Feels like family 1

Dalam perjalanan dengan kereta kuda, suasana semakin akrab di antara Yuki, Kai, dan tim petualang lainnya. Mereka saling berbicara dan bertukar cerita tentang petualangan yang pernah mereka alami.

Pada suatu kesempatan, Aeri, wanita elf pemanah, mulai menyelidiki asal usul Yuki. Dia penasaran dan bertanya, "Kakek, darimana asal kau?"

Yuki sedikit panik, tidak siap untuk menjawab pertanyaan itu. Dengan cepat, ia mencari alibi yang masuk akal dan berkata, "Haha, Nak, aku berasal dari negeri dan benua yang sangat jauh bersama anakku."

Semua orang dalam kereta kuda, termasuk Alexander, Polo, dan Julius, mendengar penjelasan Yuki. Mereka saling memandang, penasaran dengan cerita Yuki.

Alexander tak bisa menahan rasa keheranannya dan berkata, "Pantas saja, Kek. Kau sangat berbeda, baik dari penampilan maupun wajahmu yang terlihat asing."

Julius ikut menambahkan, "Jadi, kek, apakah kau seorang bangsawan di negeri tersebut?"

Yuki tersenyum dan dengan santai menjawab, "Ya, Nak. Bisa dibilang begitu." Sambil tertawa, ia mengelus jenggotnya dengan anggun.

Semua orang, kecuali Kai yang masih canggung dengan interaksi sosial, mengangguk mengerti. Mereka menyadari betapa misteriusnya Yuki, tetapi tak mempermasalahkannya. Mereka bersedia menerima Yuki apa adanya.

Alexander melirik pakaian mewah yang dikenakan oleh Yuki dan berkata, "Pantas saja kek,kau memakai pakaian yang terlihat sangat mewah dan mahal. Kau memang memiliki citra seorang bangsawan."

Yuki hanya tersenyum sambil memberi kode kepada timnya untuk tidak terlalu memperdulikan hal tersebut. Dia ingin fokus pada petualangan mereka dan membuktikan kemampuan mereka sebagai petualang yang solid.

Perjalanan mereka berlanjut dengan lancar, dan semakin mendekati tujuan mereka. Mereka melewati hutan yang rimbun, sungai yang mengalir deras, dan pegunungan yang menjulang tinggi. Setiap anggota tim menunjukkan keahlian mereka masing-masing, saling membantu dan mendukung satu sama lain.

Saat matahari mulai terbenam, mereka akhirnya tiba di sebuah desa kecil yang menjadi titik awal petualangan mereka. Desa itu dikelilingi oleh hutan lebat dan dikenal sebagai tempat tersembunyi dari relik misterius yang mereka tuju.

Mereka melangkah keluar dari kereta kuda, siap menghadapi tantangan yang menanti mereka di dalam hutan. Petualangan baru yang menegangkan dan penuh misteri menanti mereka, dan dengan semangat yang membara, mereka berjalan menuju kegelapan hutan yang memikat.

Saat mereka melangkah keluar dari kereta kuda, Yuki merasakan kehadiran sesuatu yang mengintai dari jauh. Ia bisa merasakan getaran dan energi yang tidak biasa. Namun, Yuki tetap tenang dan tidak memperlihatkan rasa cemasnya kepada yang lain.

Julius, Alexander, Aeri, dan Polo sibuk menyiapkan kayu untuk membuat api unggun. Mereka ingin membangun perkemahan sementara sebelum melanjutkan petualangan mereka ke dalam hutan yang misterius.

Sambil menunggu api unggun dinyalakan, Aeri mengeluarkan perlengkapan masaknya. Dia memiliki keahlian memasak yang sangat baik dan ingin memberikan hidangan yang lezat kepada timnya. Dengan cerdik, dia membuat sup wortel sayur simpel.

Aroma harum sup mulai tercium di sekitar mereka, menambah semangat dan kehangatan di malam yang semakin gelap. Yuki tersenyum melihat Aeri dengan penuh apresiasi. Dia menyadari bahwa memiliki anggota tim yang ahli dalam berbagai hal sangat berarti dalam petualangan mereka.

