.
"Begituan gimana maksud Kamu, Ana bicaralah yang jelas" ucap Rama kesal.
"hhhmmm begituan Tuan" ucap Ana lagi
"Ana katakan saja jangan membuatku kesal" pinta Rama denga begitu tegas.
"Hubungan suami istri Tuan, sa..saya belum siap untuk melakukannya" ucap Ana dengan nada terbata-bata.
"Ana... Ana aku kira Kamu minta syarat apa? aku tidak janji kalau itu Ana kalau kita sudah menikah pasti kita tidur satu ranjang dan Aku tidak pernah tau apa aku bisa menahan nafsuku untuk tidak menyentuh istriku, tapi kalau Kamu belum siap aku tidak akan memaksa" jawab Rama, yang berusaha memberikan pengertian pada Ana.
Wajar saja dalam hal ini Rama lebih paham, Ana gadis kecil yang baru berumur 20 tahun sedangkan Rama laki-laki dewasa yang sudah berumur 26 tahun, jadi mungkin dalam hal mengalah pasti Rama akan sering mengalah demi mendapatkan cinta sepenuhnya dari Ana.
"Terimakasih Tuan" ucap Ana Sambil tersenyum malu.
"Berhentilah memanggil Tuan, mulai sekarang panggil aku dengan sebutan sayang" suruh Rama pada Ana.
"Baiklah Tuan.. ehh sayang" jawab Ana.
Ana yang belum memikirkan untuk menikah dan belum siap melakukan hal tersebut membuat Ana memberikan syarat konyol pada suaminya sendiri.
"Tapi Ana, sebagai istri kamu harus melayaniku dengan baik sebagai suamimu" ucap Rama.
"Aku akan berusaha, tapi Kamu tau kita tidak pernah akur" ucap Ana.
"Kita akan akur nanti kalau kita sedang berdua diatas ranjang, calon istriku" ucap Rama dengan nada nakal.
Yang membuat Ana tersipu malu... setelah semuanya pembicaraannya semuanya selesai Ana dan Rama keluar dari kamar Ana.
Bibi Rani dan Siska sedang duduk diruang tamu.
"Bibi, tidak apa-apa?" tanya Ana Sambil menghampiri bibinya.
" bibi baik-baik aja saja Ana" jawab Bibi.
"Syukurlah" ucap Ana.
"Tuan muda, terimakasih sudah membantu kita" ucap Bibi pada Rama.
"Iya sama-sama Bi" ucap Rama.
"Apa kalian sungguh akan menikah" tanya Bibi.
"iya Bi, kita akan menikah"Jawab Rama.
"Ana apakah kamu serius?" tanya Siska.
"Iya Sis, aku serius aku akan menikah dengan Tuan Rama, Siska nanti kamu jadi pendampinku ya, Bibi juga nanti harus datang sebagai orang tua mempelai wanita" ucap Ana pada Bibi dan Siska.
"Kita pasti akan datang ke pernikahan Kamu, maafkan kita sudah terlalu banyak berbuat salah padamu dan sudah selalu jahat padamu" ucap Bibi dan Siska bersamaan.
"Tidak apa-apa Bibi, Siska, lupakan semua yang sudah terjadi aku sudah memaafkan kalian sebelum kalian minta maaf padaku" ucap Ana sambil megang tangan Bibinya dan tangan Siska.
Siska dan Bibinya pun memeluk Ana sangat erat dan langsung menangis dipelukan Ana menyesali perbuatan yang mereka lakukan pada Ana padahal ana sudah sangat baik pada mereka.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 430 Episodes
Comments
Henny Nurhayati
Siska dan Bibi nya ackting pura2 baik di depan Rama
2023-08-09
0
Zubaidah Dahlan
senang banget
2023-03-09
0
Nanik Surya
mnt maaf nya bnran pa cm Krn calon nya ana org tajir,?
2022-02-21
0