BERISTIRAHATLAH

Membersihkan gudang belakang saat malam hari dan dengan tubuh yang sangat lelah, membuat Jessica rasanya ingin pingsan saja. Apa pria bernama Axel itu sama sekali tak memiliki rasa belas kasihan? Ia bahkan menyiksa seorang wanita.

Apa aku lebih baik mati saja? Dengan begitu lunas semua dendam miliknya. - batin Jessica.

Keadaan tubuhnya yang sangat lelah dan pikirannya yang kurang fokus, membuatnya ingin mengambil jalan pintas. Matanya menelisik isi gudang yang baru ia bersihkan sebagian kecil, mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk mengakhiri hidupnya.

Jessica menghela nafasnya pelan ketika tak menemukan apapun yang bisa ia gunakan. Ia terduduk di lantai gudang yang sangat kotor dan berdebu itu.

“Bekerja saja, Jess. Kalau terlalu lelah juga nanti kamu akan pingsan dan mati,” gumamnya sendiri.

Baru ia mau mulai kembali membersihkan, suara menggelegar Axel kembali ia dengar. Pria itu memanggilnya seperti memanggil seorang budak yang tak memiliki harga diri.

“Ambilkan gelas!” perintah Axel yang belum tidur karena menikmati setiap penyiksaan yang ia lakukan pada Jessica.

Jessica mencuci tangannya yang kotor terlebih dahulu, kemudian mengambilkan gelas sesuai perintah Axel. Pria yang duduk di atas kursi roda terus saja menatapnya tajam dan memperhatikan setiap gerak-geriknya, membuat Jessica menjadi risih.

“Ini gelasnya, Tuan,” kata Jessica yang menggunakan kata panggilan Tuan untuk Axel. Dulu ia selalu memanggilnya dengan sebutan kakak dan menjadi sosok yang sangat ia kagumi.

Prangggg

Axel menepis gelas yang diberikan oleh Jessica hingga jatuh ke lantai dan pecah berhamburan.

“Tidak sudi aku meminum dari gelas yang kamu ambilkan, menjijikkan!”

Kalau tidak sudi, mengapa memintaku mengambilkan? - batin Jessica.

Belum selesai membersihkan gudang dan kini ia harus menghadapi Axel yang sepertinya tengah emosi.

“Cepat bersihkan!” perintah Axel kemudian pergi dari sana dengan kursi rodanya.

Jessica menghela nafasnya pelan dan mulai mengangkat pecahan gelas tadi. Matanya menerawang melihat benda-benda berkilat yang ada di hadapannya kini. Ia seperti menemukan benda berharga yang bisa menyelamatkannya.

Srettt

Jessica merasakan sesuatu yang hangat mengalir di pergelangan tangannya. Tak ada rasa sakit yang ia rasakan, justru ia tersenyum saat melakukannya.

“Aku bebas kan sekarang?” gumamnya.

Semakin lama pandangannya semakin kabur dan akhirnya terjatuh dan tak sadarkan diri.

**

Mata berwarna biru kehijauan itu mengerjap, merasakan cahaya yang begitu putih masuk melalui celah-celah kelopak matanya.

Ketika menyadari bahwa ia bukan berada di surga ataupun neraka, Jessica menghela nafasnya pelan. Ia melihat seseorang tengah duduk di sofa sambil terlelap. Ya, dia adalah Jimmy, salah satu asisten pribadi Axel.

Pria itu terbangun ketika mendengar pergerakan dari Jessica, “kamu sudah sadar?”

Jessica hanya dial sambil memperhatikan pria itu, “mengapa menyelamatkanku. Tidak bisakah kalian membiarkan aku mati?”

“Kamu tak akan mati dengan mudah, sebelum aku mengijinkannya,” kata Axel yang ternyata baru memasuki ruangan setelah diantar oleh Eric ke ruang perawatan.

Jessica menatap kehadiran Axel dan Eric dengan tatapan tajam. Ia tak suka semua pria-pria itu, ia membencinya. Ia kembali mengunci bibirnya dan tak mau menata mereka semua.

Sebelumnya, Jessica yang menyayat pergelangan tangannya dengan pecahan beling, terselamatkan oleh Jimmy yang datang ke sana karena mendengar teriakan Axel di tengah malam.

