Iblis berkepala singa dan penyiksaan

Saat tangan hitam bayangan monster yang telah mati masuk kembali ke dalam relik sabit, di dekatnya terdapat tiga mayat Julius, Alexander, dan Aeri yang tak lagi berbentuk manusia. Hanya tersisa tulang dan sedikit daging, dengan tubuh yang terlubangi bekas gigitan dan darah yang masih mengalir deras.

Yuki, yang menatap dengan hati hancur melihat keadaan ketiga mayat itu, terhanyut dalam keheningan yang menghimpit. Air mata mulai mengalir perlahan dari matanya, sementara ia teringat akan kenangan bahagia perjalanan mereka bersama. Kenangan canda tawa dan momen-momen berharga yang pernah mereka alami bersama.

Yuki terbenam dalam pemikirannya, dan dalam keheningan itu ia berkata pada dirinya sendiri, "Mengapa kebahagiaanku selalu direnggut? Apakah hidupku terkutuk oleh nasib tragis?" Ia kembali mengingat memori hidupnya yang penuh dengan kesedihan, saat ia kehilangan kedua orang tuanya dalam kecelakaan tragis saat ia masih berusia lima tahun. Sejak saat itu, ia hidup dalam kesepian tanpa ada yang memperdulikannya,namun ia dalam perjalanan bersama mereka merasakan kehangatan bahagia seperti keluarga.

Seketika itu, relik sabit itu mulai menghisap darah yang bersimbah di lantai. Cahaya merahnya kembali menyala dengan terang, dan tiba-tiba relik sabit itu hancur berkeping-keping. Saat relik itu hancur, muncullah sebuah portal berwarna merah. Bau belerang yang kuat pun mulai tercium, dan perlahan-lahan, tangan berwarna merah besar dengan kuku yang tajam mulai keluar melalui portal tersebut. Seluruh tubuhnya akhirnya muncul dari dalam portal, dan terungkaplah sosoknya yang mengerikan: seorang iblis berkepala singa dengan tubuh manusia.

Iblis itu dengan senang hati berkata, "Ah, sudah lama sekali aku tidak berada di dunia manusia. Hmm, saatnya untuk berpesta!" Ia menyeringai dengan kejahatan, mencium aroma darah manusia yang segar, dan memainkan lidahnya dengan penuh kenikmatan.

Namun, Yuki yang tengah dalam kesedihannya, mengabaikan kehadiran iblis itu, seakan tidak terpengaruh oleh kejahatan yang terpancar dari dirinya.

Dalam suasana yang mencekam dan penuh dengan ancaman kegelapan, petualangan Yuki dan teman-temannya memasuki babak baru yang lebih gelap dan mematikan. Tantangan yang mereka hadapi semakin kompleks dan bahaya semakin mendekat, namun dengan tekad yang kuat, mereka siap menghadapi segala konsekuensi yang ada.

Dalam keadaan yang tegang, iblis menatap ke bawah dan melihat seorang kakek tua yang mengenakan pakaian mewah, seolah seorang bangsawan. Ia merasakan aura magis yang begitu kuat, namun iblis tersebut tetap cuek dan penuh percaya diri. Dengan tatapan penuh nafsu, ia berkata kepada kakek tua tersebut, "Wah, wah, ada santapan yang sangat lezat di sini." Iblis memainkan lidahnya dengan rasa lapar, sambil melihat dua orang yang pingsan, yaitu Kai dan Polo.

Yuki masih terdiam dalam kesedihan, mengabaikan kehadiran iblis dengan tatapan kosong yang tanpa arti.

Iblis menghentakkan ekor tajamnya, bermain-main dengan seraya berpikir dalam hatinya, "Apakah manusia tua ini syok dengan kehadiranku? Hmm, kalau begitu, baguslah. Aku sangat lapar dan ingin memakan jiwa dan darahnya dengan cepat."

Dengan cepat, iblis meluncur ke arah Yuki, berencana untuk mencabiknya dengan kuku tajamnya dan memakan dirinya seketika. Namun, seketika itu juga, ia terpental jauh dan merasakan kesakitan yang luar biasa. Iblis berkata dengan bingung, "Apa-apaan ini? Siapa yang melakukan ini?"

Iblis bangkit kembali, melihat sekeliling dengan pandangan tajamnya, namun ia tidak melihat siapa pun yang menyerangnya. Ia pun bingung, tidak ada siapa-siapa di sekitarnya. Bagaimana mungkin ia bisa terpental begitu?

Ketika ia ingin mencari kakek tua tersebut, tiba-tiba kakek itu sudah menghilang. Iblis mengabaikannya, mengira kakek itu kabur saat ia terpental. Ia kemudian melihat dua orang yang pingsan, yaitu Kai dan Polo. Iblis mendekati Kai terlebih dahulu, berencana untuk mencabiknya dan memakan habis.