Alexander, dan Polo bekerja sama untuk mempersiapkan perkemahan.Yuki ingin membantu Alexander dan Polo dalam membangun tenda kemah. Namun, Alexander dan Polo dengan santai menolak bantuan Yuki sambil bergurau, "Sudahlah, Kek. Biar kami saja yang melakukannya. Duduk dengan santai saja kek tidak usah khawatir."

Yuki tersenyum melihat keakraban timnya dan memutuskan untuk mengizinkan mereka melanjutkan pekerjaan mereka. Ia mengarahkan Kai untuk membantu tim tersebut, memainkan peran sebagai ayah yang memberi instruksi pada anaknya.

Yuki berbicara kepada Kai dengan peran ayah dan anak yang mereka mainkan, "Kai, bantulah mereka. Ayah yakin kau bisa membantu dengan baik."

Kai, dengan semangat memainkan peran sebagai anak, menjawab dengan antusias, "Baik, Ayah! Aku akan membantu mereka sebaik-baiknya!"

Dengan kerja sama yang baik, tim petualang berhasil mendirikan tenda kemah mereka dengan cepat dan efisien. Sementara itu, api unggun mulai berkobar, memberikan cahaya dan kehangatan di sekitar perkemahan.

Saat malam tiba, mereka berkumpul di sekitar api unggun, menikmati aroma harum dari sup wortel sayur yang dimasak oleh Aeri. Suasana hangat dan penuh keakraban terasa di antara mereka. Mereka berbagi cerita, tawa, dan harapan untuk petualangan yang menanti di depan.

Saat api unggun mulai berkobar, mereka berkumpul di sekitarnya. Alexander memainkan beberapa lagu dengan keahlian bermain gitar yang dimilikinya, menciptakan suasana yang menyenangkan dan menghangatkan hati.

Mereka duduk bersama, menikmati sup wortel sayur yang lezat yang disajikan oleh Aeri. Setiap suapan sup tersebut memberikan kehangatan dan kelezatan, mengisi perut mereka setelah perjalanan yang panjang.

Sambil makan, mereka berbincang-bincang tentang petualangan yang telah mereka alami sejauh ini. Julius memberikan informasi lebih lanjut tentang relik misterius yang mereka tuju, berbagi pengetahuan yang dimilikinya sebagai petualang kelas C+.

Suasana berkemah menjadi semakin akrab dan hangat. Mereka tertawa, berbicara, dan saling mengenal lebih baik. Tim ini terlihat seperti keluarga yang kompak dan saling mendukung satu sama lain.

Setelah makan malam selesai, mereka memutuskan untuk beristirahat. Mereka mengatur jadwal pengawalan selama tidur dan menyiapkan tenda untuk beristirahat semalam.

Di bawah langit yang penuh bintang, mereka tertidur dengan damai, siap menghadapi petualangan yang menantang esok hari. Api unggun tetap menyala, memberikan cahaya dan kehangatan bagi mereka dalam kegelapan malam.

Saat mereka semua tertidur dikemah, Yuki keluar dari kemah dan merasakan keberadaan sekelompok monster yang mengintai mereka. Dengan penuh keberanian, Yuki berteriak dengan tegas, "Keluarlah, pengecut!"

Tiba-tiba, keluarlah sekelompok troll berbadan besar dari balik pepohonan yang gelap. Mereka berdiri tegak dengan tinggi tiga meter, memandang Yuki dengan pandangan sombong. Salah satu troll bahkan menghentakkan kakinya dengan keras, menciptakan getaran di tanah.

Suara hentakan yang kencang membuat Julius, Alexander, Polo, dan Aeri terbangun dari tidurnya. Mereka mendengar keributan di luar kemah dan melihat banyak troll yang mengepung mereka. Tim tersebut panik karena mereka tahu betapa sulitnya mengalahkan satu troll, apalagi jika mereka dikelilingi oleh sekelompok troll yang sangat kuat.

Namun, Yuki dengan percaya diri berkata kepada timnya, "Tenang saja, nak. Biarkan aku yang mengurus mereka." Meskipun mereka awalnya tidak yakin, mereka memutuskan untuk mempercayai Yuki.

