Bergabungnya Kelompok Mafia Venom dan Hercules membuat semua orang yang berada di kota Original terkejut. Apa lagi mereka mendengar jika pemimpin kedua kelompok itu bukanlah Ven ataupun Helen.
Jelas saja semua orang memperdebatkan siapa sosok yang telah menjadi pemimpin kedua kelompok Mafia tersebut. Pasalnya kedua belah pihak terkenal sering sekali berselisih paham walaupun itu masalah kecil.
Seva tidak perduli dengan perkataan orang-orang, pria tersebut hanya mementingkan bagaimana dirinya bisa dengan cepat menguasai kota Original agar tidak ada yang menganggapnya remeh lagi dan mulai membuat peraturan baru di kota tersebut.
Seva sedang berjalan sendirian di taman Mansion Helen, tiba-tiba Sistem memberikannya pemberitahuan lewat layar Hologram yang hanya bisa di lihat olehnya.
[Tuan, hari ini anda belum mengocok Dadu harian, apakah and akan mengocoknya?]
Seva tersenyum simpul. "Ya," ucapnya tanpa ragu.
Sistem langsung mengeluarkan gambar Dadu dan mengocoknya, tidak lama kemudian Dadu berhenti.
[ Selamat Anda mendapatkan kemampuan Medis tidak terbatas!]
Seva tidak belajar dari sebelumnya, ia pikir dirinya tidak akan menerima rasa sakit lagi, setelah kemarin tidak mendapatkannya.
Wung...
Kepala Seva terasa sangat sakit ketika ribuan teknik medis masuk kedalam tubuhnya, dari pengobatan Kuno, Alternatif hingga Modern pun masuk kedalam tubuhnya.
Argh!
Seva meraung kesakitan sambil memegangi kepalanya, pria itu ambruk ditanah menahan rasa sakit dikepalanya yang seperti di tusuk ribuan jarum.
Argh!
Seva berteriak kembali, bawahan yang sedang berjaga melihat Seva seperti itu, mereka langsung menghampirinya.
"Tuan anda kenapa?" tanya salah satu dari mereka.
Akan tetapi Seva tidak menjawab, pria itu masih meraung-raung kesakitan. Para bawahan tentu saja bingung.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya salah satu bawahan.
"Cepat panggil tuan Ruis, kita bawa tuan Seva kedalam!" seru salah satu bawahan.
Mereka kemudian membawa Seva ke kamar Helen, masih dengan meraung-raung kesakitan.
Pelayan Wanita dan Helen yang mendengar jeritan Seva menoleh. Pelayan tua merasa marah melihat Seva, ia ingin membunuhnya selagi pria itu tidak berdaya akan tetapi Helen mencekal lengannya sambil menggelengkan kepala.
Seva ditaruh di ranjang, sesaat kemudian ia terdiam dengan napas tersengal-sengal, membuat seluruh orang yang ada di sana kebingungan.
[Pemasangan Ahli Medis berhasil! ]
[ Status]
Nama : Seva Adelray
Umur : 24 tahun
Tinggi: 176 cm
Berat : 66 Kg
Kemampuan : menggunakan senjata Api berbagai jenis / Beladiri Kuno / Fisik Kuat / Ahli Medis /
Saldo : 9.999.000 dolar.
Seva langsung duduk di ranjang sambil menatap mereka semua dengan tubuh penuh dengan keringat.
"Terima kasih, kalian boleh pergi," perintahnya lirih.
"Baik tuan!" jawab para bawahan walaupun masih bingung.
Seva memegangi kepalanya sambil menggerutu. "Sial, sakit sekali ternyata."
Helen dan Wanita tua masih diam ditempat mereka sambil menatap Seva dengan aneh. Seva kemudian menoleh ke arah Helen.
"Maaf mengganggu istirahat kamu," ucapnya seraya turun dari ranjang lalu masuk kedalam kamar mandi.
"Nona, apa dia kekasih anda?" tanya pelayan tua itu lirih.
Helen menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Jangan ganggu dia, Bibi boleh keluar," ucapnya dengan suara parau.
"Tapi Nona, anda masih sakit, bagaimana kalau dia...."
"Tidak apa, ini sudah menjadi tugasku, Bibi tidak perlu khawatir ," ucap Helen lagi memotong perkataan Pelayan tua yang merawatnya.
Pelayan tua menghela napas. "Baik Nona, saya permisi."
Helen menganggukkan kepalanya lirih sambil tersenyum. Pelayan tua sebenarnya tidak tega jika sampai Helen yang sudah tidak berdaya di gauli lagi, yang ada lukanya bisa nambah parah.
Pelayan tua keluar dari kamar sambil menutup pintu dan menatap sedih majikannya tersebut.
Tidak berselang lama Seva keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk saja, pria itu mendekati Helen yang masih terbaring lemah di ranjangnya.