Saat ia hendak mencabik dengan kuku tajamnya, tiba-tiba ia merasakan perih yang tak tertahankan di tangannya. Seketika itu juga, tangannya terlepas dan tinggal terbungkus oleh rasa sakit yang menusuk. Iblis mengerang kesakitan sambil berkata, "Sialan, apa-apaan ini? Siapa kau? , muncullah pengecut! Dasar bajingan!" Ia menahan rasa sakit yang menerpa tangannya.

Tiba-tiba, Yuki muncul di sebelahnya. Iblis tersebut sadar dan melihat kakek yang sebelumnya menghilang. Ia berusaha mengenggam dan membunuh kakek itu, namun sebelum ia dapat melakukannya, Yuki dengan cepat mengeluarkan sihirnya, [Gravity Maelstorm], menuju iblis tersebut.

Sebelum iblis dapat menyerang Yuki, ia terlempar terlentang oleh efek sihir gravitasi [Gravity Maelstorm] Yuki. Iblis berusaha berdiri, tetapi merasa seperti terhantam oleh ratusan ton beratnya, akibat dari efek sihir gravitasi Yuki.

Iblis yang terlentang dengan erangan rasa sakit yang mendalam berusaha tetap berdiri, namun tak bisa bergerak di tanah yang menahan dirinya. Ia memperhatikan dengan keterkejutan saat kakek tersebut mengangkat Kai, manusia yang hampir ia bunuh tadi, serta Polo, manusia lainnya. Iblis melihat dengan keheranan kakek itu menghilangkan kedua manusia tersebut tanpa meninggalkan jejak.

Kakek itu mendekati iblis yang terkapar, dan insting iblis memerintahkannya untuk berlari sejauh mungkin, sebab jika tidak, kematian akan menunggunya. Namun, iblis tak bisa bergerak sedikit pun di bawah pengaruh sihir dari sang kakek.

Yuki mendekati iblis tersebut dan dengan hati-hati mengeluarkan sebuah barang dari inventarisnya, yaitu Holy Water. Barang tersebut terkenal ampuh dalam mengusir atau menyiksa iblis. Iblis yang terlentang melihat Yuki mengeluarkan Holy Water dan melontarkan makian, "Sialan! Dasar pengecut!" Iblis tersebut berteriak dengan emosi yang meledak-ledak.

Tanpa ragu, Yuki menyiksa iblis yang tak berdaya dengan meneteskan Holy Water sedikit demi sedikit ke seluruh area tubuhnya dengan perlahan. Setiap tetes Holy Water membuat iblis tersebut meringis kesakitan yang tak terhingga. Wajah Yuki tetap bersikap datar, tampak acuh tak acuh.

Iblis itu berteriak dengan kebencian yang meluap, mengucapkan kata-kata penuh erangan, "SIALAN! KAU, MANUSIA PENGECUT! JIKA AKU BISA BERGERAK, AKU AKAN MENYIKSAMU SELAMANYA, BANGSAT!" Suara erangannya terdengar tajam, teriris kesakitan. Yuki tetap tenang dengan wajah tanpa ekspresi, menuangkan Holy Water secara perlahan, menyiksanya dengan penuh kesadisan.

Yuki tetap tak tergoyahkan dengan erangan iblis yang semakin keras. Dengan sikap acuh tak acuh yang menyelubungi wajahnya, dia terus menuangkan Holy Water secara perlahan, seolah menikmati setiap momen penyiksaan yang ia berikan. Tetes demi tetes air suci itu menghujani tubuh iblis, menyebabkan nyala api yang menyertainya semakin meredup dan kebencian yang mendalam.

Iblis itu merasakan kepedihan yang tak tertahankan saat Holy Water menyentuh kulitnya yang terbakar. Rasa sakit yang menyengat melintasi seluruh serat tubuhnya, membuatnya berteriak dengan keputusasaan yang tak terbendung. Wajahnya yang mengerikan semakin terdistorsi oleh rasa sakit, namun Yuki tetap tenang dalam menghadapinya.

Dalam keadaan terpapar siksaan yang tak terbayangkan, iblis itu berusaha mati-matian untuk mencapai bebas dari penyiksaan Holy Water. Ia meronta-ronta dengan putus asa, menggerakkan tubuhnya yang terhantam derasnya rasa sakit. Namun, tak ada ampunan bagi iblis tersebut, karena Yuki dengan tegas melanjutkan penyiksaannya.

Setiap tetes Holy Water yang menetes ke tubuh iblis membuatnya semakin lemah. Api yang menyertai tubuhnya mulai memudar, dan kekuatannya terasa terkuras oleh kekuatan suci yang tak terelakkan. Meski demikian, iblis itu tak menyerah begitu saja. Dalam upaya terakhirnya, ia melontarkan ancaman kepada Yuki dengan suara yang penuh kebencian.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!