Kai, yang masih terjaga, bertanya kepada Yuki dengan ekspresi datar, "Ayah, apakah aku harus menghancurkan mereka semua sekaligus?"

Yuki menjawab dengan santai, "Hmm, tidak usah. Itu sangat membosankan. Biarkan ayah yang melawan mereka." Kai hanya mengangguk dan memberikan hormat kepada Yuki.

Pemimpin troll melangkah maju dan mencemooh Yuki, "Pak tua sombong! Kau pikir kau bisa mengalahkan kami semua? Jangan buatku tertawa!" Tawa troll menggema di sekitar mereka.

Tetapi Yuki dengan tenang menyapa troll tersebut, "Menarik, anjing yang suka menggonggong. Kau pikir begitu?" Yuki menambahkan sentuhan sinis dan menghina dalam suaranya.

Pemimpin troll menjadi semakin marah mendengar ejekan Yuki. Ia mendekati Yuki dengan kecepatan yang luar biasa dan mengayunkan tongkat kayunya dengan keras. Serpihan debu terbang dari tanah, menutupi mereka. Jika manusia biasa terkena serangan seperti itu, tubuhnya pasti hancur seperti bubur,Troll tersebut berkata dengan tertawa, "Sayang sekali, manusia tua. Aku harus membunuhmu, padahal kau sangat lezat dan enak untuk disantap."

Namun, dengan kejutan semua orang di sekitar, Yuki masih berdiri tegak tanpa satu luka pun. Pemimpin troll semakin terkejut dan mencoba mengayunkan tongkat kayu ke Yuki sekali lagi, namun Yuki dengan mudah menangkis serangan tersebut. Troll tersebut semakin ketakutan.

Yuki dengan lantang berkata kepada pemimpin troll, "Hanya segitu saja kekuatanmu? Bagi anjing sepertimu, itu sudah lumayan." Yuki tertawa keras, memperlihatkan ketenangan dan kekuatannya.

Namun, saat serangan itu terjadi, asap debu yang menutupi mereka perlahan menghilang. Pemimpin troll semakin terkejut karena Yuki masih berdiri tegak tanpa luka sedikit pun. Yuki berkata dengan tajam, "Bagaimana mungkin? Aku sudah menghantammu dengan sekuat tenagaku." Ia mengayunkan tongkat kayu ke Yuki sekali lagi, tetapi Yuki dengan mudah menangkisnya.

Pemimpin troll tersebut mulai merasa ketakutan. Yuki berkata dengan penuh keyakinan, "Hanya ini saja kekuatanmu? Bagi anjing menggonggong sepertimu, itu sudah cukup." Tanpa basa-basi, Yuki merapal sihirnya dan menggunakan mantra [Death] pada troll tersebut. Dalam sekejap, troll tersebut mati dan tergeletak di tanah.

Yuki melihat kawanan troll yang lain yang semakin panik. Dengan mata berbinar, Yuki berkata dengan lantang, "Dia sudah mati! Ada yang ingin mencoba melawanku? Mendekatlah jika kalian ingin mati!"

Kawanan troll panik dan berusaha melarikan diri, tetapi Yuki menggunakan sihirnya [Mass Freeze]. Seketika, troll-troll tersebut tidak dapat bergerak sedikit pun. Yuki kembali merapal mantra sihirnya, kali ini menggunakan [Mass Death]. Seluruh kawanan troll tergeletak di tanah, tak bernyawa, bersama pemimpin mereka.

Kai mendekati Yuki dengan rasa kagum yang tak terhingga, "Aku selalu kagum dengan sihirmu, Ayah." Ia memberikan penghormatan kepada Yuki.

Yuki hanya tertawa, "Hahaha, itu tidak apa-apa, Nak."

Julius, Alexander, Aeri, dan Polo tercengang melihat apa yang terjadi. Mereka tidak percaya bahwa sekelompok troll yang kuat bisa mati dengan cepat oleh sihir kakek tersebut.

Di tengah keheningan, mereka sadar bahwa kakek tersebut pun bukan kakek sembarangan,dan Mereka harus tetap waspada dan siap menghadapi apa pun yang akan datang.

*

Vote ya kalau suka story nya muehehe

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!