Seva dan Luci membalik badan dengan perlahan sambil mengangkat kedua tangannya.
Luci gemetar ketakutan karena ketika berbalik badan, tangan kanan Ven menodongkan dua pistol sekaligus ke kepala mereka berdua masing-masing.
"Buka topeng kalian!" seru tangan kanan Ven tegas.
Luci benar-benar ketakutan, wanita itu berharap Seva melakukan sesuatu yang bisa membuat mereka terlepas dari bahaya tersebut.
Ketika Seva akan membuka topengnya, ia melihat pemberitahuan Sistem di layar Hologram yang hanya bisa dilihat olehnya.
[ Tuan, anda belum mengocok Dadu hari ini, apa anda ingin mengocoknya sekarang?]
Seva menyeringai, karena Sistem memberikan pemberitahuan tepat waktu, dalam benaknya ia menyuruh Sistem mengocok Dadu, sambil perlahan membuka topengnya dan berdoa agar mendapatkan hadiah yang bagus.
Dadu terus berputar hingga akhirnya berhenti.
[ Selamat, anda mendapatkan kemampuan beladiri kuno! ]
Ribuan gambar pertarungan beladiri Kuno masuk kedalam pikiran Seva, membuat kepala pria itu sedikit pusing. Namun, karena ia sudah pernah merasakan penerapan seperti itu, ia tidak mampu menahan tubuhnya untuk tetap berdiri.
Setelah beberapa detik saja semua pengetahuan tentang beladiri Kuno telah Seva kuasai.
[ Penerapan kemampuan Beladiri Kuno Berhasil! ]
[ Status]
Nama : Seva Adelray
Umur : 24 tahun
Tinggi: 176 cm
Berat : 66 Kg
Kemampuan : menggunakan senjata Api berbagai jenis / Beladiri Kuno /
Saldo : 10.000.000 dolar.
Seva membuka matanya yang tadi terpejam, ia membuka topengnya dengan cepat kemudian menendang dua tangan bawahan Ven hingga pistolnya terjatuh ke lantai semua.
"Luci ambil pistolnya!" perintah Seva.
Luci mengangguk mengerti, ia dengan cepat mengambil pistol yang jatuh di lantai.
Sementara itu tangan kanan Ven yang terkejut bergegas menyerang Seva, akan tetapi kemampuan Seva sudah meningkat dengan drastis perpaduan antara Beladiri Kuno dan reflek cepatnya.
Bag
Bug
Keduanya saling beradu pukulan satu sama lain. Seva tidak menyangka kalau tangan kanan Ven mampu mengimbangi kemampuannya.
Swuzz
Duak
krek
Arghh
Seva meringis kesakitan ketika tangannya menghantam tangan bawahan Ven dengan kuda-kuda anehnya.
Seva merasa tulangnya jari-jari kanannya ada yang patah akibat menghantam tangan bawahan Ven yang sangat keras tersebut, ia bergegas mundur beberapa langkah kebelakang.
Dor!
Dor!
Luci menembaki tangan Kanan Ven, pria itu bergegas sembunyi dibalik dinding yang ada di sana.
"Seva, kau tidak apa-apa?" tanya Luci khawatir.
"Sepertinya jari-jariku patah," ucapnya tidak berdaya melihat jari-jarinya yang memang patah.
"Kita pergi dari sini saja," ajak Luci khawatir.
Luci tentu saja khawatir, walaupun nyawa mereka selamat karena serangan mendadak Seva, akan tetapi tetap saja mereka masih dalam bahaya.
"Kalian pikir bisa lari dari sini! Jangan mimpi!" sosok tersebut tiba-tiba melesat dengan sangat cepat.
"Awas Luci!" Seva mendorong wanitanya itu kesamping, sementara dirinya terkena telak pukulan besi pria di depannya itu. Senjata yang di pegang Luci berhamburan terlepas dari tangannya.
Brug
Hoek
Seva memuntahkan seteguk darah, karena terkena pukulan tangan kanan Ven.
"Lumayan juga kamu bisa memprediksi gerakan ku, sebelum kau ku bunuh, katakan padaku dimana tuan Ven!" serunya marah.
Seva beranjak berdiri, pria itu menghapus darah yang ada di sudut bibirnya. "Hehehe... sayangnya dia sudah aku bunuh, mungkin sudah dimakan sekelompok ikan cakalang di laut," ucapnya masih percaya diri.
Luci mengerutkan keningnya, ia tidak bisa berkata-kata di saat seperti itu Seva masih bisa bercanda.
"Hahaha... ternyata kamu sangat menarik, berani berbicara terus terang padaku!" geramnya sambil tertawa.
Seva mengibas-ngibaskan tangannya, ternyata dugaannya benar, walaupun pelan tapi tangannya kembali pulih kembali.
[ Tuan, lawan anda pengguna tinju besi, hindari pukulannya dan incar kakinya, gunakan tendangan kilat! ]
Sistem memberikan informasi ke Seva, membuat pria tersebut tersenyum penuh arti.
