Jebakan Batman

Setelah semuanya terlihat beres, Bunga pun bersiap dengan aksinya dalam rangka menjebak pria tampan dan kaya yang saat ini masih tertidur lelap di sampingnya, tanpa menyadari sebuah musibah yang sebentar lagi akan datang padanya. Perlahan, Bunga melingkarkan tangannya di perut pria itu. Awalnya dia ragu karena khawatir pria itu akan terbangun, tetapi dia mengabaikan semua regu itu dan mencoba nekat untuk memuluskan rencananya. Namun di luar dugaan, ternyata laki-laki itu malah memeluknya erat bahkan sangat erat hingga gadis itu diam terpaku dan begitu hanyut dalam pelukannya, merasakan sebuah kenyamanan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

Entah sadar atau tidak, setelah mendekap erat tubuh gadis yang ada di sampingnya laki-laki itu malah mengecup kening Bunga. "Ternyata Oppa sudah tidak sabar menjadi suamiku, sabar Oppa Sebentar lagi kita jadi suami istri kok," kekeh Bunga.

Tak berapa lama, Bunga mendengar suara beberapa orang yang mulai menuju ke perkebunan itu. Sontak, Bunga pun bersiap untuk memulai aksinya, tak lupa dia membasahi dulu wajahnya dengan genangan air yang ada di pojok saung.

"Tolong! Tolong aku!" teriak Bunga.

Sean Mourello, pria yang masih terlelap itu, reflek membuka kedua matanya setelah mendengar lengkingan suara wanita yang meminta tolong. Suara itu terasa begitu menusuk telinga hingga membuatnya begitu terkejut, apalagi ketika menyadari sumber suara itu berasal dari sampingnya. Dia pun menoleh, sontak ditatapnya wanita asing dan tidak dia kenali berada di dalam pelukannya. "Hei, siapa kau?" Namun bukannya menjawab, gadis itu malah berteriak minta tolong tanpa menghentikan tangisnya.

"Tolong!" teriaknya kembali, di saat Sean merasa linglung karena baru terbangun dan mendapati kejadian aneh itu, dia kembali dikejutkan dengan kerumunan orang-orang di sekitar mereka berdua. Seketika dia pun mulai merasakan firasat buruk. "Apa maksudnya ini?"

"Tolong!" rengek Bunga pada warga yang sudah mengerumuni mereka sambil menangis, tatapan Bunga terlihat begitu sendu. Sean pun mencoba menyentuh bahu Bunga, bermaksud meminta penjelasan darinya. Tetapi, Bunga malah menangkis tangan Sean dan menangis semakin kencang.

Di saat itulah, puluhan tatapan mata semakin menatap tajam ke arah Sean, amarah begitu tergambar jelas di raut wajah warga tersebut. Bagaimana tidak, melihat keadaan Sean dengan keadaan kancing baju yang terbuka, sambil memeluk Bunga tentu saja memancing amarah warga yang ada di komplek perkebunan tersebut. Apalagi Bunga terlihat begitu hancur dan terpukul.

"Apa yang anda lakukan, Tuan?" bentak mereka. Sean hanya terdiam, masih terpaku seperti patung. "Tolong aku, Tuan ini sudah berbuat hal yang tidak baik padaku," sahut Bunga pada akhirnya.

"APA!" teriak Sean sambil menatap tajam pada Bunga, di saat itulah dia baru menyadari jika sebuah musibah akan terjadi padanya. "Kita bawa saja ke kantor kepala desa!" sahut salah satu warga, dan disetujui oleh warga yang lain. Seketika, tubuh Sean pun menegang.

"Oh tidak! Brengsekk!" geramnya.

"Bunga, Tuan, sebaiknya kalian rapikan penampilan kalian berdua, lalu ikut kami ke kantor kepala desa," ujar salah seorang warga. Di saat itulah, Sean baru menyadari jika penampilannya terlihat begitu tak karuan. Seluruh kancing kemejanya terlepas, begitu pula dengan celananya yang tampak berantakan.

"Gadis kecil ini sudah mengerjaiku," batin Sean seraya melirik pada Bunga.

***

BRAK

"Aku tidak pernah melakukan ini!" Sean menggebrak meja dengan begitu keras saat mereka sudah sampai di kantor kepala desa, dia merasa begitu marah karena sudah difitnah. Tentu saja dia merasa sudah kehilangan harga diri yang selalu dia junjung tinggi. Selama ini, tidak ada yang pernah berani padanga, bahkan anak buahnya saja pun tak berani menatap matanya. Tetapi nyatanya, pagi ini dia berhasil dipecundangi oleh seorang gadis yang terlihat polos. Pria bertubuh kekar dengan wajah tampan itu begitu tersulit emosi, mata tajamnya memandang semua warga yang juga tengah memandangnya dengan tatapan tajam.

