Jadi Suamiku

"Aku tidak mau tahu, besok pagi masalah ini sudah harus beres! Aku ingin menyelesaikan pekerjaan ini secepatnya, karena aku tidak mau kedatanganku ke desa ini sia-sia!" gertaknya, lalu berjalan meninggalkan dua orang anak buahnya menuju ke sebuah kamar di lantai dua.

"Baik Tuan Sean."

Sesampainya di kamar, Sean merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Perjalanan dari Jakarta menuju ke desa itu sebenarnya tidak terlalu menguras tenaganya, tapi hari entah mengapa dia merasa begitu penat dengan semua pekerjaan itu, apalagi setelah mendengar urusan pembebasan tanah di desa ini belum sepenuhnya selesai. Laki-laki itu tampak memejamkan mata sambil memijit pelipisnya, namun tetap saja tak mengurangi rasa penat yang berkecamuk.

Dia pun beranjak dari atas ranjang, lalu berjalan ke arah balkon, melihat hamparan perkebunan teh yang berselimut kabut tipis, terlihat sangat menyejukkan mata. Sejenak, Sean terpaku, hatinya pun tergelitik untuk turun dan berjalan-jalan di area perkebunan teh tersebut. Laki-laki itu membuka jas-nya, lalu melipat kemeja warna biru donker sampai ke siku. Setelah itu, gegas dia keluar dari kamar tersebut.

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, susana sore yang temaram dan tak pernah Sean temui di perkotaan membuatnya betah berlama-lama menyusuri kebun teh itu. Hingga tanpa dia duga, hujan tiba-tiba saja turun. "Arg, Sial. Kenapa tiba-tiba hujan turun?" geram Sean. Dan sialnya, Sean baru menyadari jika dia sudah sangat jauh dari villa miliknya.

"Arg!" teriak Sean, dalam hati dia merutuki dirinya sendiri sambil berlari untuk berteduh di salah satu pohon, meskipun berteduh di bawah pohon saat hujan itu sangatlah beresiko tapi dia tak punya pilihan lain. Dan, ternyata tak jauh dari pohon itu terdapat sebuah saung.

"Ah, kebetulan sekali. Aku bisa berteduh di sana!" Gegas Sean pun menuju saung tersebut, lalu mengambil ponselnya untuk meminta anak buahnya membawakan payung ataupun jas hujan. Sebenarnya, bisa saja Sean pulang menerobos derasnya hujan, tetapi dia mudah terserang flu, dia tak mau jika kondisinya menurun, akan berdampak pada pekerjaannya.

Namun saat Sean memencet tombol samping ponsel, ponsel itu tak kunjung menyala. Seketika Sean pun menyadari jika ponselnya sudah low bat. "Ohhh, shiiitttt!" geramnya sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Dia pun akhirnya hanya bisa pasrah menunggu sampai hujan reda. Sudah satu jam lamanya dia ada di tempat itu, tetapi hujan tak kunjung berhenti. Akhirnya, Sean pun memilih untuk merebahkan tubuh dan memejamkan matanya.

***

Keesokan Harinya...

Di tengah pagi yang berkabut, Bunga tampak mengayuh sepedanya dengan penuh semangat. Jalanan memang masih terlihat gelap dan tidak ada satu orang pun yang dia temui, tetapi tak menyurutkan semangatnya menuju ke tempat kerjanya. Pagi ini memang jauh lebih sepi dari biasanya, Bunga yakin semua orang pasti masih terlelap, apalagi kemarin hujan turun begitu derasnya.

Hingga saat dia berada di sebuah jalan menurun, tiba-tiba atensinya tertuju pada saung yang ada di perkebunan itu. Lampu di saung tampak menyala, tidak seperti biasanya. Merasa penasaran, takut sesuatu yang buruk terjadi pada perkebunan itu, Bunga akhirnya menghentikan laju sepedanya lalu bergegas menuju ke saung tersebut. Namun, betapa terkejutnya Bunga saat mendapati seorang laki-laki tampan tengah tertidur lelap di saung. Mata gadis itu pun membelalak lebar, disertai mulutnya yang membulat. "Cha Eun Wo? Kenapa ada Cha Eun Wo di sini? Aku sedang tidak bermimpi kan?"

Bunga mengigit bibir bawahnya, matanya tak berkedip menatap laki-laki tampan itu yang masih tertidur pulas. "Dari penampilannya, dia seperti orang kaya. Jam tangan Rolex, kemeja dan celananya saja pasti harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan ponsel Bu Rik itu, lihat sangat licin seperti porselein. Astaga, sepertinya Tuhan mengabulkan doaku untuk mempertemukan diriku dengan CEO tampan yang kaya."

Bunga tampak menggigit bibirnya, tubuhnya mondar-mandir di depan saung sambil melirik laki-laki tampan itu, ide gila yamg dia miliki beberapa hari yang lalu kembali menari dalam benaknya. "Ah, apa aku sedang bermimpi? Sebentar, aku tes dulu." Bunga pun mencubit tangannya. "Argh sakit, jadi ini bukan mimpi. Astaga kau bodoh sekali Bunga, jangan sia-siakan kesempatan ini. Mungkin dia adalah laki-laki yang dikirim Tuhan untukmu, ah ya aku mengerti Tuhan pasti mengabulkan doaku dengan mengirim laki-laki ini. Come on, jangan sia-siakan kesempatan ini, apalagi dia sangat tampan, kalau aku menjadi istrinya, pasti aku akan menjadi wanita paling beruntung melebihi Shin Ha-Ri dan Sekretaris Kim. Ya, aku harus menjadi istri dari laki-laki ini agar bisa membantu panti! Hwaiting, ganbate Bunga!"

Bunga kemudian duduk di samping pria tersebut, meskipun ragu perlahan dia membuka kancing kemeja laki-laki itu, menampilkan perut six pax yang membuat Bunga meneguk salivanya dengan kasar. "Maafkan aku Oppa, aku harus melakukan ini untuk membantu adik-adik dan ibu panti."

Setelah membuka kemeja laki-laki itu, Bunga membuka gesper dan kancing serta sedikit menurunkan resleting celana yang dipakai oleh laki-laki tersebut, meskipun dia melakukan itu sambil menutup matanya disertai perasaan yang begitu berkecamuk, apalagi saat tak sengaja menyenggol bagian inti laki-laki itu yang masih lembek. "Arg, aduh maaf Oppa, nggak sengaja, untung nggak bangun."

Setelah penampilan laki-laki itu terlihat berantakan, Bunga merebahkan tubuh di sampingnya. "Kamu pengen dipeluk sayang? Sini aku peluk?" Terdengar ocehan dari laki-laki itu saat Bunga baru saja merebahkan tubuh di sampingnya, Bunga pun merasa kaget, tetapi ketika melihat mata laki-laki itu masih terpejam, Bunga menghembuskan nafas lega.

"Oh dia cuma melantur, ya sudah Oppa lanjutkan tidurmu, saat kau terbangun nanti bersiaplah untuk jadi suamiku," kekeh Bunga.

Terpopuler

Comments

Ainisha_Shanti

Ainisha_Shanti

Astaghfirullah... Bunga, kau ni nekat sangat rupanya

2023-06-09

2

septi 💎

septi 💎

apa nya yang nggak bangun bunga 🤣🤣

2023-06-06

0

Deviastryveads_

Deviastryveads_

waduhhh msih lembek🤣. jngn lupa visual lembeknya kak🤣🤣

2023-06-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!