Namun, yang ia temukan malah Jessica yang sudah tak sadarkan diri dengan pergelangan tangan yang sudah tersayat. Tanpa menunggu lagi, Jimmy langsung menggendong Jessica dan membawanya ke rumah sakit.

Setelah itu, baru Jimmy menghubungi Eric untuk mengabarkan pada Axel di pagi hari. Dan di sinilah Axel sekarang.

Setelah berpikir bahwa tidak seharusnya ia tunduk pada Axel, ia menatap tajam pada pria itu. Jika ia ingin menghancurkan perusahaan Dad Jordy, biarkan saja. Bukankah Dad Jordy juga tidak peduli padanya?

Jessica mencabut infus yang berada di punggung tangannya, kemudian melihat ke arah jendela yang bisa dibuka. Dengan cepat ia berlari ke sana dan ingin melompat. Terserah ia berada di lantai berapa, yang penting ia mati.

Baru ia memanjat dan ingin terjun, seseorang menarik pinggangnya dan membawanya kembali ke atas brankar.

“Lepaskan aku!” teriak Jessica, namun Jimmy sama sekali tak melepaskannya. Asisten Axel itu langsung memanggil dokter dengan menekan tombol.

“Setelah ini bawa dia pulang, Jim! Aku akan memastikan ia dikurung tanpa bisa melakukan apa-apa!” perintah Axel yang meminta Eric membawanya pergi dari sana.

**

Di dalam mobil, Axel menghela nafasnya panjang. Jantungnya sedikit berdetak cepat saat melihat Jesaica yang mencabut infusnya hingga darah berceceran di lantai dan berpari menuju jendela dan ingin terjun dari sana.

Jika tadi Jessica benar-benar terjun, maka wanita itu tak akan selamat karena ruang perawatannya berada di lantai lima.

“Anda baik-baik saja, Tuan?” tanya Eric saat melihat keadaan Axel dari spion tengah.

“Aku tidak apa-apa, ric,” jawab Axel, “Oya, pastikan tak ada benda tajam di dalam kamar tidurnya karena aku tak mau ia mati sebelum aku selesai dengannya.”

“Baik, Tuan,” kata Eric.

Setelah mengantarkan atasannya itu ke kamar tidurnya, Eric langsung masuk ke dalam kamar tidur Jessica yang dulunya hanya kamar tua yang tak pernah dihuni dan dibersihkan. Ia memeriksa setiap sudut kamar tersebut dan memastikan tak ada benda tajam yang bisa digunakan oleh Jessica untuk mengakhiri hidupnya seperti tadi.

“Kasihan sekali nasibmu,” gumam Eric.

Sementara itu di rumah sakit, Jimmy terus menemani Jessica. Ia memperhatikan wanita itu yang tengah diobati kembali oleh dokter karena lukanya kembali basah. Selain itu, luka di punggung tangannya akibat infus yang dicabut secara sembarangan juga membuat infus dipindah ke tangan sebelahnya.

“Jangan lakukan lagi,” kata Jimmy.

Jessica menatap wajah Jimmy yang bisa dikatakan juga tampan seperti Axel. Namun, tak ada yang bisa mengubah rasa benci Jessica pada ketiga pria itu, yang telah membuatnya mengalami siksaan hidup yang sepertinya tak ada habisnya.

“Jangan berpura-pura mengasihaniku. Terserah aku mau melakukan apa dengan hidupku. Bukankah hidupku ini juga tak ada harganya di mata kalian? Jangan membuatku tertawa dengan pura-pura memperhatikan. Kalian itu sama saja! Sama-sama brengsekk dan menyebalkann!”

Jimmy hanya diam mendengarkan ocehan Jessica. Setelah mendapat persetujuan dokter, Jimmy membawa Jessica pulang ke Kediaman Axel.

“Masuklah ke kamar dan beristirahatlah,” kata Jimmy.

Tatapan Jessica padanya penuh kebencian sama seperti ketika wanita itu menatap Axel. Tak ada kata yang keluar dari bibir Jessica, ia langsung berlalu menuju kamar tidurnya.

