Dia Istriku

"Aku harus bagaimana sekarang?" batin bunga. Seketika itu juga, dia merasa dunia runtuh, laki-laki yang baru saja menikahi dia ternyata memiliki seorang istri dan sialnya saat ini posisi Bunga adalah sebagai istri kedua dari laki-laki tersebut.

"Oh Tuhan, kenapa hidupku jadi seperti ini? Kupikir setelah menikah dengan pria kaya, masalahku selesai, tapi ternyata aku menambah masalah dalam hidupku? Aku memang bodoh, tidak seharusnya aku melakukan rencana licik itu, hingga pada akhirnya hal ini menjadi bumerang bagi diriku sendiri. Lalu, sekarang aku harus bagaimana? Apakah aku harus kembali saja?"

Bunga tampak mengerutkan keningnya. "Ya, mungkin sebaiknya aku harus kembali ke panti sekarang. Lagi pula, bukankah laki-laki itu juga sudah memberikan uang sebesar 100 juta pada Bu Sukma? Aku sudah mendapat keuntungan darinya, jadi lebih baik sekarang aku pergi saja daripada aku tetap disini dan menambah masalah di hidupku," lirih Bunga. Dia membuka pintu mobil, lalu berjalan mengendap-endap mencoba keluar dari halaman rumah itu.

Sedangkan Mauren, istri dari Sean, sebagai seorang wanita, tentunya dia tak mampu menyembunyikan firasat buruknya. Dia sangat mengenal bagaimana sifat suaminya. Laki-laki itu, tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya begitu saja, apapun alasannya. Dan baru kali ini, dia melakukan hal tersebut. Apalagi, setelah melihat raut sendu di wajah suaminya.

Mauren menurunkan bahunya, seraya membuang nafas kasar tatkala suaminya hanya diam mematung, seakan pasrah dengan segala hal buruk yang bisa saja dikatakan oleh suaminya.

Sementara itu, tubuh Sean terasa begitu panas dingin, punggungnya basah karena keringat yang menetes, jantungnya seakan sudah loncat dan tak tahu entah berada di mana. Ingin rasanya dia bersikap tenang, tapi tak bisa. Masalah ini begitu berat baginya. "Oh Tuhan, bagaimana ini?" batinnya, dia tidak tahu harus mengatakan apa pada wanita yang sangat dia cintai, hingga membuatnya hanya bisa diam.

Di saat itulah, netra Mauren melihat seorang wanita yang berjalan mengendap-endap di halaman rumah, dia berjalan dari arah mobil Sean. Seketika Mauren melonggarkan pelukannya dari tubuh suaminya. "Siapa kamu?" bentak Mauren. Reflek, Bunga pun menghentikan langkahnya, lalu diam mematung.

Sedangkan Sean, tubuh laki-laki mulai bergetar, apalagi saat melihat Mauren yang kini berjalan mendekati Bunga. "Kamu siapa?" tanya Mauren kembali. Bunga hanya terdiam, lalu melirik pada Sean, yang saat itu sedang berjalan mendekat pada Mauren. Laki-laki itu, kemudian meraih tangan istrinya.

"Kita masuk ke dalam dulu!" ujar Sean, membimbing tubuh Mauren, masuk ke dalam rumah. Wanita itu pun menurut saja. "Hai, kenapa kamu masih berdiri di situ? Ayo masuk ke dalam rumah, dan ceritakan siapa dirimu sebenarnya!" Mau tak mau Bunga pun mengikuti perintah Mauren, dia berjalan di belakang mereka berdua, meskipun keberadaannyaa diabaikan oleh Sean.

Begitu sampai di ruang tamu, Mauren yang sudah tidak tahan dengan kegundahan hatinya meminta agar Sean segera membuka suara. "Mas apa sebenarnya yang terjadi? Siapa dia?" Sean hanya menundukkan kepalanya, Mauren kemudian menatap pada Bunga yang berdiri tak jauh di dekat mereka. "Sebaiknya kamu tolong cepat jelaskan padaku siapa gadis ini!" Sean mendongkak dengan wajah kusutnya.

"Sayang, dia itu..." Perkataan Sean terhenti. "Dia siapa?" balas Mauren, memasang wajah dingin dan tegas, membuat Sean begitu gusar dan dihinggapi perasaan yang begitu berkecamuk. Mauren kemudian melipat kedua tangan di dada, dan menoleh pada Sean dan Bunga secara bergantian. "Siapa kamu? Kenapa kamu ikut dengan suami saya? Apa Mas Sean mengangkat kamu menjadi pembantu baruku?" Bunga melongo seraya mengibaskan kedua telapak tangannya. "Idih enak aja, orang cantik gini dibilang pembantu," sahut Bunga.

