Lisa masih diam dalam pelukan Papa mertuanya dengan air mata yang mengalir deras, ia merasa pelukan dari Papa mertuanya itu sangat hangat dan tidak asing, ia merasa pelukan Papa mertuanya sebelumnya pernah ia dapatkan.
Lisa juga merasa seperti terlindungi saat merasakan pelukan hangat dari Papa mertuanya, ia tidak tau perasaan apa itu, apa lagi ia tidak dekat dengan Papa mertuanya karena ia tau kalau Papa mertuanya dulu tidak merestui pernikahan ia dengan Rafa.
Setelah jauh lebih tenang Lisa langsung melepaskan pelukan dari Papa mertuanya, lalu ia langsung melihat ke arah suaminya yang sedang menyeka air matanya sendiri.
Lisa tidak tau kenapa suaminya menangis, bukan'kah yang tersakiti di pernikahan ini hanya ia sendiri, tapi ia merasa suaminya seperti merasa tersakiti juga.
"Mari kita berpisah."
Walau pun berat Lisa mengucapkan kalimat itu, tapi ia terpaksa mengucapkannya karena ia tidak mau di madu, walau pun ia sangat mencintai suaminya, tapi bukan berarti ia mau di madu.
Rafa sangat terkejut saat mendengar permintaan dari istri pertamanya, kalau pada akhirnya ia tidak bisa mempertahankan istrinya, untuk apa ia menikahi Luna.
"Rafa, mari kita berpisah."
Lisa mengatakan untuk ke dua kalinya karena melihat wajah suaminya yang terlihat terkejut dan tidak menjawab ucapannya.
"Aku tidak akan pernah mau berpisah darimu sayang, karena cintaku dan sayangku hanya untuk kamu."
Lisa berdiri sambil tertawa getir saat mendengar suaminya mengatakan cinta tanpa tau malu. Begitu pun dengan Bagas ia juga ikut berdiri di samping menantunya.
"Kamu bilang cinta? Apa masih pantas kamu mengatakan cinta di saat kamu mengkhianati aku dengan sahabatku sendiri? Rafa, di mana akal sehatmu?"
Bagi Lisa suaminya memang setengah gila, bagai mana bisa suaminya mengatakan cinta di saat suaminya sudah mengkhianati pernikahannya.
"Untuk apa kamu mempertahankan Lisa Rafa?! Lisa sudah ingin berpisah, jadi kamu tinggal ikuti saja kemauannya, lagi pula Lisa itu wanita tidak berguna!!"
"Mama bilang Lisa tidak berguna?! Ma, kalau bukan untuk mempertahankan rumah tangga Rafa dengan Lisa, untuk apa Rafa menikahi wanita pilihan Mama?!"
Rafa bertanya sambil menatap tajam pada Mamanya, untuk pertama kalinya ia menatap tajam pada Mamanya karena sudah hilang batas kesabarannya, selama ini ia selalu menuruti keinginan Mamanya, tapi ia tidak menyangka kalau Mamanya selalu tidak pernah puas dengan apa yang Mamanya inginkan.
"Kamu menatap Mama karena wanita mandul itu Rafa?! Dan kamu Lisa, ini semua karena kamu hingga Rafa tadi membentakku dan menatap tajam padaku!"
Andaikan saja di ruangan itu tidak ada suaminya, Lusi sudah ingin mencakar habis wajah menantunya karena putranya telah membentaknya.
"Cukup Ma! Mama jangan pernah terus menyalahkan istri Rafa, istri Rafa di sini hanya korban karena keegoisan Mama, dan Mama bisa-bisanya masih menyalahkan istri Rafa, di mana hati nurani Mama?!"
"Ini semua karena kamu bodoh!"
Lusi berteriak sambil mendorong menantunya dan suaminya dengan sigap menahan tubuh menantunya.
"Jangan keterlaluan Lusi! Sekali lagi kamu menyakiti menantuku, jangan salahkan aku kalau aku ingin kita berpisah!"
Lusi yang mendengar ucapan dari suaminya, ia sangat terkejut, ia tidak tau ada apa dengan hari ini, putra yang selalu penurut sekarang membentak ia, dan suami yang sangat pendiam dan terkesan tidak peduli dengan apa pun juga sekarang memarahinya.
Lusi tidak tau kenapa suaminya sangat membela menantu, padahal dulu suaminya sangat membencinya, ia sangat iri dengan menantunya yang mendapatkan perlakuan baik dari suaminya.
Apa lagi selama 16 tahun menikah Lusi tidak pernah mendapatkan pelukan hangat dari suaminya, bahkan saat melakukan layaknya suami istri, suaminya selalu menggunakan pengaman dan suaminya selalu mengatakan tidak ingin mengkhianati wanita yang bernama Lisa.
