Mauren menoleh, lalu menatap dalam pada adik kandungnya yang saat ini duduk di sampingnya. "Bunga?" sahutnya lirih. "Ya, Bunga, aku ingin tahu sebenarnya siapa wanita itu, Kak? Dulu aku memang tidak terlalu memedulikan kehadirannya karena kupikir dia hanya sebatas pembantu rumah tangga yang akan bekerja di rumah ini. Lalu, pergi begitu saja karena dia mengalami sedikit tekanan mental akibat pelecehan yang dia alami, seperti yang kakak pernah ceritakan dulu..."
"Kenapa tiba-tiba kau menanyakan Bunga?" potong Mauren, entah mengapa hatinya terasa begitu sakit saat mengingat nama itu. Bunga, wanita yang pernah singgah dalam kehidupan rumah tangganya. Sekaligus, wanita yang sudah membuat rumah tangga itu, retak.
"Oh, itu karena aku tiba-tiba bertemu dengan wanita yang sangat mirip dengan Bunga. Jadi, aku teringat kembali pada wanita itu."
"Lalu, apa pentingnya wanita itu di hidupmu, Billy? Kau tidak mengenalnya, tapi kenapa kau sampai meluangkan waktu seperti ini hanya untuk sekedar bertanya tentang wanita itu? Tanpa kau beri tahu padaku, kau pasti ijin dari pekerjaanmu, kan?"
Billy terdiam, tak tahu harus berkata apa. Yang dikatakan oleh Mauren memang benar jika dia sampai ijin dari rumah sakit, guna menanyakan sosok Bunga yang sebenarnya pada Mauren.
"Kenapa kau diam, Billy? Memangnya sepenting apa wanita itu, kenapa tiba-tiba kau menanyakan itu padaku? Apa hanya karena sebatas bertemu dengan orang yang mirip dengannya, kau sampai meluangkan waktumu untuk hal tidak penting seperti ini?"
Billy terlihat salah tingkah, memang terlalu aneh, dia sampai ijin dari pekerjaannya. Padahal, Bunga bukan siapa-siapa baginya. Hanya sebatas pasien yang kebetulan pernah dia temui dua tahun silam.
"Billy!" panggil Mauren kembali. Billy pun mendongak, lalu tersenyum simpul. "Tidak ada apa-apa, Kak. Aku hanya tiba-tiba teringat pada wanita itu, dan aku merasa penasaran karena dulu dia menghilang begitu saja."
"Hanya sekedar itu, kan?" Billy pun mengangguk. "Maaf Kak, seharusnya aku memang tidak menanyakah hal seperti ini, karena dia bukan siapa-siapa bagi kita."
"Bagus kalau kau berpikir seperti itu."
"Iya Kak, aku tahu. Kalau begitu, aku pamit dulu, sebenarnya tadi aku tidak sengaja lewat rumah ini. Jadi, aku sekedar mampir, bukan dengan sengaja datang ke rumah ini untuk menanyakan Bunga."
"Oh, syukurlah kalau begitu."
"Iya Kak, aku pamit dulu." Mauren mengangguk, seraya menatap kepergian Billy dari rumahnya. "Kenapa tiba-tiba dia bertanya tentang Bunga. Apa dia bertemu kembali dengan wanita itu? Mungkinkah, aku harus menyelidiki semua ini. Aku tidak mau Billy mengetahui skandal yang telah diperbuat oleh Sean. Aku tidak mau papa dan mama tahu. Kalau sampai hal ini terjadi, mereka pasti akan menyuruh kami bercerai," batin Mauren. Wanita itu, tampak begitu risau, detik berikutnya dia memutuskan untuk pergi mengikuti Billy.
***
Di tempat lain...
PLAK PLAK PLAK
Sorot mata Sean, begitu tajam menatap laki-laki yang berdiri di depannya, setelah memberikan tamparan berkali-kali, sepertinya Sean belum juga puas, dan melayangkan umpatan kekesalan padanya. "Dasar bodoh! Melakukan hal seperti itu saja tidak becus! Aku tidak mau tahu, kau harus menghabisi Bunga sekarang juga!"
"Maaf bos."
"Aku sudah lelah mendengar maafmu yang tidak berguna itu! Pergi sekarang juga dan habisi Bunga beserta putrinya!"
Laki-laki yang ada di depan Sean hanya terdiam. "Kenapa kau masih berdiri di sini, hah. Dasar bodoh! Pergi sekarang juga dan lakukan tugasmu! Aku tidak mau mendengar ada kegagalan lagi!"
"Baik Tuan."
Anak buah Sean kemudian pergi meninggalkan Sean yang tampak masih begitu marah padanya. "Dasar bodoh! Kalau dia tidak bisa menghabisi wanita itu, aku tidak segan-segan untuk menghabisinya sendiri dengan kedua tanganku. Aku harus memastikan agar wanita itu tidak kembali lagi dalam hidup kami!" Akhirnya Sean pun memutuskan untuk pergi ke rumah sakit tersebut.
***
"Astaga, kenapa aku sampai ceroboh seperti ini? Harusnya, aku memiliki alasan yang tepat agar Kak Mauren tidak curiga padaku," gumam Billy saat mengendarai mobilnya.
"Aku takut sesuatu terjadi pada Bunga, aku ingin memastikan kondisi mereka baik-baik saja. Setelah sampai di rumah sakit, aku harus menemuinya."
Tak berapa lama, Billy pun sudah sampai di rumah sakit. Gegas, dia turun dari mobil. Namun, tanpa dia tahu saat ini Mauren tengah membuntuti dirinya. "Aku harus berhati-hati dan menjaga jarak agar Billy tidak tahu kalau keberadaanku."
Mauren melangkah di belakang Billy. Wanita itu pun semakin curiga pada adik kandungnya itu, jika saat ini ada yang dia sembunyikan karena langkahnya bukan tertuju pada ruangan miliknya. Tetapi, ke bagian rawat inap pasien yang ada di rumah sakit tersebut.
"Kenapa Billy tidak pergi ke ruangannya? Tetapi, malah pergi ke bagian rawat inap tanpa menggunakan sneli. Apa dia lupa tidak menggunakan sneli miliknya? Atau benar kecurigaanku kalau ada yang dia sembunyikan, dan itu kaitannya dengan Bunga?"
Mauren terus mengikuti langkah Billy, hingga laki-laki itu menuju ke sebuah rawat inap kelas 2 yang terletak di bagian belakang rumah sakit. Tanpa ragu, Billy membuka pintu ruang perawatan itu.
Sementara itu, Sean yang juga sudah berada di rumah sakit tersebut, dan sedang berjalan menuju ke ruang perawatan Alea, dikejutkan oleh sosok wanita yang sangat mirip dengan Mauren, tampak sedang mengamati ruang perawatan Alea.
"Mauren? Apa dia Mauren? Kenapa dia ada di rumah sakit ini? Jangan-jangan, dia sudah tahu jika Bunga ada di rumah sakit ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
whywhite asieh
masih abu2 sama maura..emang baik apa gimana 🤔🤔
2023-06-23
1
Deviastryveads_
waduhhhhh
jreng jreng jreng
cepetan up kak, kalo bsi triple up, dan kalo bs lg up smpe 10 rps🤣
2023-06-23
0