Merasakan firasat buruk saat mendengar elakan Bunga, Mauren membalas dengan raut dingin seraya mengerutkan keningnya. "Lalu, kamu siapa?" sambungnya lagi. Bunga tak mampu menjawab, dia hanya melipat bibirnya ke dalam seraya meremass blusnya. "Jawab aku, kamu siapa!" timpal Mauren kembali, kali ini dengan nada yang mulai meninggi.

"Dia istriku," sahut Sean, Mauren menoleh pada Sean yang saat ini duduk di sampingnya. Wanita itu, sungguh tak percaya, rasanya bagaikan disambar petir di siang bolong. "Apa katanya barusan, istri? Aku tidak salah dengar kan? Gadis itu adalah istrinya?" batin Mauren seraya menatap Sean yang saat ini tampak menundukkan kepalanya. "Dia istrimu?" lirih Mauren, masih tak percaya perkataan suaminya. Karena yang dia tahu, laki-laki itu sangat mencintainya.

Dia menatap suaminya tajam saat Sean menganggukkan kepalaya. "Mas maksud kamu, dia?" Mauren tak mampu lagi menyelesaikan kata-katanya, sedangkan Sean langsung memeluknya erat. "Lepaskan aku, Mas!" bentak Mauren meronta. "Dengarkan penjelasanku, aku mohon!" ucapk Sean mempererat dekapannya pada tubuh istrinya sambil memohon dengan penuh pengharapan.

"Mas lepaskan aku!" Dengan sekuat tenaga Mauren mendorong tubuh Sean hingga berhasil terlepas. Wanita itu menatap Sean geram. "Aku akan menjelaskan semuanya padamu, jadi tolong dengarkan aku baik-baik." Mauren mengerutkan keningnya. "Sepertinya tidak ada yang perlu dijelaskan, Mas. Kau sudah membawa istri mudamu kemari, lalu apalagi yang harus kau jelaskan?"

"Asal kau tahu, dia itu sengaja memfitnahku agar aku menikahinya. Dan ini sungguh diluar dugaanku, semua terjadi dengan cepat hingga membuatku terpojok. Dia penyebab masalah ini, Sayang!" tuding Sean pada Bunga yang saat ini masih berdiri mematung dengan tampang polosnya.

Mauren mengangkat kedua tangannya, sambil menggelengkan wajah. "Cukup Mas, aku nggak bisa berpikir. Saat ini lebih baik aku sendiri dulu." Mauren beranjak dari sofa, lalu berjalan meninggalkan suaminya masuk ke dalam kamar. Sean menghela nafas, tentunya tidak mau jika masalah ini semakin larut. Dia ingin menenangkan hati istrinya terlebih dulu, dengan langkah cepat ia menyusul istrinya ke kamar, tetapi sayangnya pintu kamar itu telah dikunci.

"Mauren, tolong buka pintunya, aku mohon. Aku bisa jelasin semuanya, Mauren!" teriak Sean, tetapi tak ada sahutan dari kamar tersebut hingga membuat laki-laki itu merasa semakin kesal pada Bunga. Seketika nafas Sean memburu, dengan kedua tangan yang mengepal erat, dia menghampiri gadis itu lalu berdiri di depannya.

"Hai kau wanita kurang ajar, kenapa kau diam saja dan tidak menjelaskan pada istriku? Harusnya kaulah yang bertanggung jawab atas semua ini!" Dengan suara keras Sean meneriaki Bunga, hal tersebut tentu saja membuat Bunga tak terima, dia mendongak menatap Sean.

"Lalu saya harus bagaimana, Tuan? Semua yang sudah kita lakukan itu nyata," balas Bunga membela diri. "Bohong kamu!"

"Baiklah kalau Tuan tidak percaya, akan kubuktikan dan kuperagakan bagaimana cara Tuan merayuku."

"CUKUP!" teriak sebuah suara yang ternyata berasal dari Mauren, air matanya mengalir kian deras menatap nanar pada Sean dan juga Bunga. "Oh tidak, aku telah menyakiti hati seorang istri kembali, padahal aku hanya ingin memuluskan kebohonganku saja. Tuhan apakah bisa dosaku didiskon satu kali ini saja?"

Terpopuler

Comments

Deviastryveads_

Deviastryveads_

mana ada dosa di diskon🤦🏻‍♀️🤣🤣

2023-06-09

2

Deviastryveads_

Deviastryveads_

huahaha dasar kau bung🤦🏻‍♀️ ada2 saja kau, mana mau memperagakan lg🤦🏻‍♀️🤣🤣🤣

2023-06-09

0

Deviastryveads_

Deviastryveads_

pura-pura ga tau aja yah bung🤣, keluarkan akal polosmu itu🤣

2023-06-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!