Lisa yang tersungkur di atas ranjang, ia merasa pipinya sangat perih, terutama bibirnya yang mengeluarkan darah, ia berkali-kali menghela napas berat.
"Gila kamu Lusi!!"
Plak..!!
Bagas berteriak sambil menampar istrinya, cukup sudah ia merasa kalau kesabarannya sudah habis, selama ini ia diam saat melihat wanita yang di cintainya mendapatkan kekerasan dari istrinya, tapi tidak dengan sekarang ia akan melakukan apa pun untuk wanita yang di cintainya.
Sekali pun mungkin orang lain menganggap Bagas banci karena telah melakukan kekerasaan terhadap wanita, tapi ia tidak peduli, sudah cukup selama ini wanita yang di cintainya menderita, ia tidak akan pernah membiarkan wanita yang di cintainya semakin menderita.
Setelah itu Bagas langsung membangunkan menantunya yang tersungkur ke atas ranjang.
"Kamu tidak apa-apa nak?"
Bagas bertanya sambil mengusap darah di sudut bibir menantunya.
"Lisa baik-baik saja Pa."
Lusi masih diam saat mendapat tamparan dari suaminya, selama ini ia belum pernah mendapatkan kekerasan dari suaminya, tapi kali ini ia mendapatkan kekerasan hanya karena masalah menantunya.
Apa lagi Lusi tau kalau dulu suaminya sangat membenci menantunya, tapi semenjak putranya membawa Luna ke rumah membuat suaminya menyayangi menantu yang sangat suaminya benci.
Bukan hanya Lusi yang terkejut, sebenarnya Lisa juga terkejut saat melihat Papa mertuanya menampar Mama mertuanya, apa lagi selama ia menjadi menantu mereka, ia belum pernah melihat Papa mertuanya melakukan kekerasan, dan tadi pertama kalinya ia melihat Papa mertuanya melakukan kekerasan.
"Kamu menampar aku?"
Setelah beberapa saat diam akhirnya Lusi bertanya juga pada suaminya.
"Iya, aku menampar kamu Lusi, karena kamu sudah keterlaluan dengan menantuku, selama ini aku diam, tapi kamu semakin kurang ajar walau pun aku sudah memperingatkan!"
Lusi langsung mengepalkan ke dua tangannya, ia tidak percaya kalau suaminya akan membela wanita yang baru saja suaminya kenal 2 tahun yang lalu dari pada dengan ia yang sudah menikah 16 tahun yang lalu.
"Apa yang kamu katakan pada suamiku hingga kamu di utamakan wanita mandul?!"
"Lisa tidak mengatakan apa pun tentang Mama."
Setelah mengatakan itu Lisa maju beberapa langkah pada Mama mertuanya hingga ia menyondongkan kepalanya pada Mama mertuanya.
"Tapi Lisa tau kalau Mama mengkhianati Papa."
Setelah mengatakan itu Lisa langsung memundurkan tubuhnya sambil tersenyum lebar saat melihat wajah marah dari Mama mertuanya.
"Dasar wanita gila!! Akan aku pastikan kalau Rafa akan menceraikan kamu!!"
"Iya silahkan, aku bersyukur kalau Rafa segera menceraikanku."
Lusi langsung pergi dari kamar suaminya dengan amarah yang memuncak saat tau kalau menantunya tahu perselingkuhannya dan bisa jadi menantunya memiliki bukti perselingkuhannya.
Lusi langsung berjalan ke arah putranya yang sedang sibuk dengan laptopnya karena masalah data rahasia yang beredar di internet.
"Rafa."
Lusi memanggil putranya sambil duduk di samping putranya. Rafa sangat terkejut saat melihat pipi Mamanya ada bekas tamparan.
"Ma, ini kenapa?"
Rafa bertanya sambil mengusap pipi Mamanya dengan perasaan kuatir.
"Ini semua karena wanita mandul, Mama jadi di tampar oleh Bagas, Raf, lebih baik kamu ceraikan wanita mandul itu, untuk apa lagi kamu pertahankan wanita seperti Lisa? Sampai kapan kamu berharap kalau istri sialan mu itu bisa hamil?!"
Rafa menghela napas berat saat mendengar pertanyaan dari Mamanya, dan ia yakin kalau Mamanya sudah keterlaluan pada istri pertamanya hingga membuat Mamanya di tampar, karena ia sangat mengenal Papa tirinya, Papa tirinya tidak akan bermain tangan jika ucapan Mamanya tidak keterlaluan.
Apa lagi selama menikah Rafa belum pernah melihat Mamanya mendapatkan kekerasan, dan ia sendiri juga belum pernah mendapatkan kekerasan, walau pun ia anak tiri, tapi ia bisa melihat kalau Papa tirinya itu sangat menyayanginya, hanya saja ia masih belum yakin apa rumah tangga orang tuanya baik-baik saja, mengingat orang tuanya tidak memiliki anak lagi.
