Seva mau memanggil taksi, akan tetapi ia teringat kalau dirinya tidak memiliki uang kecil, sehingga pria itu memutuskan untuk berjalan saja.
Pria itu berjalan menyusuri trotoar dengan raut wajah kesal, walaupun sudah punya uang tapi ia lupa untuk mencairkannya terlebih dahulu.
Tin... Tin....
Terdengar suara Klakson mobil dibelakang Seva, sehingga membuat pria itu berhenti dan menoleh kebelakang.
Benar saja ada mobil yang menghampirinya, ketika sampai di samping pria itu mobil itu berhenti.
Kaca mobil terbuka perlahan, mata Seva membelalak lebar ketika melihat siapa yang ada didalam mobil tersebut, pria itu menelan ludah sambil tertegun.
"Kenapa kau begitu takut melihatku? Bukankah sekarang kamu sudah hebat, bisa mengalahkan Ray dan bawahannya?" ucap seorang wanita cantik didalam mobil sambil tersenyum penuh arti.
"Sial, kenapa di antara banyak orang malah dia yang harus mengenalku?!" gerutu Seva dalam hati, sambil memikirkan cara untuk kabur.
"Masuklah, aku ingin berbicara padamu," ajak wanita itu ramah.
Seva menghela napas, ia sangat tahu kalau wanita yang sedang dihadapannya itu memiliki keahlian di atas rata-rata, bahkan para tangan Velix saja tidak bisa mengalahkan dia.
Akhirnya Seva dengan berat hati masuk kedalam mobil tersebut.
Wanita itu bernama Luci Angelina, walaupun wanita tapi kemampuan menggunakan senjatanya mengalahkan pria, ditambah ia juga memiliki kemampuan Hacker.
Mobil berjalan meninggalkan tempat tersebut, Seva tidak berbicara sama sekali, ia tidak tahu apa yang akan dilakukan wanita itu kepadanya.
"Awalnya aku ragu kalau kamu bukanlah pecundang yang selama ini ditindas Velix dan bawahannya, akan tetapi setelah aku mengamati Video saat kamu membunuh Ray dan bawahannya ternyata itu benar kamu, aku tidak menyangka kalau kamu akan berubah drastis seperti ini," ucapnya sambil menyetir.
"Tidak usah banyak basa-basi, katakan saja apa maumu sebenarnya?" tanya Seva sambil bersiap untuk membunuh wanita itu jika akan membawanya ke markas Gangster Ghost.
Luci tersenyum. "Tidak perlu takut seperti itu, aku cuma tertarik denganmu, sangat jarang ada pria sepertimu, Seva Adelray," jawabnya santai.
Seva mengernyitkan dahi, ia masih belum percaya kalau Luci akan membiarkannya begitu saja, sehingga pria itu terus waspada terhadapnya. Namun, kewaspadaannya seiring semakin menurun ketika Luci tidak membawanya ke markas Gangster Ghost, tapi malah ke sebuah rumah yang entah milik siapa.
"Ayo turun!" ajak Luci lembut, setelah memarkirkan mobilnya di garasi.
Seva menurut, ia turun dari mobil menyapu pandangannya ke seluruh rumah tersebut. Rumah dua lantai yang cukup bagus untuk ditinggali sebuah keluarga.
"Ini rumahku, tidak perlu waspada terus seperti itu," ucap wanita itu lembut sambil membuka pintu.
"Sebenarnya apa maumu Luci?" tanya Seva memastikan ketika sudah masuk kedalam rumah.
Luci melepaskan jaketnya dan melemparkan ke sofa, sehingga lekuk tubuh seksinya terlihat karena wanita itu hanya mengenakan tank top dan jeans.
Wanita itu berbalik, ia menghampiri Seva hingga jarak mereka hanya tinggal sejengkal saja. Tangan Luci mengusap dada bidang Seva dengan lembut sambil tersenyum.
Seva dengan sigap mencekal tangan Luci dengan erat, ia tidak mau mati begitu saja ditangan wanita licik yang ada dihadapannya itu.
"Apa kamu suka main kasar dengan wanita? Ayolah Seva, aku hanya ingin menikmati kebersamaan ini denganmu," ucapnya menggoda.
Seva mengernyitkan dahi. "Luci aku tahu ka... mmm...."
Mata Seva membelalak lebar ketika wanita itu tiba-tiba mengulum bibirnya. Pria yang selama ini tidak menyentuh wanita itu, jelas saja terkejut dengan perlakuan Luci. Namun, ia tidak menolaknya sama sekali, karena dari dulu ia juga ingin merasakan bersentuhan dengan wanita.
