Panti Asuhan

Dengan menegarkan hatinya Bunga masuk ke dalam Panti Asuhan tersebut, lalu menyunggikan senyum manis seolah dia tak mendengar perbincangan mereka, kemudian menyerahkan makanan pada 6 orang adik pantinya. "Sasa ini ada telur dan sayur-sayuran kamu bisa memasak sayuran itu, tapi kamu pilih dulu telur yang belum busuk, setelah itu baru kamu goreng untuk dijadikan lauk. Lalu, ini juga ada makanan kecil, tolong kalian masukan ke dalam toples ya!" perintah Bunga.

"Iya Kak Bunga," jawab Sasa. Dia lalu beranjak menuju ke dapur, diikuti oleh anak-anak yang lainnya, guna memasak makanan, tentunya mereka sudah tidak sabar untuk mengolah makanan yang dibawa Bunga karena mereka sudah sangat lapar. Bunga mendekat pada Sukma, lalu duduk di sampingnya. "Bu, Bunga mau ngomong sesuatu sama Ibu."

"Mau ngomong apa, Bunga?"

"Bu, bagaimana kalau aku merantau saja ke kota? Ibu tahu sendiri kan kalau pekerjaan di desa ini, sangat terbatas. Sebenarnya Bunga pingin buka kedai Bu, tapi untuk memulai usaha, juga diperlukan modal. Bagaimana kalau aku merantau saja? Agar bisa memiliki penghasilan yang cukup tinggi sekaligus bisa menabung untuk modal."

"Jangan nak, lebih baik kamu di sini, temani ibu. Berapa pun hasil yang kamu dapatkan, kami sudah sangat bersyukur. Maaf kalau Ibu tidak bisa membantumu, beberapa orang donatur sudah tidak bisa lagi membantu Panti Asuhan ini. Sedangkan ibu tidak bisa berbuat banyak, maaf kalau kami merepotkanmu."

"Tidak apa-apa Bu, tolong jangan dipikirkan. Sejak kecil, ibu sudah merawatku, sudah sepantasnya aku membalas semua kebaikan Bu Sukma, tapi aku ingin berbuat lebih Bu, aku ingin adik-adik tercukupi."

"Apa katamu? Tercukupi? Kamu pikir kami tidak tercukupi, Bunga? Kami sangat tercukupi, lihat adik-adikmu masih bisa bersekolah, lalu kami juga bisa makan setiap hari. Kenapa kau bilang kebutuhan tidak tercukupi? Ini sudah lebih dari cukup Bunga, lebih baik kau fokus pada pekerjaanmu dan tidak usah memikirkan kami lebih jauh. Apa yang kau lakukan sudah lebih dari cukup, dan jangan pernah berpikir kami kekurangan," tandas Sukma sambil menatap bunga dengan tatapan sendu. Bunga pun hanya mengganggukan kepalanya, sambil menarik kedua sudut bibirnya. "Kalau begitu, Bunga mandi dulu ya Bu."

"Iya Bunga." Bunga pun masuk ke dalam kamar. Namun, setelah dia menutup pintu dia tampak menjatuhkan tubuhnya dibalik pintu tersebut, lalu menangis dengan begitu terisak. "Maafkan aku Bu, aku belum bisa berbuat banyak untuk Panti Asuhan ini," isak bunga di tengah derai air matanya.

Setelah cukup lama menangis, Bunga keluar dari kamar untuk membersihkan tubuhnya, lalu ikut makan malam dengan mereka. Dia tak ingin kalau Sukma dan adik-adiknya curiga dia baru saja menangis, dia tak ingin mereka melihat ada kesedihan di wajahnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 11.00 malam, tetapi Bunga tak dapat memejamkan matanya, entah mengapa percakapan antara adik-adiknya dan Bu Sukma terasa masih saja mengudara di telinganya. Di tengah kegundahan itu, Bunga mengambil ponselnya, lebih tepatnya ponsel milik Bu Rika yang hampir saja dia buang tetapi Bunga pungut kembali, lalu dia perbaiki di tempat service handphone. Untungnya ponsel itu masih bisa dipakai, dan ongkos yang Bunga keluarkan pun tidak terlalu banyak. Meskipun itu hanyalah ponsel bekas yang hampir saja dibuang, tetapi Bunga sangat bahagia bisa memiliki ponsel, setidaknya dia tidak terlihat kudet, dan bisa terlihat gaul sama seperti teman-teman di mini market tempat dia bekerja. Dari ponsel itu pula, Bunga mengenal beberapa artis Korea yang menjadi idolanya yang sebelumnya hanya bisa dia lihat di televisi.