Bukan hanya itu Papa tirinya saja seperti menjaga jarak dari pertama menikah, tapi dulu masih tidur satu kamar yang sama, tidak seperti setelah Rafa menikah, Papa tirinya lebih suka menyendiri di kamar yang biasanya hanya untuk bekerja, tapi sekarang Papa tirinya selalu menempati kamar itu dan jarang sekali ke kamar Mamanya.
"Ma, apa yang Mama lakukan pada Lisa hingga Mama di tampar oleh Papa? Rafa tau Papa bukan lelaki kasar, Rafa sangat mengenal Papa, Papa lelaki baik Ma."
"Iya memang Bagas lelaki baik, tapi karena wanita mandulmu membuat Bagas menjadi kasar pada Mama, harusnya kamu tanyakan pada wanita mandulmu, bahkan wanita mandulmu itu bilang akan merebut suami Mama!"
Rafa langsung berdiri, ia menatap Mamanya dengan mata yang sangat kecewa.
"Ma, dia Lisa istri Rafa, berhenti memanggil Lisa wanita mandul, apa Mama lupa dengan perjanjian yang Mama buat untuk Rafa? Mama bilang kalau Rafa menikahi Luna, Mama akan berhenti menghina Lisa, Mama tidak akan melakukan kekerasan lagi terhadap Lisa. Mama harus ingat kalau tanpa Lisa Rafa bukan siapa-siapa Ma, Mama harus ingat kalau tanpa Lisa perusahaan peninggalan Papa tidak akan terselamatkan, Mama harus ingat kalau tanpa semangat Lisa mungkin Rafa sudah putus asa karena Rafa lumpuh, tolong mengerti perasaan Rafa sedikit saja Ma, Rafa mencintai Lisa, jangan hanya karena Lisa tidak bisa memberikan Mama cucu, hingga Mama lupa akan semua kebaikan Lisa."
"Kamu lebih membela wanita mandul itu dari pada Mama kamu Raf?! Ingat Mama itu yang melahirkan kamu!"
Lusi berbicara sambil berdiri, ia tidak habis pikir kenapa suami dan putranya lebih membela orang luar dari pada ia sendiri.
Rafa mengusap wajahnya dengan sangat kasar, ia tidak tau harus berbicara apa lagi agar Mamanya mengerti.
"Ma, Rafa sedang tidak ingin berdebat, Rafa sedang memiliki banyak pekerjaan, perusahaan Rafa sedang di ujung tanduk, Mama harus mengerti sedikit perasaan Rafa."
"Bukan'kah perusahaanmu itu menduduki perusahaan terbaik selama 2 tahun ini? Bagai mana bisa perusahaanmu akan bangkrut?"
"Data rahasia perusahaan tersebar luas di internet dan Rafa harus membuat ulang untuk mengajak kerja sama dengan perusahaan lain."
"Ini pasti ulah wanita mandulmu, bagai mana pun juga dulu wanita mandulmu yang memegang perusahaanmu, harusnya kamu ceraikan wanita mandulmu Rafa, dia semakin keterlaluan!"
"Lisa tidak keterlaluan Ma, sudah sepantasnya Rafa mendapatkan ini semua, karena Mama menyuruh Rafa untuk menikahi Luna, itu sama saja kalau Rafa tidak tau terima kasih pada Lisa yang sudah mengorbankan segalanya untuk Rafa, Lisa bukan hanya meninggalkan ke dua orang tuanya untuk hidup bersama Rafa, tapi Lisa juga menderita selama ini karena Rafa. Ma, seharusnya Rafa memberikan Lisa kebahagiaan setelah membuat Lisa susah selama 2 tahun ini, tapi apa yang Rafa lakukan Rafa mengkhianati Lisa karena Mama!"
Setelah mengatakan itu Rafa langsung menutup laptopnya, ia langsung pergi ke kamarnya sambil membawa laptopnya, karena bagi ia percuma berdebat dengan Mamanya, Mamanya tidak akan mengerti perasaanya, Mamanya tetap egois dan tidak mau mengalah.
"Rafa jangan pergi! Mama belum selsai berbicara!"
Tidak ada sahutan dari Rafa, Rafa tetap melangkah pergi dari sana untuk ke kamarnya.
"Ini semua gara-gara wanita mandul itu! suami dan anakku menjadi kurang ajar, tapi dari mana Lisa tau perselingkuhanku?" batin Lusi
Lusi tidak tau dari mana Lisa bisa tau tentang perselingkuhannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
mom mimu
mampir lagi bawa satu iklan, semangat terus kak 💪🏻💪🏻💪🏻
2023-07-25
1
〈⎳ HIATUS
bagus, bongkar aja semua kebusukan Lusi BONGKAR SEMUANYA!!!
2023-06-22
1