Saat masuk ke dalam kamar tidurnya, Jessica menatap ke sekeliling. Ia merasa ada sesuatu yang berbeda. Ada yang mengacak-acak, hingga Jessica langsung memeriksa barang-barang miliknya.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

aku saja baru baca sdh ga sanggup apalgi jesica yg merasakannya

2024-03-06

2

Siti Sahara

Siti Sahara

laki² biadab semua

2024-02-13

0

@ntique

@ntique

iya mmg mreka para pria bodoh

2024-02-08

1

lihat semua
Episodes
1 KECELAKAAN
2 SALAH LANGKAH
3 MEMBALAS KEMATIAN
4 WAKTU BISA DIULANG
5 BUKAN PUTRIKU
6 AKU KUAT!
7 TATAPAN TAJAM
8 BERISTIRAHATLAH
9 PANTAS MENERIMA
10 KAMU TAKUT
11 PANTAS MENDAPATKANNYA!
12 PERGI DARIKU!
13 MENGAKUI SEMUANYA
14 HAMIL
15 TAK INGIN BERDEBAT
16 AKU DATANG, SAYANG
17 DIANCAM
18 TIDAK EMOSI
19 MENUSUK DARI BELAKANG
20 KAMU MEMBENCINYA
21 TAK CURIGA
22 JANGAN MENDIAMKANKU
23 HELLO, VANILLA!
24 SAAT WAKTUNYA TIBA
25 PROYEK BESAR
26 HANYA MILIKKU
27 HARUS KEMBALI
28 AKU LUPA
29 JIMMY DAN JESSICA
30 VANILLA KANGEN
31 JIKA AKU MATI
32 IA PERGI
33 VANILLA INGIN DADDY!
34 SATU-SATUNYA KELUARGA
35 KELUARGA BARU
36 BERTAHANLAH
37 HASIL PEMERIKSAAN
38 MEMPERHATIKAN
39 KITA TIDAK TERLAMBAT
40 TERIKAT
41 ORANG-ORANG BODOH
42 MENYERANG DARI BELAKANG
43 TAK ADA KECOCOKKAN
44 SEBUAH BENANG MERAH
45 SANG PENDONOR
46 JANJI
47 BICARA DENGANNYA
48 VANILLA, PUTRIMU
49 JANGAN MENAHANKU
50 SADAR
51 BELUM LENGKAP
52 TIDUR BERSAMAKU
53 INGIN BERTEMU DADDY
54 BERPELUKAN
55 MAU BERTEMAN
56 KEMBALI KE LONDON
57 MAU MENIKAH DENGANKU?
58 KAKIKU SAKIT
59 BERPRASANGKA BURUK
60 TERLIHAT PUCAT
61 PINGSAN
62 TAK AKAN MELEPASKANMU
63 IA PASTI MAU
64 YANG PALING DIINGINKAN
65 INI ADALAH KELUARGAKU
66 GELAP MATA
67 HATI KECILKU
68 MENGINGINKAN KELUARGAMU
69 BERSENANG-SENANG
70 VANILLA?!
71 KARMA UNTUKKU
72 MEMBATALKAN SEMUA
73 TAK BISA MENIKAH
74 PERGI UNTUK SELAMANYA
75 SESAK
76 MEMPERMALUKAN KELUARGA
77 BAWA DIA!
78 LAGI LAGI AKU MEMBUAT KESALAHAN
79 AKU MERINDUKANMU, DAD
80 MAKAN MALAM
81 RYU MEMBUTUHKAN KITA
82 MELIHAT KEADAAN KELUARGA
83 MEMBENCIKU DAN MENINGGALKANKU
84 MENGATAKAN SEMUA
85 SAKIT HATI
86 MELIHATNYA DI BANDARA
87 PENGORBANANMU TERLALU BESAR
88 LONDON
89 SUNNY!
90 PERTEMUAN
91 AMNESIA PALSU
92 KITA PULANG, VANILLA!
93 IA BERBEDA
94 BERANGKAT BERSAMA
95 JANGAN DEKAT-DEKAT
96 SELAMAT PAGI, TERIMA KASIH
97 INGATAN TELAH KEMBALI?
98 SATU GINJAL
99 BAGAIMANA RASANYA BERHUTANG HIDUP?
100 KECEWA
101 MENJAGA SEUMUR HIDUP
102 KAMU DAN AKU ADALAH SATU
103 RESTUI AKU
104 MENITIPKAN SESUATU
105 KE JEPANG
106 PEMINDAHAN ASET