"Dengarkan baik-baik kau gadis kecil!" tunjuk Sean pada Bunga yang saat ini masih menangis. "Kau pasti sudah berpura-pura kan? Kau sudah memfitnahku!Aku tidak mungkin melakukan hal serendah itu, apalagi pada gadis udik sepertimu. Jadi katakan yang sebenarnya pada mereka!"

"Jadi anda mau lari dari tanggung jawab dengan mengintimidasi gadis polos itu?" hardik salah seorang warga. Sean bertolak pinggang, kemudian mengusap rambutnya ke belakang, dia benar-benar merasa frustasi. Apalagi dia memang tidak memiliki bukti apapun jika Bunga memfitnahnya. Bahkan, semua warga yang ada di kantor balai desa, melihat dengan mata kepala sendiri jika dia dan Bunga saat itu berada dalam saung, dengan kondisi berpelukan, serta pakaian yang begitu berantakan. Sedangkan anak buahnya yang saat ini juga sudah hadir di balai desa tersebut, hanya bisa mematung tak berdaya. Mereka tidak dapat menolong majikannya karena mereka pun tidak tahu kejadian itu.

"Anda sudah tidak bisa mengelak, Tuan. Sudahlah kami tidak mau tahu, pokoknya anda harus menikahi Bunga. Anda harus bertanggung jawab pada hidup Bunga karena anda sudah merusak masa depannya!"

"Asal anda tau, Tuan. Bunga adalah tulang punggung dari panti asuhan tempatnya bernaung, dan sekarang anda sudah merusak masa depannya. Anda harus bertanggung jawab!"

"Ya benar, anda harus bertanggung jawab!"

"Anda harus bertanggung jawab!"

"Tanggung jawab, Tuan!" sahut yang lain, teriakkan itu terasa begitu memekikkan telinga. Sean hanya terdiam, tidak tahu harus berbuat apa, kepergiannya ke desa ini adalah untuk merencanakan proyek terbarunya. Tetapi dia tak menyangka jika yang dia dapatkan adalah musibah sebesar ini, beberapa orang anak buahnya mendekat lalu tampak berbisik pada Sean hingga membuat Sean memejamkan mata dan menghela nafas dengan kasar.

"Cepat ambil keputusan, Tuan. Anda harus menikahi Bunga! Anda harus bertanggung jawab atas apa yang telah anda perbuat!"

"Cepat tanggung jawab, Tuan."

"Tanggung jawab sekarang, atau kami akan menyebar luaskan skandal yang anda lakukan sekarang! Ingat Tuan, skandal ini bisa saja menghancurkan perusahaan anda!"

"Tuan lebih baik anda nikahi Bunga, jika anda masih menyangkal, kami akan melaporkan hal ini pada polisi dan juga memviralkan kejadian ini! Nikahi Bunga sekarang juga!" teriak seorang warga, dan diiyakan warga yang lain.

Bunga yang melihat kejadian itu sambil berpura-pura menangis, sebenarnya merasa kasihan pada laki-laki yang baru dijebaknya itu. Tetapi, dia tidak punya pilihan lain, dia hanya ingin kehidupan anak-anak di panti asuhan itu tercukupi, meskipun dia pun tahu cara yang dia lakukan ini salah.

"Maafkan aku Oppa, maafkan aku Oppa," batinnya terus menerus dalam hati.

"Baik aku akan menikahi gadis itu!" jawab Sean pada akhirnya.

"Hopla!" pekik Bunga di dalam hati.

Terpopuler

Comments

Ainisha_Shanti

Ainisha_Shanti

semoga saja kau tak di siksa Bunga

2023-06-09

2

Deviastryveads_

Deviastryveads_

waduh kasian sama Sean.
dah lah lbh baik nikahi aku aja Se, aku orangnya ga picik sperti bunga, dan asal kau tau aku ini ukhty yg rajin menabung, bersedekah, dan beribadah🤣. buruan nikahin aku Se sblum hot daddy nge halalin aku🤣🤣🤣

2023-06-07

0

whywhite asieh

whywhite asieh

jebakan batmen berhasil 👏👏selamat menikmati hari harimu bunga 🤣🤣

2023-06-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!