Lusi pernah melihat foto Gadis berusia 7 tahun saat 16 tahun yang lalu, wanita yang sangat suaminya cintai, kalau saja dulu suami pertamanya tidak meninggal dan tidak meminta Bagas untuk menikahinya, mana mungkin ia dan Bagas menjadi sepasang suami istri.
Apa lagi sebelum suaminya menikahi Lusi suaminya mengajukan tiga syarat, syarat pertama suaminya tidak ingin ia hamil, syarat ke dua suaminya akan menceraikan ia kapan pun setelah putranya dewasa, dan syarat ke tiga suaminya meminta ia untuk tidak berharap membalas cintanya, tapi ia tetap menyetujui permintaan suaminya.
Lusi pikir dengan berjalannya waktu ia akan mendapatkan cinta dari suaminya, ternyata hingga sekarang ia belum bisa mendapatkan cinta dari suaminya.
Bukan hanya Lusi yang terkejut dengan ucapan dari Bagas, tapi semua orang yang ada di ruangan itu sangat terkejut, terutama Rafa, ia sangat terkejut dengan ucapan dari Papa tirinya, ia merasa kalau Papa tirinya itu seperti sangat mencintai istrinya, terlihat jelas wajah Papa tirinya yang menunjukkan wajah kuatir dan marah.
Apa lagi selama ini Rafa tau kalau Papa tirinya sangat membenci istri pertamanya, kejadian itu sudah 2 tahun lebih saat ia memutuskan untuk melamar Lisa.
"Sudah Pa, Lisa tidak kenapa-napa, Papa jangan pernah di masukin ke hati, aku baik-baik saja."
Bagas hanya menganggukkan kepalanya sambil menyeka darah menantunya yang ada di ke dua sudut bibir menantunya.
"Jangan sedih lagi nak, kamu tidak pantas menangisi lelaki seperti Rafa, lelaki yang berani menghadirkan wanita lain tanpa sepengetahuan kamu."
"Seharusnya begitu Pa, seharusnya Lisa tidak boleh menangisi lelaki bajingan seperti Rafa, tapi dada Lisa sangat sakit Pa."
Lisa berbicara sambil memukul dadanya yang terasa sangat sakit, ia tidak mungkin tidak menangis, kalau lelaki yang ia cintai dari usia 18 tahun itu tega mengkhianati pernikahannya.
Sedangkan Rafa menatap Papa tirinya dengan perasaan tidak percaya saat mendengar ucapan dari Papa tirinya yang seolah-olah menjadi kompor dalam kisah rumah tangganya.
Rafa ingin sekali menarik istri pertama dalam pelukannya, tapi ia tidak bisa melakukan itu, ia hanya menatap istri pertamanya yang sedang di peluk oleh Papa tiri untuk yang ke dua kalinya.
Rafa merasa kalau Papa tirinya sedang merayu istri pertamanya, ia mengenal Papa tirinya sudah 16 tahun, Papa tirinya tidak pernah mau dekat dengan seorang wanita, apa lagi menyentuh wanita, tapi kali ini Papa tirinya berani memeluk istrinya.
"Sudah, lebih baik kamu istirahat nak, Papa akan mengantarmu ke kamar."
Lisa langsung melepaskan pelukan dari Papa mertuanya sambil menganggukkan kepala, lalu ia di rangkul oleh Papa mertuanya dan langsung berjalan ke arah kamar.
Setelah di kamar Lisa langsung duduk di tepi ranjang dengan air mata yang mengalir semakin deras saat mengingat kenangan di kamar.
"Iya sudah Papa keluar dulu nak, kalau ada apa-apa kamu bilang Papa, Papa tidak mau kalau kamu sampai di sakiti oleh orang jahat seperti mereka."
Lisa yang mendengar ucapan dari Papa mertuanya, ia langsung melihat ke arah Papa mertuanya, ia tidak tau kenapa di saat seperti ini yang mengerti perasaannya hanya Papa mertuanya.
"Apa Papa kasihan pada Lisa? Untuk itu hanya Papa yang mengerti posisi Lisa?"
"Bagai mana Papa tidak kasihan kalau kamu adalah wanita yang sangat Papa cintai Lisa?" batin Bagas
Sayang ucapan itu hanya Bagas ucapkan di dalam hatinya, ia sama sekali tidak ingin mengungkapkan perasaannya pada menantunya, ia masih ingin menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan cintanya.
"Iya nak."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Syhr Syhr
Ternyata wanita itu pilihan mamanya. Jahat kelen/Whimper/
2024-01-23
1
life
🔥🔥🔥🔥
2024-01-22
1
auliasiamatir
bagus... lanjut baca aku
2024-01-11
1