Luci melepaskan bibirnya, ia tersenyum lalu memeluk Seva. "Jika saja kamu dari dulu tidak pengecut, mungkin aku akan jatuh cinta pada pandangan pertama, seperti sekarang ini," ucap wanita itu lembut.
Seva melepaskan pelukan Luci. "Apa maksudmu?" suaranya yang sedari tadi dingin, kini melembut.
Luci menghela napas, ia melepaskan tank top nya hingga terlihat penutup gunung kembarnya yang terpampang jelas dihadapan Seva.
Wanita itu meraih tangan Seva dan membiarkan menyentuhnya. "Aku sekarang milik kamu, Seva," ucapnya dengan suara sedikit mendesah.
Seva bagaikan tersetrum listrik ribuan Volt, pusakanya langsung tegap berdiri, nalurinya sebagai seorang lelaki langsung tumbuh, pria itu dengan kasar mulai mencumbu Luci.
Kedua insan tersebut berpacu dalam indahnya surga dunia, Seva yang tadinya sangat waspada terhadap Luci, kini pria itu menikmati setiap jengkal tubuhnya.
Hingga akhirnya setelah beberapa kali bermain, mereka berdua beristirahat di kamar Luci sambil bersandar di ranjang.
Terlihat Luci yang begitu manja kepada Seva, wanita itu menyenderkan tubuhnya di bahu pria itu sambil memainkan jarinya di dada bidang Seva.
"Katakan padaku kenapa kamu tiba-tiba seperti ini?" tanya Seva lembut sambil mengusap-usap puncak kepala wanita itu.
Luci mendongak menatap pria yang sudah merobek mahkotanya itu. "Bukankah aku sudah bilang, kalau aku mencintaimu?"
Seva mengernyitkan dahi. "Hanya itu alasanmu?"
Luci mengangguk pelan. "Sebenarnya dari awal aku sudah suka dengan pria baik seperti mu, hanya saja kau terlalu lemah dan kamu tahu sendiri posisiku di Gangster Ghost, aku ragu untuk mendekatimu, maaf hanya bisa menyaksikan penderitaan kamu selama ini."
"Jadi itu alasan kamu juga sering menyelamatkan aku?" tanya Seva memastikan.
Luci mengangguk-anggukkan kepalanya, memang ia sering diam-diam membantu Seva, terkadang kalau terluka parah memberikannya kotak obat, walaupun tidak secara langsung mengobatinya, tapi Seva tahu kalau Luci peduli padanya, hanya saja karena ia seorang pemimpin kelompok wilayah, jadi tidak bisa sembarangan membantu Seva agar bawahannya tetap menghormatinya.
Seva tahu betul posisinya, ia tidak menyalahkan Luci, karena jika wanita itu menunjukkan perhatiannya secara langsung, besar kemungkinan pria itu bisa dibunuh.
Seva menghela napas kasar. "Jadi setelah tahu kalau aku bisa bertarung kamu mencariku?"
Luci mengangguk sambil tersenyum. "Jangan marah Seva, aku melakukan itu juga untuk kebaikanmu, sebagai permintaan maaf aku rela memberikan keperawananku, padamu," jawabnya manja.
Seva tersenyum tipis. "Aku tidak menyangka kamu masih Perawan, padahal aku kira kamu... Aw!" pekik Seva ketika wanita itu mencubit perutnya.
Terlihat Luci menggembungkan pipinya sambil menatap Seva dengan aneh, pria itu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum simpul.
"Maaf Luci dan terima kasih...." Seva mengecup puncak kepala wanita itu dengan mesra.
Amarah Luci langsung mereda, ia memeluk Seva sambil tersenyum senang, mereka berdua mengobrol-ngobrol di kamar hingga beberapa saat, sebelum akhirnya beranjak dari ranjang, membersihkan diri dan pergi ke ruang monitor Luci.
Di sana Seva dan Luci sudah sepakat untuk menghabisi Velix, terlepas dari apa yang dilakukan Velix terhadap Seva. Luci juga memiliki dendam pribadi karena pria itu hampir saja menjebol keperawanannya dengan paksa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
farid fariadi
kucing mana yg dikasih ikan nolak?
2025-01-25
0
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
busyet seperti soang aja main sosor 🤦♀️
2023-12-02
0
Hades Riyadi
Lanjutkan Thor 😛😀💪👍👍🙏
2023-08-15
0