107 APA YANG KALIAN LAKUKAN?!
108 PERNIKAHAN
109 RASA YANG SEBENARNYA
110 HADIAH DARI KAMI
111 HAMIL?
112 KELUARGA SMITH ADALAH SEGALANYA
113 Extra Part (1)
114 Extra Part (2)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
KECELAKAAN
2
SALAH LANGKAH
3
MEMBALAS KEMATIAN
4
WAKTU BISA DIULANG
5
BUKAN PUTRIKU
6
AKU KUAT!
7
TATAPAN TAJAM
8
BERISTIRAHATLAH
9
PANTAS MENERIMA
10
KAMU TAKUT
11
PANTAS MENDAPATKANNYA!
12
PERGI DARIKU!
13
MENGAKUI SEMUANYA
14
HAMIL
15
TAK INGIN BERDEBAT
16
AKU DATANG, SAYANG
17
DIANCAM
18
TIDAK EMOSI
19
MENUSUK DARI BELAKANG
20
KAMU MEMBENCINYA
21
TAK CURIGA
22
JANGAN MENDIAMKANKU
23
HELLO, VANILLA!
24
SAAT WAKTUNYA TIBA
25
PROYEK BESAR
26
HANYA MILIKKU
27
HARUS KEMBALI
28
AKU LUPA
29
JIMMY DAN JESSICA
30
VANILLA KANGEN
31
JIKA AKU MATI
32
IA PERGI
33
VANILLA INGIN DADDY!
34
SATU-SATUNYA KELUARGA
35
KELUARGA BARU
36
BERTAHANLAH
37
HASIL PEMERIKSAAN
38
MEMPERHATIKAN
39
KITA TIDAK TERLAMBAT
40
TERIKAT
41
ORANG-ORANG BODOH
42
MENYERANG DARI BELAKANG
43
TAK ADA KECOCOKKAN
44
SEBUAH BENANG MERAH
45
SANG PENDONOR
46
JANJI
47
BICARA DENGANNYA
48
VANILLA, PUTRIMU
49
JANGAN MENAHANKU
50
SADAR
51
BELUM LENGKAP
52
TIDUR BERSAMAKU
53
INGIN BERTEMU DADDY
54
BERPELUKAN
55
MAU BERTEMAN
56
KEMBALI KE LONDON
57
MAU MENIKAH DENGANKU?
58
KAKIKU SAKIT
59
BERPRASANGKA BURUK
60
TERLIHAT PUCAT
61
PINGSAN
62
TAK AKAN MELEPASKANMU
63
IA PASTI MAU
64
YANG PALING DIINGINKAN
65
INI ADALAH KELUARGAKU
66
GELAP MATA
67
HATI KECILKU
68
MENGINGINKAN KELUARGAMU
69
BERSENANG-SENANG
70
VANILLA?!
71
KARMA UNTUKKU
72
MEMBATALKAN SEMUA
73
TAK BISA MENIKAH
74
PERGI UNTUK SELAMANYA
75
SESAK
76
MEMPERMALUKAN KELUARGA
77
BAWA DIA!
78
LAGI LAGI AKU MEMBUAT KESALAHAN
79
AKU MERINDUKANMU, DAD
80
MAKAN MALAM
81
RYU MEMBUTUHKAN KITA
82
MELIHAT KEADAAN KELUARGA
83
MEMBENCIKU DAN MENINGGALKANKU
84
MENGATAKAN SEMUA
85
SAKIT HATI
86
MELIHATNYA DI BANDARA
87
PENGORBANANMU TERLALU BESAR
88
LONDON
89
SUNNY!
90
PERTEMUAN
91
AMNESIA PALSU
92
KITA PULANG, VANILLA!
93
IA BERBEDA
94
BERANGKAT BERSAMA
95
JANGAN DEKAT-DEKAT
96
SELAMAT PAGI, TERIMA KASIH
97
INGATAN TELAH KEMBALI?
98
SATU GINJAL
99
BAGAIMANA RASANYA BERHUTANG HIDUP?
100
KECEWA
101
MENJAGA SEUMUR HIDUP
102
KAMU DAN AKU ADALAH SATU
103
RESTUI AKU
104
MENITIPKAN SESUATU
105
KE JEPANG
106
PEMINDAHAN ASET
107
APA YANG KALIAN LAKUKAN?!
108
PERNIKAHAN
109
RASA YANG SEBENARNYA
110
HADIAH DARI KAMI
111
HAMIL?
112
KELUARGA SMITH ADALAH SEGALANYA
113
Extra Part (1)
114
Extra Part (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!