Helen begidik ngeri, ia merasa ngilu padahal Seva belum menyentuhnya sama sekali, wanita itu benar-benar sangat trauma dengan Seva yang fisiknya di luar nalar.
Seva tersenyum melihat raut wajah ketakutan Helen. "Kenapa? Bukankah kamu yang kemarin menantang ku?" tanyanya menggoda.
Helen menghela napas. "Lakukanlah semau mu, tidak usah pedulikan diriku," jawabnya tidak berdaya.
Seva mengulas sebuah senyum, ia memegang tangan Helen yang sendinya bergegas, mengusapnya dengan lembut.
Helen hanya bisa memejamkan matanya, ia sudah menerima kalau dirinya benar-benar akan dijadikan budak **** oleh Seva.
Swut
Klak
Argh
Mata Helen membelalak lebar ketika Seva membenarkan tangannya yang dikira patah padahal sendinya bergeser sambil berteriak tertahan.
"Coba gerakan tanganmu," perintah Seva lirih.
Helen benar-benar kesal dengan pria tersebut yang terus saja menyiksanya, akan tetapi ketika ia menggerakkan tangannya sudah tidak terasa sakit lagi.
"Kau...."
Seva mengulas sebuah senyum, menutup mulut Helen dengan jari telunjuknya. Seva melihat bagian bawah tubuh Helen, membuat wanita itu yang tadinya mau berterima kasih tambah kesal.
Seva tanpa permisi melepaskan pakaian yang dikenakan Helen, wanita itu hanya pasrah saja.
Ketika melihat mahkota Helen yang terluka dan lebam, pria itu seketika merasa bersalah, ia menatap Helen penuh dengan penyesalan. Namun, wanita itu membuang wajahnya, terlihat ia akan menangis lagi tampak dari matanya yang berkaca-kaca.
Seva tahu kalau Helen pasti sangat kesakitan dan tersiksa, jika ia melakukannya lagi kemungkinan wanita itu benar-benar tidak akan bisa berjalan untuk beberapa waktu.
Seva yang sudah memiliki kemampuan Medis berbagai aliran, ia menggunakan kemampuan totok syaraf dan pijat syaraf secara bersamaan untuk membuat syaraf dekat dengan mahkota Helen rileks, agar wanita itu sedikit nyaman.
Awalnya Helen berteriak kesakitan, akan tetapi lama kelamaan ia mulai merasa rileks dan rasa sakit di sekitar area mahkotanya sudah berkurang, hanya rasa perih saja yang masih terasa.
Seva menghela napas, ia mengenakan kembali pakaian Helen yang tadi dilepasnya. Pria itu lalu duduk di samping Helen sambil mengusap puncak kepalanya.
"Sebelumnya aku minta maaf karena terlalu kasar, tapi itu semua karena kamu yang begitu sombong terhadapku, terima kasih karena semalam, aku tidak akan menyentuhmu lagi," ucapnya seraya beranjak dari ranjang Helen.
Helen langsung meraih tangan Seva, ia yang sudah tidak merasakan sakit di seluruh tubuhnya, langsung menarik Seva hingga terduduk dan memeluknya.
"Jangan tinggalkan aku bodoh! Aku mau jadi wanita kamu walaupun yang kedua, aku juga tidak akan banyak menuntut dan akan membantu kamu, tolong jangan tinggalkan aku, Seva," ucapnya sambil memeluk erat Seva
Pria itu menghela napas. "Kamu yakin? Apa kamu tidak takut menderita seperti ini lagi?" tanyanya menggoda.
Helen mendongak, ia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan mata berkaca-kaca.
Seva tersenyum penuh arti, ia menyentuh pipi Helen mengecup bibirnya dengan mesra kemudian melepaskannya.
"Apa kita akan bertarung lagi sekarang?" goda Seva.
Helen terlihat panik, wanita itu menggigit bibir bawahnya, dengan ragu menjawab. "Kalau kamu begitu menginginkannya, lakukanlah," Helen langsung bergegas melepaskan pakaiannya.
Seva menahan Helen. "Aku hanya bercanda, istirahatlah dulu, besok baru kita melakukannya lagi setelah Luci datang kemari," ucapnya lembut.
Helen mengangguk sambil tersenyum, ia bagaikan kucing yang sangat menurut dengan majikannya.
Wanita itu memeluk Seva seolah tidak ingin melepaskannya, Pria itu yang sudah memiliki berbagai pemikiran dari berbagai evolusinya, sekarang sudah tidak naif lagi, sekarang ia benar-benar sudah menjadi sosok Seva Adelray yang berbeda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
ig:@beatricx.kaihena
sumpaaah 🤘😎cerita terbaik yang perna gue baca 🤙😺
2023-06-28
2
Red Ant
👍👍👍👍
2023-06-10
3
Alcatraz
lanjut Thorrr upnya
2023-06-09
1