Saat ini, Bunga tampak membuka aplikasi berwarna biru lalu mensubscribe beberapa drama Korea yang akan dia tonton. Ketika sedang asyik menonton drama tersebut, tiba-tiba dia bergumam lirih. "Senang sekali kalau punya suami orang kaya, aku juga ingin punya suami kaya, agar aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan, termasuk membangun panti asuhan ini. Tapi, lihat aku, udah udik, dekil lagi. Mana ada CEO yang tertarik denganku? Huhuhu..."

Saat masih asyik menonton drama tentang penjebakkan, tiba-tiba sebuah ide gila terlintas di benaknya. "Ah, bagaimana kalau aku menjebak seorang CEO saja agar menikahiku," kekeh Bunga dengan seringai liciknya. "Astaga Bunga, jangan gila deh. Dosa tau, lagi pula mana ada CEO di kampung kaya gini. Udah ah tidur aja, kebanyakan nglantur bisa-bisa jadi gila!"

***

Keesokan Harinya...

Sebuah mobil mewah warna hitam tampak menyusuri jalan setapak yang kanan kirinya diapit oleh sebuah perkebunan teh. Di balik mobil mewah itu, lebih tepatnya di bagian kursi belakang tampak sosok pria tampan berwajah tegas dengan penuh kharismatik duduk sambil memainkan tablet miliknya. Garis wajah tegas itu dilengkapi hidung yang mancung, mata tajam beriris hitam pekat, serta rahang yang tegas dan ditumbuhi rambut-rambut halus di sekitarnya.

Raut wajah itu terlihat datar dan dingin, iris matanya tidak henti menatap lekat ke arah tablet yang dia pegang, mengamati seluruh pekerjaan, meskipun di luar pemandangan tampak begitu indah. Tetapi tak mampu mengalihkan atensinya untuk tetap fokus pada pekerjaan itu.

Tak berapa lama, mobil itu pun sampai di sebuah villa. Seorang pekerja pria paruh baya berlari membuka pintu gerbang villa tersebut yang letaknya di tengah-tengah perkebunan teh. Setelah pintu gerbang terbuka, mobil itu pun berjalan pelan hingga tiba di depan teras villa yang seluruhnya terbuat dari kayu.

Seorang pria paruh baya berusia sekitar 45 tahun mendekati mobil hitam mewah itu dan segera membuka pintu untuk pria yang masih duduk di kursi belakang. "Selamat datang tuan muda," sapa laki-laki itu setelah melihat tuan mudanya turun dari mobil. Pria dengan tinggi tubuh 175 cm itu hanya membalas sapaan itu dengan senyum tipis lalu melangkahkan kaki masuk ke dalam villa.

"Apa pembebasan tanah di sini sudah selesai?"

"Belum sepenuhnya, Tuan. Mereka tidak mau pindah dari desa ini." Mendengar perkataan anak buahnya, rahang laki-laki itu pun tampak mengeras. "Bodoh sekali, melakukan hal seperti itu saja kau tidak becus!"

Terpopuler

Comments

Ainisha_Shanti

Ainisha_Shanti

bakal jodoh mu dah datang Bunga

2023-06-09

2

Deviastryveads_

Deviastryveads_

wah kalo dari anunya mah ini tipeku🤣. yg ada bulu2 halusnya🤣🤣🤣

2023-06-05

0

whywhite asieh

whywhite asieh

itu kayaknya cita2 terpendam mak weny buat ngakalin si ceo 🤣🤣

2023-06-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!