Tangan kanan Ven mengernyitkan dahinya karena Seva malah tersenyum di saat sudah terluka seperti itu.
"Cih, besar juga nyalimu!"
Tangan kanan Ven langsung melesat ke arah Seva dengan cepat menggunakan tinju besinya. Namun, Seva yang sudah tahu kelemahannya ia dengan cepat menghindari serangan-serangan pria itu.
Swuz
Swuz
Pukulan demi pukulan di lesatkan pria tersebut ke Seva, tapi Seva dapat menghindarinya dengan kecepatan refleknya.
Swuz
Duak
Arghh
Pria itu meringis kesakitan ketika tendangan Seva mengenai pahanya.
Tangan kanan Ven menggertakkan gigi, ia menyerang Seva kembali, akan tetapi Seva dapat menghindari setiap serangannya.
Duak
Duak
Arghh
Brug
Tangan kanan Ven roboh ketika beberapa tendangan kilat Seva menghantam satu titik di pahanya, membuat kaki pria itu tidak bisa menopang tubuhnya.
Seva tidak berhenti begitu saja, ia terus melakukan serangan tendangan kilat, ke pria tersebut yang sedang meringkuk di tanah menutupi wajahnya dengan tangannya.
Seva sengaja tidak mengincar wajahnya, karena ia tahu pertahan terkuat pria tersebut ada di tangannya.
Bag
Bug
Tendangan ke perut, kaki, paha terus berlanjut, pria itu merasa frustasi karena Seva tidak memberikannya napas sedikitpun.
Luci yang melihat Seva membalikkan keadaan ia tercengang, padahal tadi Seva yang terdesak, tapi saat ini malah musuhnya yang tidak berdaya.
"Ampun tuan, ampuni saya! Saya berjanji akan mematuhi semua perintah anda!" serunya masih meringkuk di tanah.
"Hah! Bukannya tadi kamu akan membunuhku!" seru Seva yang terus menendangi tangan kanan Ven.
Bug
Bug
"Ampun tuan, saya mengaku kalah, tolong beri saya kesempatan!" serunya lagi memohon.
Luci yang mendengar pria itu memohon ampun, ia mendekat ke arah Seva menarik tangannya.
"Seva, kita bisa gunakan dia untuk membuat kita tetap tinggal di sini," ucap wanita itu lembut.
"Apa kamu tidak takut dia akan membunuh kita saat lengah?" Seva bertanya dengan kesal lalu kembali menginjak-injak pria tersebut.
"Tuan ampun... saya janji tidak akan berhianat, saya selama ini juga ingin membunuh Ven!" ucapnya lantang, sehingga membuat Seva berhenti menyiksanya.
Pria itu menghela napas lega setelah Seva berhenti menghajarnya, ia terengah-engah sambil menatap Seva dengan tidak berdaya.
Seva menatapnya dengan tajam, mencaritahu apakah pria itu sedang membohonginya atau tidak.
"Tuan, saya bersumpah akan melayani anda, semua yang katakan tadi benar, sebenarnya saya juga sudah muak dengan tuan Ven, tolong beri saya kesempatan," ucapnya memohon.
"Kenapa aku harus percaya denganmu?" tanya Seva dingin.
"Dari dulu saya hanya diperlakukan seperti anjing oleh Ven, saya tidak bisa melawannya karena Ayah dia yang telah menyelamatkan nyawa saya, jika saya tidak berhutang budi, tentu saya sudah membunuhnya dari dulu," ungkap pria itu sambil perlahan duduk.
Seva menatap Luci, meminta saran kepada wanita itu, bagaimana baiknya mereka menghadapi pria dihadapannya tersebut.
Luci menganggukkan kepalanya, karena ia yakin dengan adanya tangan kanan Ven. Mereka bisa menguasai kelompok Venom dengan leluasa.
Seva menghela napas panjang. "Bangunlah, siapa nama kamu?!" tanyanya dingin.
"Panggil saja Arlot tuan, saya berjan...."
Duak
Brug
Seva memukul wajah Arlot hingga hidungnya patah, pria itu meraung kesakitan saat ambruk di lantai.
"Itu karena kamu berani melawanku tadi! Mulai sekarang patuhi semua perintahku, Seva Adelray dan dia Luci Angelista!" perintahnya tegas.
"Ba-Baik tuan," ucap Arlot sambil memegangi hidungnya.
Seva dan Luci masuk kedalam kamar, sementara Arlot hanya bisa tersenyum getir. Lepas dari Ven malah dapat tuan yang lebih kejam lagi, pria itu menghela napas tidak berdaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Abbie Jard
beladiri kuno kok kalah sama tinju besi🤣🤣🤣
2024-09-03
0
forza 💫✨🎗️🪙👑
aneh..katanya tubuhnya sdh di renofasi sistem..kok gitu aja jari"nya patah..sdh memiliki ilmu beladiri kuno lagi..anjing..cerita pe'a..
2024-02-04
1
Hades Riyadi
Lanjutkan Thor 😛😀💪👍👍🙏
2023-08-15
0